[05]

246 9 9
                                    

"Assallammuallaikumm..."

Suara salam berhasil membuat alena yang sedang menyetrika baju laundryan menoleh. Dengan segera dia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu.
Alena berfikir jika ada seseorang yang akan mengantar pakaian kotor untuk ia cuci besok subuh.

"Waalaikumsallam.. Tunggu sebentar" Seru alena menjawab salam sambil berjalan.

Alena sengaja menyetrika baju didepan televisi yang ada diruang keluarga rumahnya. Agar jika ada tamu atau orang yang ingin mengantar baju kotor, ia bisa mendengar orang itu memanggilnya.

Sampai didepan pintu, alena segera membuka pintu itu. Dan nampaklah seseorang yang mengucap salam tadi.

"Amanda.." seru alena sambi melotot terkejut.

"Iya,kenapa?" ujar amanda bingung melihat ekspresi alena. Dengan ringannya amanda melangkah masuk kedalam rumah sahabatnya itu.

Langkahnya menuju tempat makan untuk menaruh makanan yang ia bawa kedalam wadah.

Sedangkan alena masih bingung harus melakukan hal apa. Dia bingung, apa tanggapan amanda jika melihat banyaknya strikaan alena yang berserakan didepan televisi. Apa yang harus alena katakan nanti jika amanda menanyakan hal itu.

Padahal, tadi siang. Alena mengatakan jika perkerjaan barunya adalah perawat tanaman. Kira-kira seperti itu monolog alena dalam hati.

"Asatag alena.." Teriakan amanda menyadarkan alena dari lamunan.
Alena menepuk jidatnya pelan. Sudah ketahuan, batinnya lagi.

Alena menutup pintu dan berlari menuju ruang keluarga. Disana, alena melihat amanda sedang membolak balikan pakaian lelaki sambil memandangnya bingung.
"Kenapa?" tanya alena memberanikan diri.

"Ini. Ini punya siapa?" tanya amanda terbata.

"Dan ini, daster punya siapa?" lanjutnya.

"Emmh, itu. Anu. Apa.. Punya.." seru alena terbata bata.

"Jawab yang jelas alena" cerca amanda.

"Jelasin sama gue! Sekarang!" lanjutnya lagi.

Alena menghela nafasnya. Kalau sudah begini mau bagaimana lagi, alena memang tidak pandai berbohong pada siapa pun terlebih pada kedua sahabatnya itu.

"Itu, cucian. Baju-baju tetangga..."

Dan mengalirlah cerita alena pada sang sahabat, amanda.

"Jadi, lo sekarang kerja jadi buruh cuci?" tanya karisa.

Alena mengangguk membenarkan kata kata karisa.

"Tadi, lo bilang lo jadi perawat tanaman?" lanjut karisa yang menuntut penjelasan.

Alena diam, sudah kehabisan kata kata.
Bingung ingin menjawab apa.

Tadi setelah menceritakan pada amanda masalah pekerjaannya yang sebenarnya. Tiba tiba saja karisa sudah ada dirumahnya dan berteriak terkejud. Yang membuat alena dan amanda berjengkit tak kalah terkejutnya akibat terikan karisa.

"Aku, cuma butuh kerjaan yang bisa aku kerjakan dirumah kok!!" Seru alena tiba tiba.

"Tapi alena.. Apa harus buruh cuci?" tanya karisa.

"Terus apa? Lagian aku cuma tinggal nyuci aja habis itu strika. Udah selesai" Jawab alena.

"Ini kan capek" ujar amanda.

"Namanya juga kerja. Mana ada yang gak capek?" balas alena.

"Besok gue bakal cariin lo kerjaan. Lo gak boleh protes" Seru karisa.

Alena manyun. Kalau karisa sudah mengatakan jika dirinya tidak boleh protes, alena memang tidak bisa protes.

"Ya udah,ya udah. Gue yakin lo belum makan! Sekarang makan dulu" Seru amanda sambil meletakan piring didepan alena.

"Tapi, strikaan ku masih banyak!!" jawab alena.

"Udah yang penting lo makan sekarang" Ujar amanda memaksa.

Karisa berjalan kearah depan televisi, meninggalkan amanda dan juga alena yang sedang duduk dimeja makan sambil menggelengkan kepalanya heran.

Karisa duduk bersila didepan hamparan kain yang tergletak dilantai. Ia mulai merapikan pakaian wanita dan mulai mengosokan strikaan pada bagian kainnya.

.
.
.

"Karisa. Inikan kerjaan aku, sini biar aku yang kerjain" Seru alena saat sudah kembali dari ruang makan.

"Udah. Lo diem aja, bentar lagi juga selesai kok" Jawab karisa.

"Sa, tapi ini kerjaan aku loh! Biar aku yang kerjain" Bantah alena yang bersikeras mengambil kerjaannya kembali.

"Kalau lo mau bantu. Lo tinggal pisah pisahin tu, baju-baju orang" Ujar kadisa yang mulai kesal.

"Mm, iya udah deh" Akhirnya alena mengalah membiarkan karisa yang menyetrika dan alena bertugas memisahkan baju pelanggannya.

...........

"Albi, cabut yuk. Gue pengen kerumah jonathan" Ucap julian.

"Ngapain kerumah nathan?"

"Biasa. Gue mau ambil kaos basket gue!!" Jawab julian.

"Lo jadi ikut basket disekolah?"

"Jadi. Kepala sekolah sendiri yang udah nunjuk gue buat ikut" Jawabnya lagi.

"Ya udah. Yuk berangkat"

Mereka yang sedang berada dicaffe,segera bangkit setelah membayar pesanannya.
Keluar caffe dengan santai.

Berjalan ala-ala model diatas karpet merah, menuju pintu keluar caffe. Dan tak jarang dalam perjalanan albi juga julian, mendapat tatapan memuja dari pengunjung yang kebanyakan wanita itu, dasarnya mereka adalah remaja yang tampan. Wajar jika banyak pengagum.

"Albi...."


💐Ketika Bad boy💐
💐Jatuh Cinta💐


Yooot...
Kumaha part yang ini, ada dapet feel dichapter yang ini.
Ada yang pengen punya sahabat kayak kharisa dan amanada?
Kalau eka sih mau banget..

Typo-typo.. Maafkan jika typo masih saja bergentayangan dengan tidak santainya.

Kasih komen yang banyak kakak-kakak.
Biar eka makin semangat bikin jalan ceritanya.

Kasih ide juga buat eka, mau bagaimana sifat tokoh-tokoh yang ada.

Oke, see you next time...

Da
Da

Ketika Bad boy Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang