obsession

14

LINE

sehun
sa
gue udah bilang, jangan deket-deket chanyeol
gue jauh dari lo bukan berarti ga tau apa apa
jangan rusak rasa percaya gue ke lo sa

lisa
iya maaf
tadi dia cuma kasih tahu tugas
btw, udah sampai?

sehun
udah

lisa
ok
read

Lisa menyimpan benda pipih itu di saku celananya dan langsung melanjutkan pekerjaannya. Namun geraknya terhenti saat handphone-nya berdering menampilkan notifikasi telepon masuk dari Chanyeol.

"Halo?"

"Apalagi?"

"Pulangnya gue jemput."

"Jangan mentang-mentang Sehun gak ada lo jadi seenaknya."

"Gue cuma mau buat baik, Sa."

"Gak usah."

Lisa mematikan teleponnya sepihak. Dia sudah sangat malas untuk terus membalas perkataan Chanyeol yang tidak jelas.

"Heh, telepon dari siapa?" tanya Kai yang tiba-tiba muncul di depannya.

"Gak tahu."

"Loh, kok gak tahu?"

"Kalau gue kasih tahu, lo bakal kenal?"

"Sewot amat lo. Besok gue gak ada, nyesel lo."

"Ya, ya."

Lisa langsung pergi ke dapur. Namun Kai menahan tangan Lisa cepat.

"Tunggu."

Lisa hanya menatap Kai.

"Kalau gue cemburu lo sama pacar lo, gimana?"

"M-maksudnya?"

"Ah, gak usah dibahas. Gue salah ngomong."

Lisa tidak mau membahas masalah itu. Ya, Kai sering menunjukkan rasa sukanya pada Lisa tapi Lisa hanya menganggap Kai sebagai kakaknya, kakaknya yang sangat ia sayangi. Walaupun ia tahu Kai menanggap Lisa lebih dari adiknya, dia tetap menanggap Kai hanya sebagai kakaknya.

"Ya udah, gue ke dapur, ya."

Kai hanya senyum membalas Lisa. Ia tahu perasaan Lisa. Dia tidak mau memaksakan keadaan. Walaupun sebenarnya, ia sangat bisa.

Tak terasa, hari sudah hampir malam. Pengunjung kedai pun sudah mulai berkurang. Lisa mulai membersihkan kedai agar bisa cepat sampai rumah. Dia sangat lelah untuk hari ini.

"Buru-buru amat, Sa?" tanya Kai.

"Gak juga sih, cuma mau pulang cepat aja, capek."

"Ya udah gue aja yang beresin."

"Ini udah mau selesai kok."

"Ya udah ntar gue antar pulang."

"Gue naik taksi aja. Ntar lo malah pulang kemaleman."