Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Good Morning Appa ! Eomma !" Sapa Jaemin di pagi hari sambil mengecup pipi Orang tuanya.
"Pagi juga sayang. Sepertinya kamu sangat senang." Ucap Taeyong sambil mengecup kembali pipi anaknya.
"Apa yang membuat mu senang Na ?" Tanya Jaehyun.
"Hehehe, entahlah Appa. Seketika saat bangun tidur aku merasa Fresh. Mungkin karena Appa dan Eomma mengizinkanku sekolah hari ini." Jawab Jaemin dengan asal.
"Tidak mungkin, masa sih karena sekolah kamu langsung ceria." Celetuk Jeno yang tiba-tiba muncul dari dapur.
"Eh ? Bener Hyung ! Nana emang seneng karena sekolah !" Bantahnya.
"Ahahaha... Padahal Hyung cuma bercanda lhoo..." Jeno tertawa karena sudah berhasil menjahili adiknya.
"Ihh ! Hyung jahat !" Jaemin menghentak-hentakan kakinya, melipat kedua tangannya di dada, dan juga bibirnya mengerucut sebal serta membelakangi tubuh Jeno.
"Ututututu... Jangan marah dong adiknya Nono~" Jeno memeluk tubuh Jaemin dari belakang dan menggoyangkan badan mereka ke kanan dan ke kiri.
"Sudah, sudah... Jeno, jangan begitu dong sama Nana. Nana juga... Jeno kan cuma bercanda, sayang." Ucap Taeyong lembut.
"Jeno, Jaemin. Cepat duduk, kita sarapan bersama." Tegas Jaehyun.
"Baik Appa." Mereka pun menurut dan makan sarapan mereka dengan hikmat.
"Iya deh... Kamu tuh keras kepala. Ya, sudah. Tak apa, ada Hyung kok." Ucap Jeno sungguh-sungguh.
"Ne, Hyung." Jaemin dan Jeno turun dari mobil. Mereka pun memasuki wilayah sekolah mereka. Tatapan tajam membuat mereka sangat risih, apalagi Jaemin yang masih dibilang baru disini.
Jeno yang merasa risih pun langsung berteriak.
"Hey ! Untuk kalian yang berani menyentuh seujung jari pun pada adik ku, aku pastikan ia akan hancur di tanganku sendiri !" Setelah itu, Jeno menarik tangan Jaemin untuk pergi ke kelas Jaemin.
.
.
.
"Jaemin-ah... Jika terjadi sesuatu langsung berlarilah ke kelasku. Jangan takut oke ?" Jeno mengecup kening Jaemin dan mengusap kepalanya.
"Ya, sudah. Hyung ke kelas dulu. Pulang sekolah kita akan pergi ke kedai es krim. Bye Na~" Jeno pun meninggalkan Jaemin yang melambaikan tangannya pada Jeno.
•••
"Hyuuuung !" Teriak Jaemin.
"Nana~ kau tidak apa-apa kan ? Ada yang terluka ? Tidak ada yang menyakitimu kan ? Siapa yang berani menyakitimu, kasih tau Hyung ?" Tanya Jeno bertubi-tubi.
"Ughh... Tidak apa-apa Hyuuung~ lagi pula..."
"Lagi pula apa ?"
"Ada Injun yang menjagaku." Cicit Jaemin.
Jeno yang mendengar itu mendatarkan wajahnya.
"Ughh... Hyung~ tenang saja. Aku tak berhubungan lagi dengannya. Lagi pula aku kan jadi aman jika ada yang menjagaku di kelas." Jelas Jaemin.
"Aigoo... Baiklah. Mau langsung pergi ?" Tanya Jeno.
"Langsung ! Ayo, Hyung !" Jaemin menarik tangan Jeno dan membawanya pergi.
"Astaga... Pelan-pelan sayangku." Ucap Jeno walaupun tak didengar oleh Jaemin.
.
.
.
"Hyung ! Es krimnya enak, besok-besok kita makan disini lagi yaa." Ucap Jaemin histeris.
"Ahahaha... Baiklah-baiklah. Apasih yang tidak untuk adikku tersayang ini ?" Jeno mengusak rambut Jaemin.
"Hihihi."
"Eum... Jaemin-ah." Panggil Jeno.
"Nwe adwaa wapwa ??" [Ne ada apa ?]
"Jaemin-ah... Aku ingin jujur denganmu." Jeno menatap Jaemin intens.
"Hm ? Apa Hyung ?" Tanya Jaemin penasaran.
"Jaemin-ah, Saranghae."
The End
Hehehe....
End yaa..
Hehehehehehehehe
Hehehehehehehehe
Hehehehehehe
Hehehehehe
Hehehehe
Hehehe
Hehe
He
:)
:")
Elah canda...
Masih lanjut kok, kan belom ada bagian itunya hehehe🌚🌚🌚
