[04]

298 10 6
                                    

"Aku pulang duluan deh kalau gitu!!" ucap alena pada kedua sahabatnya.

Karisa memberhentikan langkahnya ketika mendengar alena yang memutuskan untuk pulang terlebih dahulu.

"Kok pulang. Bukannya mau jalan?" tanya amanda yang berada disamping alena.

Karisa hanya memicingkan matanya bingung pada alena sahabatnya itu.

"Ada apaan sih? Lo mau kemana?" tanya karisa tak sabaran.

"Aku! Emm.. Itu!! Ada urusan" jawab alena dengan nada kebingungan dan terputus putus.

"Gak usah bohong deh lo!!" sahut amanda.

Alena mulai bingung ingin menjawab apa. Kedua sahabatnya ini memang selalu saja peka terhadapnya. Tak tau bagaimana caranya, amanda dan karisa memang selalu tau apa pun yang sedang alena rasakan.

"Jawab jujur! Lo mau kemana?" ujar karisa.

Alena menunduk dan menarik nafasnya dalam dalam dan mulai menatap kedua orang dihadapannya yang sedang mananti jawabannya.

Alena menatap sedih kedua sahabatnya. Membuat amanda mau pun karisa menyimpulkan, jika alena sedang ada sesuatu yang disembunyikan.

"Aku.. Udah mulai kerja hari ini!!! Jadi, gak bisa jalan deh sama kalian" jawab alena dengan kepala tertunduk.

"Kerja?" ucap karisa dan amanda berbarengan.

"Iya!! Lagian jugakan, kalian bakal jalan sama albi dan ridwan. Jadi kalau aku ikut, nanti malah jadi obat nyamuk aja dong" balas alena meyakinkan sahabatnya.

"Lo kerja dimana?" tanya amanda memastikan.

"Ada, kerja dirumahan!!!" jawabnya.

"Kerja apaan?" kini karisa yang gilir bertanya.

"Jadi.. Perawat tanaman!!"

"...."

"Udah ah, sana jalan. Udah pada ditunggukan? Aku juga mau jalan sekarang nih" ujar alena.

"Ya sudah! Lo hati hati ya? Jangan lupa makan" ucap karisa pada alena.

"Siap!! Daahh"

Alena berlari meninggalkan kedua sahabatnya menuju parkiran dimana motor matic-nya berada.

Saat sampai, matanya tak sengaja melihat kearah gerbang sekolah. Disana ada seorang gadis dari sekolahnya tengah dicium oleh seorang wanita paruh baya. Yang alena yakini bahwa wanita itu ibu dari adik kelasnya.

Mereka terlihat bahagia saat berjalan bersama menuju mobil sedan mewahnya.
Alena hanya bisa tersenyum miris. Jika dibandingkan dengan hidupnya, gadis itu lebih beruntung masih bisa hidup bersama orang tua.

"Andai saja!!!"

Dari arah lain, julian tengah duduk didalam mobil sambil menatapi alena dari kejauhan. Julian melihat alena nampak sedang sedih. Entah kenapa, julian merasa penasaran terhadap gadis mungil itu.

Julian melihat alena yang sudah mulai menghidupkan motornya. Dengan gerakan cepat pula julian mengikuti laju motor alena.

"Ngapain gue ngikutin tu bocah?" ucapnya sendiri.

Mungkin bibir julian mengatakan begitu. Tapi nyatanya, laju mobilnya masih terus mengikuti alena.

Bibirnya berkata tidak namun hatinya meng-iya kan. Rasanya sedikit gila, mengapa lian begitu penasaran dengan gadis tipe alena? Kenapa lian merasa, jika alena terus saja menarik perhatiannya.

"Ini gila!! Seharusnya gue..." kata-katanya terhenti saat melihat motor alena berhenti dipinggir jalan.

"Lah.. Kok berhenti disini?" ucap julian bingung. Pasalnya, dia tidak berhenti diwarung atau ditempat yang wajar.
Tapi alena berhenti ditempat.

Ketika Bad boy Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang