In my head.
Stupid mistakes. That's the perfect sentence that could describe us.
It was a busy morning. Then again. We trapped in the same place again, accidentally. I know how sleepy head i am kalau emang udah kecapekan banget. Malam sebelumnya, ketika 5SOS dan 3Geez di studio buat rekaman single khusus project amal, gue ngantuk banget karena seharian penuh jadwal udah padat. Jadilah setelah take bareng-bareng, gue izin ke toilet. But guess what, gue ketiduran in the fucking bath up. Untung bersih.
Jadilah pagi-pagi gue bangun kedinginan dan kaget setengah mati. Cepat-cepat gue lari ke ruangan dimana seharusnya orang-orang berada. But nihil, there's only me. Gue meriksa ponsel yang ada di kantung celana, yang rupanya sudah tewas entah sejak kapan. Melihat sofa, gue berniat buat tidur lagi. Tapi rasa lapar membuat gue ragu. I need to get out of here.
Jadilah gue melangkah ke pintu keluar, tapi tubuh tinggi menjulang berdiri di sana. Dengan wajah baru bangunnya, Luke menatap kikuk. Gue pun bingung dengan keberadaan dia di sini. Kita sama-sama mau angkat bicara, tapi berhenti membiarkan yang lain berbicara terlebih dahulu. Tapi detik-detik selanjutnya, tidak ada yang bersuara. Gue baru mau angkat suara lagi, but the damn stomach merengek dengan kerasanya. Gue pun memegang perut gue dengan penuh rasa malu.
Luke akhirnya menjalan mendekat, "The door locked. I think there's some food in freezer."
Bingung harus ngapain, gue pun mengangguk. Luke memimpin jalan menuju dapur. Studio ini memang cukup sebesar dengan ruangan yang lengkap, termasuk dapur. Setelah sampai, Luke langsung membuka kulkas dan there's nothing there but a fucking box. I hope for the seven gods from game of thrones, that's the meal box. Lucky me, cause that is.
"Frozen pizza. Want you heat it in microwave?" Luke menatap ragu kotak di tangannya.
"Yes, please," ucap gue tanpa ragu. There's no way out, and I don't want to die in hunger.
Beberapa menit berikutnya, we stuck in silence sambil nunggu si pizza siap. I din't break the silence, cause this is too early to start conversation. Gue hanya tak terbiasa. Dengan 3Geez pun, setiap pagi, mereka gue diemin. Gue belum dapet cukup tenaga untuk itu. Dan sepertinya Luke pun begitu.
Microwave berbunyi, tanda sang pizza telah siap, gue pun langsung berdiri dan mengambil pizza itu keluar. Uap panas menguar dari roti bulat itu. Gue taro sang pizza di meja tengah antara gue dan Luke. We stuck in silence, again. But my mind goes wild, if he doesn't want to take the slice, well i will gladly eat the whole of them.
"Ladies first," ucapan Luke membuat gue dengan segara mengambil satu slice pizza yang kejunya langsung lumer. Oh yash, i'm waking up for this.
Luke menyusul setelah memastikan gue menikmati pizzanya. Dia ngambil satu slice dan gue udah bersiap untuk slice kedua. Luke terkekeh kecil ketika melihat gue dengan beringas udah menggigit slice kedua.
"Shut up, i'm hungry."
Luke hanya tersenyum ringan dan melanjutkan makannya.
Tak lama setelahnya, pizza itu hanya tinggal kotak alas. I dont know how many Luke took the slices, yang pasti gue mengambil jumlah yang lebih banyak dari dia. Man, really, i don't even care about anything while hungry. You know what i mean, man could be a beast while in hunger. So yeah..
Kita memilih untuk kembali ke pusat studio dimana sofa-sofa besar dan alat musik berada. Gue milih duduk di sofa, ketika Luke memilih duduk di sebrang gue dengan gitar di tangannya. Gue membaca kertas-kertas yang berserakan di meja. Sebagain besar, kertas itu punya gue.
"I read them before," ucap Luke, terdengar memancing pembicaraan. "Such a great poetry."
"They're not poetry," balas gue cuek.
KAMU SEDANG MEMBACA
DarahMuda // 5SOS
FanfictionAbout backstage life. "When your dream to be 5SOS' Opening-Act come true, but all the shit messed up." Peringatan: Mengandung kata-kata kasar, bilingual, struktur bahasa yang tidak rapi.