12

3.6K 362 10
                                    

jan lupa vommentnya ya gengs!❤

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Lisa langsung memasukkan seluruh barang-barang ke dalam tasnya dan bergegas ke parkiran untuk menemui Sehun.

Sambil berjalan, Lisa mengamati layar handphone-nya yang menampilkan notifikasi telepon masuk dari Sehun. Tanpa ragu, ia langsung mengangkatnya.

"Sa, udah keluar belum?"

"Udah, ini gue baru keluar kelas."

"Gue tunggu di mobil di parkiran biasa ya."

"Oke oke, tunggu ya."

Lisa langsung mematikan sambungan teleponnya dan mempercepat langkahnya. Namun langkahnya lagi-lagi terhenti karena Chanyeol yang tiba-tiba ada di depannya.

"Hei, Sa! Pulang bareng gue, yuk?"

"Aduh, lain kali aja, ya?" jawab Lisa tidak enak.

"Oke, janji ya next time pulang bareng?"

"Emm, gimana nanti, ya. Gue buru-buru, nih. Bye!" balas Lisa terburu-buru dan langsung meninggalkan Chanyeol. Sebenarnya ia hanya berusaha menghindari Chanyeol agar tidak terjadi hal yang lebih buruk seperti tadi di kantin.

Lisa yang sudah sampai di parkiran pun langsung masuk ke mobil Sehun. Sehun menyambutnya dengan senyum manis yang hanya ia berikan kepada Lisa dan ibunya.

"Kok lama, Sa? Diganggu si brengsek itu lagi?" tanya Sehun sambil menyalakan mesin mobilnya.

Lisa hanya diam. Dia takut salah menjawab dan dia juga tidak mau merusak waktu-waktu singkat ini sebelum Sehun pergi ke Australia besok.

"Kita mau kemana, Hun?" tanya Lisa mengalihkan pembicaraan. Sepertinya Sehun mengerti kalau Lisa tidak mau merusak waktunya untuk membahas Chanyeol.

"Ke rumah gue. Mau, ya?"

"Oh, iya iya."

Suasana di dalam mobil pun hening seperti biasanya. Tak terasa, mereka sudah sampai di depan rumah Sehun. Lisa sudah merasa tidak asing lagi dengan rumah Sehun yang besar ini. Sehun sering mengajak Lisa ke rumahnya, jadi Lisa sudah sedikit hafal letak-letak ruangan di rumah Sehun.

"Sa, bantu gue packing ya. Biasanya gue dibantuin mami. Tapi mami gak bisa bantu gue sekarang. Lo mau, kan?"

"Iya, iya. Lo ganti baju aja dulu. Kalau udah selesai, panggil gue."

"Oke."

Sehun langsung meninggalkan Lisa sendirian di ruang tamu. Lisa yang bosan menunggu akhirnya memutuskan untuk menjelajahi setiap ruangan di rumah ini. Dan mata Lisa tertuju pada satu ruangan di pojok lorong kamar Sehun. Diapun reflek membuka pintu ruangan tersebut dan masuk ke dalamnya.

Gelap memenuhi seluruh sudut ruangan itu. Lisa mencoba mencari saklar di dinding dan menemukannya. Ia langsung menyalakan lampu ruangan tersebut. Lisa sedikit terkejut dengan isi ruangan itu. Banyak pecahan kaca, sobekan kertas, dan terlihat banyak benda-benda tajam yang dipenuhi darah. Lisa pun berjalan mundur. Tak sengaja, lengan Lisa menabrak kotak besar. Kali ini, Lisa benar-benar kaget. Isi dari kotak yang ia jatuhkan itu ternyata foto-fotonya sendiri. Disitu juga ada fotonya saat mengerjakan tugas kemarin malam. Bahkan foto saat Lisa kecil pun ada di kotak itu.

Di dalam tumpukkan foto-foto yang jatuh itu, Lisa menemukan secarik kertas. Kertas tersebut seperti hasil diagnosa dokter. Lisa langsung membacanya. Lisa kaget dengan isi dari kertas itu.

"Sa," panggil Sehun dengan suara beratnya.

"H-hun, ini maksudnya--"

"G-gue bisa jelasin." ucap Sehun dengan raut wajah takutnya. Ia mulai berjalan mendekati Lisa namun Lisa berjalan mundur. Ia menghindari Sehun yang berjalan ke arahnya.

"G-gue harus p-pergi." balas Lisa berusaha menghindari Sehun. Namun Sehun menahan Lisa agar Lisa tidak meninggalkannya.

"Jangan pergi." ucap Sehun memohon. Lisa dapat melihat tatapan sayu Sehun dengan jelas. Lisa tidak pernah melihat Sehun memohon seperti ini. Sehun yang ada dihadapannya saat ini terlihat bukan seperti Sehun yang biasanya.

"Isi hasil diagnosa dokter itu benar. Tapi gue janji gue bakal sembuh, Sa."

"J-jadi ini alasannya lo ke-"

"Ya. Gue ke Australia untuk ini. Gue bakal berubah, Sa. Gue bakal sembuh. Percaya, ya?" ucap Sehun memohon.

Lisa hanya mengangguk lemah. Siapa yang tidak takut kalau ternyata cowoknya psikopat?

"Ini lo self-cutting?" tanya Lisa sambil memegang tangan Sehun. Pantas saja selama ini Sehun selalu menggunakan pakaian lengan panjang.

Sehun mengangguk.

"Kenapa?"

"Gue gak mau orang lain jadi korbannya."

"Jangan kayak gini lagi. Lo bisa sembuh. Janji ya gak ngelakuin ini lagi?"

"Iya." jawab Sehun sambil tersenyum.
"Ya udah, packing-nya jadi, gak?"

"Gue pusing. Nanti aja."

"Ya udah lo tidur dulu aja."

"Ayo."

"A-ayo?"

"Ayo keluar."

Lisa yang kikuk akhirnya mengikuti langkah Sehun keluar dari ruangan itu menuju kamar Sehun.

Sehun langsung membaringkan dirinya di ranjang. Membiarkan Lisa diam di dekat pintu kamarnya.

"Ngapain disitu? Sini."

Lisa pun duduk di pinggir ranjang Sehun.

"Sini." ucap Sehun sambil menarik Lisa agar tidur di sebelahnya. Kini posisi mereka berhadapan. Lisa membulatkan matanya karena kaget dengan perlakuan Sehun sekarang.

Tak lama kemudian, Sehun memeluk Lisa erat dan mengangkat kepalanya mencium puncak kepala Lisa.

"Tunggu gue. Jaga diri lo baik-baik selama gue disana. Jangan bikin gue khawatir. Ngerti?"

Lisa hanya mengangguk. Sehun yang merasakan anggukan Lisa di dadanya pun tersenyum.

Ya, hanya dengan Lisa Sehun bisa tersenyum.

Dan akhirnya mereka tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing dan merekapun tertidur.

to be contnued

chaptnya gaje bgt gasi HAHA
pengen up tapi gada ide jadinya gitu:(

ntar deh next chapt diusahain ga gaje wkwk

btw pada baca work sebelah dungs:(

happy reading guys!❤

-jell

obsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang