We are friends

1K 150 7
                                    

Warning!!! sorry for typo(s)

1
.
.
.
.
2
.
.
.
.
3
.
.
.
.
WHAT????? 

Setelah sekian lama terdiam, akhirnya Vernon menyadari sesuatu bahwa gadis itu, Seungkwan dia membalas pesan yang dikirimnya beberapa saat yang lalu. Berlebihan memang rasanya hanya karena mendapat balasan pesan yang kau berikan dari seorang gadis.

Mungkin Vernon pun akan biasa saja jika orang lain membalas pesan yang dikirimnya. Atau saat banyak notifikasi pesan dari para gadis yang masuk ke dalam ponselnya. Namun gadis ini berbeda, dia Seungkwan dengan seribu hal uniknya yang tidak dimiliki orang lain. Dia unik, dia misterius dan sulit ditebak. Hal itulah yang membuatnya semangat untuk lebih mengetahui lebih banyak hal tentang Seungkwan.

Entah apa yang merasuki tubuhnya dia begitu semangat saat tahu bahwa Seungkwan membalas pesannya. Tanpa disadarinya senyum kecil tercetak samar di bibirnya. Beruntung orang lain tak ada yang memperhatikannya.

Cepat-cepat Vernon membalas pesan kepada Seungkwan dan ia berharap kali ini Seungkwan membalas pesannya lebih cepat dari sebelumnya.

Vernon

Syukurlah
Kau masih mengingatku ternyata

Namun, apa yang diharapkannya hanyalah sebuah khayalan dan imajinasi semata karena sampai pulang sekolah dan sore menjelang Seungkwan tak kunjung membalas pesannya.




- Ombrophobia -
.
.
.
.
.
.

Sementara itu, di lain tempat Seungkwan sedang sibuk dengan makanan yang akan dibuatnya untuk menu makan malam ini. Dia tak ingin membuat Nayeon marah hanya karena telat membuat makan malam.

Mengandalkan resep makanan dari internet, Seungkwan memulai acara memasaknya. Dimulai dari memotong sayuran, mengupas bawang, memasukkan berbagai macam bumbu dan tahapan - tahapan lainnya yang ia lakukan sesuai dengan prosedur. Hingga tak terasa hari sudah mulai petang dan berbarengan dengan kedatangan Nayeon, disaat itulah masakannya siap.


" Selamat datang Nayeon-ah aku sudah memasak makanan. "

Tanpa menjawab sapaan Seungkwan, Nayeon pergi melangkah ke kamarnya. Sedangkan Seungkwan hanya menghela nafas, sudah terlalu biasa menghadapi sikap Nayeon yang seperti itu.


Ahhh,ngomong - ngomong Seungkwan tak menyangka bahwa lelaki yang tempo hari bertemu dengannya -teman Nayeon- membalas pesannya bahkan dalam kurun waktu kurang dari satu menit.

Namun ia memilih untuk tak membalasnya. Bukan untuk mengabaikan pria itu, namun lebih kepada ia tak tau harus membalas apa . Jadi, daripada dia menjawab hal yang tidak masuk akal lebih tak dijawab saja sekalian. Lagi pula Vernon hanya sekedar orang asing baginya tak kurang dan tak lebih.


Seungkwan pun membawa sedikit bagian dari makanan yang ia buat untuk di bawa dikamarnya. Akhir-akhir ini dia lebih menyukai. makan di kamar dibandingkan di meja makan. Karena makan dengan Nayeon hanya akan membuatnya sakit atas perkataan yang gadis itu lontarkan. Jadi untuk mengantisipasi hal itu Seungkwan memilih untuk makan dikamarnya.


Rumahku Istanaku,

Pepatah itu mungkin memang benar adanya, namun hanya untuk segelintir orang saja. Bagi mereka yang punya keluarga bahagia dan harmonis mungkin pepatah itu cocok dengan mereka. Namun tidak untuk Seungkwan, sang gadis pembenci hujan.


Pepatah itu sama sekali tak cocok untuknya. Ia memang bahagia bisa memiliki kerabat sebaik bibi dan paman Im, dan sepupu secantik Nayeon.  Namun tetap saja rasa canggung itu masih ada. Terlebih saat semua kebutuhannya di tanggung oleh adik dari ibunya itu yang menimbulkan rasa iri dan tak terima di hati Nayeon.


ombrophobia (verkwan gs) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang