[00]

716 22 28
                                    

Seorang gadis turun dari motor maticnya. Berjalan meninggalkan parkiran sekolah. Dengan tampang cuek bebek, ia terus berjalan tanpa melihat sekitarnya. Fokusnya hanya satu, jalan lurus dan sampai dikelas dengan selamat. Menemui seseorang yang sudah janji untuk meminjamkan tugas yang diberikan guru minggu lalu.

Dia adalah Alena Prisilia prama. Gadis cantik yang memiliki tubuh mungil dan juga tampang polos. Dengan bentuk fisik putih,rambut lurus sebahu,dan juga senyum manisnya. Juga tak ketinggalan mata yang coklat terang namun selalu berbinar itu,dapat membuat siapa pun merasakan nyaman saat menatap.

Diperjalanan, banyak bisik bisik yang alena dengar. Mengenai siswa baru yang akan masuk kesekolahnya hari ini. "Dasar, para penggosib" desisnya pelan, sangking pelannya cuma dia yang bisa mendengar suaranya sendiri.

Alen berdiri didepan pintu kelas yang bertuliskan 'XI IPA 2' dengan segera alena masuk dengan ucapan salam yang lantang dan aksinya itu mengejutkan orang orang yang berada didalam kelasnya.

"Assallamualaikum..." 

Dengan kompak semua yang ada didalam kelas pun menatap alena yang baru saja memasuki kelas. Sigadis polos itu tapi cuek, berjalan masuk setelah mendapat jawaban dari teman temannya. Berjalan menuju ketempat duduknya, dimana yang letaknya di tengah dengan nomer urut 3 dari belakang.

Alena tersenyum saat menoleh pada bangku disebelah kanannya. Disana seorang gadis yang tak kalah cantik dari alena sedang duduk sambil menatap malas alena. Senyum yang dibuat buat, sangat membuatnya muak.

"Karisa...." kata alena, sambil terus tersenyum tidak jelas yang ditujukan pada gadis yang tadi ia panggil sebagai 'Karisa'.

"Apaan?" tanya gadis yang dipanggil sebagai karisa, jutek sejutek-juteknya.

"Kamu cantik loh hari ini" pujinya pada karisa.

Sedangkan gadis itu hanya memutar bola matanya jengah. Sudah dapat dipastikan, jika hari ini alena akan menyontek padanya.

Dan seperti biasa, gadis itu tidak akan pernah mau mengerjakan tugas mata pelajaran Kimia yang sudah diberikan oleh gurunya. Sangat pemalas bukan gadis itu.

"To the poin aja!" ucap karisa tanpa mau basa basi.

"Aku mau nyatet dong! Kan kemarin aku gak ikut nyatet pas gurunya ngedekte" ujar alena alesan.

Karisa mendengus dengan kasar. Alasan alena sudah berulang kali ia gunakan untuk mencontek. Alasannya mencatat, dan yang kemarin belum sempat ia catat, setelah itu pasti alena akan pura pura terkaget karena melihat tulisan yang berbunyi
'Tugas Rumah'.

Seketika alena akan berteriak sambil berkata 'Astaga!! Karisa ada tugas?' dan 'Kok kamu gak bilang?' terus 'Aku belum sempat ngerjain, gimana dong' dan lagi dia akan bilang 'Karisa, aku nyontek punya kamu ya? Klau dikerjain sekarang gak akan keburu' itulah yang akan alena katakan jika ide menyonteknya muncul dengan menggunakan alasan yang sama, Astaga. Benara benar membuat muak.

Karisa melempar buku tugasnya kemeja alena. Rasanya sudah tak ingin lagi mendengar ocehan gadis itu. Dan lihatlah sekarang, wajah alena sudah nyengir dengan mata berbinar. Karisa yakin jika alena terus terusan menyengir seperti itu pasti gigi gigi rapinya akan mengering.

Pelajaran pertama diawal pekan telah rampung. Guru mata pelajaran pun sudah mulai melangkah meninggalkan kelas dengan membawa buku buku tebal miliknya.

"Membosankan!! Bikin puyeng aja dah pak dandi itu" ucap alena bernada lelah.

Karisa berjalan menghampiri alena yang sedang menyadarkan punggung kesandaran kursi dibangkunya. Biasanya alena akan langsung ngacir kekantin menemui tukang bakso langganannya, bakso langganan alena dan juga karisa.

Ketika Bad boy Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang