Curahan hati(2)

165 17 0
                                    

Halohalo ..

Udah lama banget aku gk up cerita ini lagi :(
So, kali ini aku double up
Yeayyyyyyy
Hehe..

Hm, makasih buat yang masih nunggu cerita ini. Cerita ini tanpa kalian bukanlah apa-apa😆

💗 Thank you 💗

----------------------------

Aktivitas di kampus hari ini cukup melelahkan, Andra baru saja tiba dari perjalanan kampus menuju rumahnya. Segera ia memarkirkan motornya di garasi.

Baru saja turun dari motor, sakunya bergetar. Panggilan dari nomor kode negara asing yang tidak dikenalnya tampak memenuhi layar handphonenya. Dengan dahi berkerut Andra menslide tombol hijau segera.

"Halo," Sapa Andra.

"..."

Tidak ada suara yang menyahut dari seberang sana, Aneh.

"Halo?" Sapa Andra sekali lagi tidak sabaran. Dia sudah cukup lelah hari ini dan ingin segera tidur.

"Ini gue,"

Mendengar suara itu, Andra tergugu. Dia sangat terkejut mendengar suara orang diseberang sana. Sudah lama sekali, ada apa gerangan?

Andra hanya bisa diam, menunggu seseorang yang meneleponnya ini mengeluarkan suara terlebih dahulu.

Setelah beberapa detik saling diam, tiba-tiba pemuda itu  menyahut.

"Apakabar, Ndra?" Sahut pemuda yang menelepon dengan aksen barat yang masih terasa.

"Gue baik. Apakabar dia?" Jawab Andra sambil menghela nafas sesak. Sudah lama dia tidak mendengar kabar seseorang yang setiap hari ada dipikirannya.

"Sorry,"

Sorry?, apa maksudnya? Batin Andra tidak tahu kemana arah pembicaraan ini. Apakah ada hal-hal buruk yang sedang menimpa Milka?

"Mulai sekarang, lo jangan menghubungi Milka lagi." Ucap pemuda itu

"Maksud lo apa?" Tanya Andra bingung dan sedikit kesal. Astaga, apa-apa an ini.

"Kami sudah bertunangan."

---

Masih teringat dipikiran Andra tentang telepon dari Galang. Yap, yang meneleponnya tadi adalah Galang, teman SMA nya dulu. Ketika lulus dari bangku SMA Galang dan keluarganya bermutasi ke Singapura dan kebetulan bertetangga dengan rumah Milka yang juga di Singapura.

Mereka sudah bertunangan?

Andra tertawa miris, jika mereka bertunangan berarti kondisi Milka sudah membaik. Pantas saja Milka tak pernah menghubunginya. Ternyata dia sudah menemukan kebahagiaannya. Hanya Andra yang goblok masih terus memikirkan gadis itu. Menunggu kabar darinya dan menepati janji mereka untuk selalu bersama.

Gara-gara kabar itu, semula ia yang ingin beristirahat selepas dari kampus ia urungkan dan segera menyusul paksa Tari. Gadis yang sedang tertidur dipelukannya saat ini. Memikirkan itu, dia lupa berterimakasih padanya karena sudah menghiburnya dan membuat Andra lupa masalahnya walau hanya sebentar.

Tubuh Tari tiba-tiba menggeliat kedinginan dipelukan Andra. Untuk itu, Andra segera mengeratkan pelukannya dan mengelus rambut Tari agar gadis itu tertidur nyenyak.

Setelah dipikir-pikir, Tari yang dikenalnya beberapa bulan ini adalah gadis yang menyenangkan, cantik dan tentu saja teramat baik. Andra sungguh penasaran, apakah tidak ada laki-laki yang singgah dihatinya. Apakah Andra memiliki kesempatan?

Andra segera menggeleng-gelengkan kepalanya, mengingat pemikirannya barusan yang ingin berada di hati Tari. Andra sadar diri, dia tidak pantas untuk gadis ini. Lagi pula, Milka masih menempati hatinya. Entah kapan Andra bisa menghilangkan perasaannya kepada Milka yang sudah jelas bahagia bersama orang lain.

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Ini sudah malam, Andra harus mengantarkan gadis ini pulang. Tapi Andra tidak tega begitu melihat pulasnya Tari yang tertidur. Apakah senyaman itu tertidur dengan posisi seperti ini dan kaki menekuk.

Sebelum dia membangunkan Tari, entah dorongan dari mana bibirnya menyentuh dahi Tari. Dan seakan tersadar dari tindakannya barusan dia langsung menjauhkan bibirnya dari dahi Tari dan menepuk pipi gadis itu pelan. Berhasil, Tari pun bangun dan mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk di matanya. Tari langsung bangun karena dia tersadar bahwa dia terbangun dari pelukan Andra. Astaga, kenapa bisa-bisanya dia tertidur di pelukan Andra. Bagaimana kalau dia tidurnya menjijikkan,ngorok atau ?!

"Yuk, balik."

"Kamu udah baikan?" Tanya Tari penasaran.

"Kepo."

Dasar cowok nyebelin,

Jika dilihat sih, wajah cowok itu udah gak semuram tadi. Dan sekarang dia juga lagi senyum-senyum kaya orang gila. Emang gila nih cowok. Ah, sudahla sudah malam. Mama pasti nyariin. Batin Tari

Mereka berjalan bersisian menuju sepeda motor sambil bercakap-cakap.

Malam itu, hubungan mereka semakin belangkah-langkah lebih maju.

------

Sunset To Sunrise With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang