Awal yang salah

341 22 12
                                    

kado di akhir tahun for you guys ❤️

***

Sudah pagi, ternyata cepat sekali waktu itu berjalan. Di depan halaman sebuah rumah mewah seorang gadis tercenung, memikirkan kembali akan apa yang telah dia putuskan. Terlalu lama berpikir membuat kepalanya pusing juga. Ah, sudahlah resiko dari keputusannya ini tidaklah terlalu besar. Toh, tujuannya baik. Dia segera memencet bel rumah mewah tersebut dan selang beberapa lama disambut oleh kedatangan seorang wanita cantik paruh baya yang kemudian datang membuka pagar, dibelakangnya tiba-tiba muncul seorang lelaki yang dikenalnya terkejut melihat kehadirannya dan langsung berlari membantu wanita cantik tadi membuka gerbang.

"Eh, Lo Tar. Ada apa?" Tanya lelaki itu sebelum Mamanya bertanya terlebih dahulu.

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu, bisa?" Balas tari sambil memandang tidak enak ke Mama Andra.

"Andra, ada tamu kok gak disuruh masuk. Malah diajakin ngobrol di depan. Gimana sih," sahut Mama Andra sambil tersenyum pada Tari.

"Ngghh, gausah repot-repot Tante. Makasih, Tari sama Andra mau ngobrol disini aja. Oh iya, ini ada kue bolu Tante." Balas Tari

"Wah, kue kesukaan Tante. Makasih ya, ayo masuk dulu kita makan sama-sama." Ucap Mama Andra

"Ma, Andra mau ke Taman depan komplek aja bareng temen Andra.  Duluan ya Mam" balas Andra mendahului Tari cepat.

Sambil mencium pipi Mamanya, Andra segera menarik tangan Tari untuk meninggalkan rumahnya segera. Di perjalanan menuju taman, suasana menjadi hening sesaat. Mereka merasa canggung satu sama lain dan bingung dengan apa yang akan dikatakan. Siapa yang memulai.

"Kita kok jadi diem-dieman gini sih," Tari memulai pembicaraan.

"Kan Lo yang katanya mau ngomong sesuatu ke gue tadi,"

"Ja..jja..jadi gini, setelah aku berpikir keras, sampai bikin aku capek. Ayo kita pacaran beneran." Balas Tari tak berani menatap Andra.

"Lo gila? Lo Taukan ujungnya bakal gim.."

Tari langsung melotot marah dan "Ih, aku belum selesai ngomong tau!, Dengerin dulu. Kamu tau kan tujuannya sebenernya baik, kamu pengen move on dari dia yang namanya siapa sih lupa aku dan gaada salahnya kan aku mencoba bantu kamu? Toh untuk akhirnya nanti ya kita kan gatau bakal gimana. Jalanin aja belum,"

"Tapi, Lo bakalan sakit Tar. Gak waras nih anak,"
Andra tidak habis pikir, kemana pikiran waras Tari. Dijadikan pelarian? Menjalani hubungan yang zonk. Didunia ini gak akan ada orang yang mau. Sinting.

Tari terdiam mendengar ucapan Andra. yah, inilah keputusan yang sudah dia pikirkan masak-masak. Entah, dia juga tidak tahu kemana akal warasnya. Tapi dia yakin, jika sesuatu hal memiliki tujuan dan niat yang baik maka akan berakhir juga.

"Apa salah aku suka sama kamu, Ndra?"

"A...pa?" Mereka terdiam. Saling menatap. Andra menatap Tari untuk mencari kejujuran dari perkataan gadis ini. Tari menatap Andra untuk menunjukkan keseriusannya.  Sebenarnya Tari juga tidak tahu, apakah perasaan ini sungguh perasaan suka atau semacam apa dia tidak tahu. Yang jelas, dia merasakan sakit ketika melihat Andra terluka. Dia berani mengambil segala resikonya. Tidak ada salahnya untuk memulai kan?

Sedangkan Andra, sebenarnya ingin-ingin saja dia mengikuti apa mau Tari. Toh, dia juga memang benar-benar butuh seseorang yang dapat membuatnya melupakan Milka. Tapi, apakah dia mampu?

Semakin rumit.

"Kita buat kesepakatan aja gimana? Biar semuanya jelas aja sih."

"..."

***

Malam ini hujan turun, sambil menatap cermin di meja rias. Tiba-tiba berdering sebuah telepon dari kontak yang tertulis 'Andra'. Ya, mereka sudah memutuskan. Kini mereka akan memulai semuanya dari awal. Hati Tari yakin, tapi juga takut. Apa yang bisa dia berikan buat Andra sehingga Andra dapat melupakan Milka. Tari menjadi tidak percaya diri. Dia melupakan semua kepercayaan dirinya, dan keyakinannya tidak seperti pagi tadi.

Flashback on

"Kita buat kesepakatan aja gimana? Biar semuanya jelas aja sih."

"..."

"Oke, apa kesepakatannya?"

"Kita akan uji coba hubungan ini selama 1 bulan, jika gue masih belum bisa move on dari Milka, gue minta maaf gue gabisa ngelanjutin ini semua. Gue gak mau bikin Lo sakit Tar. Tolong ngertiin posisi gue."

Tari terdiam lagi.

2 menit kemudian

"Oke, aku setuju."

"Tapi, kalau aku berhasil. Gimana Ndra?"

"Kita hilangkan kesepakatan ini, dan kita akan berlanjut sebagaimana mestinya."

Andra mengulurkan tangannya kepada Tari, dan dibalas Tari.

"Sepakat"

Flashback off

Tari menslide tombol hijau, dan

"Hai Andra, sorry ya lama ngangkat telpon kamu. Habis mandi soalnya" Tari berbohong.

"Aelah, santai aja kali kalo sama gue hehe"

"Kamu udah lupa ya? Kan tadi udah aku ajarin buat ngomong aku-kamu bukan Lo-gue. Kamu lupa apa pura-pura lupa. Sengaja ya?"

"Iya sengaja, hehe.  Santai gue eh aku maksudnya inget  kok. Jujur ya Tar, bibir gue memberontak ini bilang aku-kamu ke Lo eh kamu."

"Astaga, berontak apaan si gaje banget. Biasain dong," sahut Tari sewot

"Siap babe,"
Deg, ini yang tidak disukai Tari dari Andra. Entah cowok ini emang begini atau suka baperin orang. Bikin hati Tari jadi ada badai Guntur aja.

"Woi, halooo ada orang? Kok gaada suara yak?"

"Apaan si gajelas banget kamu Bambang!"

"Kamu kok gitu sih, aku khawatir tau. Jangan suka bengong, entar aku jadi cinta mati sama kamu nih" balas Andra nyeleweng

"Yee, apa hubungannya coba. Kamu laper ya?"

"Eh kok tau? Wah ternyata kamu bakat jadi dukun juga ternyata.  Gak nyangka aku punya pacar dukun hihihihu"

"Kamu rese kalo lagi laper. Sono makan, aku mau bantu mama. Bye" Tari lama-lama stress juga menghadapi Andra ini.

"Wait, tunggu jangan dimatiin dulu. Buru-buru amat"

"Apa lagi,"

"Enghh, makasih ya Tar. Aku akan berusaha menjalani ini semua sebaik dan semaksimal mungkin. Good nite, mimpi indah," Ucap Andra dan langsung sambungan telepon terputus.

Astaga, jantung Tari rasanya mau copot. Mama..........

***

31 Desember 2019.
Last part in 2019.
Happy New Year All

Sunset To Sunrise With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang