1. Kali Pertama

227 22 59
                                    

"Tak salah lagi. Ini dia yang aku tunggu. Kamu."

"Adora! Jangan ganggu adik kelas kamu! Cepat masuk ke kelas! Kamu mau saya bawa ke ruang BK?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adora! Jangan ganggu adik kelas kamu! Cepat masuk ke kelas! Kamu mau saya bawa ke ruang BK?"

Gadis yang dipanggil Adora itu sama sekali tak menghiraukan suara menggelegar milik gurunya. Ia masih asik dengan kegiatannya sekarang.

"Nah udah. Tinggal lipstick-nya, buka mulut Vivi sedikit coba," ucap Adora sambil mengobrak-abrik pouch make up miliknya.

"Tapi kak, gue mau masuk kelas." Gadis yang ada di hadapan Adora menggigil ketakutan karena sudah jam pelajaran tapi ia masih di luar. Juga karena gedoran dan teriakan di pintu toilet perempuan dari Bu Rika, biasa dipanggil Burik oleh murid yang punya dendam tersendiri dengan guru wanita itu.

"Adora! Jangan kamu kira saya nggak bisa dobrak pintu ini, ya!"

Adora mengarahkan kepalan tangannya ke pintu. "Cepetan buka mulut Vina dikit," titah Adora gemas sendiri.

Akhirnya gadis itu membuka mulutnya dan dengan gesit Adora memoleskan lipstick berwarna pink ke bibirnya.

"Udah." Adora tersenyum puas dan melihat jelas perbedaan wajah gadis di hadapannya sebelum dan sesudah ia poles sana-sini.

Ia juga membuka dua kancing teratas gadis itu lalu mendorongnya ke arah pintu.

"Sekarang Virly balik ke kelas. Adora pastiin mereka semua pangling dan nggak bakalan bully Virly lagi." 

"Kak."

"Ya?" sahut Adora tersenyum lebar.

"By the way, nama gue Sherly, Kak. Dari tadi kakak sebutin nama siapa, sih?"

Adora terdiam dengan wajah cengonya. Lalu tertawa kecil sambil mengibaskan tangan sekilas.

"Nggak penting. Yang penting Adora panggil namanya, selesai."

Mereka disambut oleh Bu Rika yang sudah memasang wajah sangarnya. Gadis kelas sepuluh itu menunduk dalam ketakutan.

"Udah Sherly pergi aja, kan nggak salah. Adora yang salah," ucap Adora lalu mendorong bahu gadis itu agar pergi.

"Kamu kira ini lucu Adora?"

"Nggak, Bu."

"Kalo nggak kenapa kamu lakuin ini?! Kamu itu perempuan yang harusnya sikapnya nggak begini." 

"Bu, gimana kalo kita langsung ke ruang BK aja? Ibu nggak kasihan sama murid lain yang terganggu sama suara menggelegar Ibu?" Adora mengedarkan pandangannya ke sekeliling yang di dekatnya ada kelas.

Setelah mendengus sekali, Bu Rika pun berjalan lebih dulu dengan langkah cepat penuh emosi.

Adora mengekor di belakang Bu Rika sambil membuka bungkus permennya. Ia mengantongi sampahnya dan membuang sampah itu kembali di depan kelas lain.

Bukan Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang