[07]

258 12 18
                                    

"Weits. Berduaan aja nih lo pada?" tanya seorang pemuda yang kini sedang berdiri didepan pintu rumahnya.

"Lo liat kita bawa siapa aja" sahut pemuda lainnya.

"Udah deh, masuknya kapan nih?" ujar pemuda lainnya yang mulai jengah mendengar perdebatan kedua temannya itu.

"Oh iya. Udah deh, langsung masuk aja!" jawab pemuda sang pemilik rumah.

Mereka bertiga berjalan memasuki rumah megah yang berisikan seorang saja.
Yaitu sang pemilik rumah.

"Sepi amat rumah lo,nath!!" seru seorang pemuda.

"Ya lo tau lah, orang tua gue kagak di indonesia!" jawabnya sambil mengambil duduk disebelah pemuda bermuka dingin itu.

"Ian. Apa motivasi lo tiba-tiba mau ikut basket?" tanya pemuda bernama nathan.

"Noh, albi. Maksa-maksa gue mulu!!" jawab pemuda yang ditanya.

"Kok gue sih? Eh, julian. Lo sendiri kan yang minta buat gabung!!" sahut pemuda yang dipanggil albi.

"Eh, malah berantem lo berdua!!" seru nathan yang duduk diantara julian dan juga albi.

"Baju basket punya gue mana?" ucap julian ketika mengingat tujuan utamanya datang kerumah nathan.

"Bentar, gue ambil dulu!!"

Nathan beranjak dari duduknya, menaiki tangga menuju kamarnya.
Nathan memang tinggal sendiri, kedua orang tuanya tinggal diluar negri untuk melakukan pekerjaan bisnisnya.

Nathan sendiri memilih untuk pindah keindonesia dari pada tinggal bersama kedua orang tuanya. Bisa dibilang nathan adalah salah satu anak yang paling susah diatur, tapi walau begitu nathan adalah salah satu teman yang paling bisa diandalkan.

"Nih, gue harap. Lo bisa ikut latihan besok!!" seru nathan satelah melempar kaos basket julian, dan duduk ditempatnya kembali.

"Hitam-putih!!" seru julian sambil melihat warna kaos basketnya.

Julian diam memandangi kaos basket barunya.
Kaos itu mengingatkan pada sesuatu. Sesuatu yang bisa membuat hatinya bergemuruh, hatinya bergetar. Tapi, fikirannya tertuju pada seseorang.

"Wahh, malah bengong!! Kenapa sih lo?" seru albi, diakhiri pertanyaan untuk julian.

"Gak. Gak papa!" jawab julian, melipat kembali kaosnya.

"Bi, lo gak keluar sama doi?" tanya nathan pada albi yang sibuk mengotak-atik ponselnya.

"Baru tadi sore gue jalan. Double date sama ridwan dan karisa!!" jawab albi masih tak mengalihkan perhatian dari ponsel.

"Gue denger, nyokap amanda sakit? Lo gak ada niat buat jenguk gitu?" lanjut nathan bertanya pada albi.

"Ada. Nanti, setelah ujian tengan semester ini!!" jawab albi dengan posisi yang tak berubah.

"Ada niat ngajakin gue kagak?" seru nathan antusias, saat mendengar jika albi akan pergi mengunjungi ibu dari amanda sang kekasih.

Dan kini ucapan nathan mampu membuat albi mengalihkan perhatian dari ponsel.
Albi memiringkan kepalanya untuk mencari sesuatu pada mata nathan. Dan yah, albi tau apa alasan nathan ingin ikut dengannya.

"Emangnya, nyokap amanda ada dimana sekarang?" ucap julian tiba-tiba nimbrung obrolan kedua teman sekelasnya itu.

Albi mengalihkan pandangan dari nathan kearah julian yang ternyata sedari tadi memperhatikan pembicaraannya dengan nathan.

"Ada dibandung!!" jawab albi.

"Berarti, amanda dijakarta sendirian juga?" tanya julian lagi.

"Nggak juga. Dia ada asisten rumah tangga yang nginep dirumah! Tapi, kadang-kadang juga dia nginep dirumah alena!" jelas albi sambil menatap julian.

Ketika Bad boy Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang