Suasana kelas begitu riuh setelah mendengar kabar bahwa akan datang seorang murid baru, perempuan. Para siswa lelaki tentu saja semangat akan hal ini, mereka berharap bahwa si murid baru yang akan datang adalah seorang siswi cantik yang mempunyai badan sempirna bak seorang model.
" hei, kudengar murid baru itu adalah siswa perempuan. Ohh tuhan, semoga saja dia cantik dan dia menyukaiku. " ucap salah satu dari mereka.
" itu jika pun jika dia buta, maka dia akan menyukaimu. " ucap seorang siswi lainnya.
" lagi pula, belum tentu dia akan berada di kelas ini. " temannya menimpali.
Sedangkan dipojok kelas, Vernon hanya terdiam dan menyimak apa yang mereka katakan, namun tak berniat menimpali atau ikut bergabung dengan obrolan tersebut. Yang ada dipikirannya saat ini adalah —kenapa gadis itu tak membalas pesannya sejak kemarin.
Ketika para siswa sibuk mengomentari dan menebak - nebak akan seperti apa murid baru yang datang nanti, Nayeon datang dan merasa heran melihat keadaan kelasnya yang riuh dan berisik.
" Ada berita apa sampai heboh seperti ini ? " Nayeon bertanya setelah ia duduk di bangkunya.
" Kau tidak tau Nayeon? Akan ada murid baru di sekolah ini, dan menurut kabar yang beredar dia adalah seorang perempuan. " ucap teman sebangkunya — Jihyo.
" Lantas kenapa? Kenapa mereka bisa sampai ribut - ribut seperti ini. " tanya Nayeon.
" Karena kita berharap bahwa si murid baru tersebut cantik , berperawakan seperti seorang model dan menyukaiku. " timpal salah satu siswa di kelas itu.
" Karena itu? Kuharap kalian tidak usah berangan - angan terlalu tinggi. Buang saja semua khayalan kalian itu. "
Suasana dikelas yang tadinya riuh, kini berubah menjadi sepi setelah Nayeon mengucapkan hal itu.
" Kenapa? Apa kau tahu sesuatu tentang murid baru itu? "
" Kalau iya beritahu pada kami ! "
" Ayolah Nayeon cepat katakan ! "
" Dia memang benar seorang gadis, tapi dia berbeda dengan kita. " Ucap Nayeon.
" Berbeda bagaimana? Apa dia punya kebutuhan khusus? "
" Bukan berbeda seperti itu, dia hanya gadis penyakitan yang akan merepotkan kita semua disini. " Tegas Nayeon.
" Dari mana kau mengetahui hal ini? Apa kau mengenalnya? "
" Lihat saja nanti. "
Bel berdentang, menandakan dimulainya pelajaran baru. Semua murid merasa tidak sabar akan kehadiran si murid baru —yang katanya akan menjadi salah satu bagian dari mereka.
Guru Kim datang dengan diikuti seorang gadis dibelakangnya, gadis itu hanya menunduk —tanpa mau memperlihatkan wajahnya.
" Sekarang kalian kedatangan teman baru, Saya berharap kalian akan menerimanya dengan baik. Silahkan perkenalkan dirimu. "
" Nama saya Boo Seung Kwan. Salam kenal! " gadis itu membungkuk 90 derajat mengakhiri perkenalannya.
" Silahkan duduk di bangku yang masih kosong. Saya harap kamu betah disini. " ucap guru Kim.
" Terimakasih. " Gadis itu—Seungkwan mengangkat sedikit kepalanya untuk mencari tempat yang kosong yang bisa ia duduki. Dan seketika matanya melebar saat melihat Vernon yang juga sama terkejutnya dengannya.
Vernon menggerakkan tangannya menunjuk bangku di sebelahnya, yang mengisyaratkan agar Seungkwan duduk disana —yang kebetulan kursi tersebut masih kosong.
Semuanya berjalan normal—untuk saat ini. Seungkwan belajar seperti yang lainnya tanpa ada gangguan yang berarti. Dia ingin duduk bersebelahan dengan Nayeon, tetapi Nayeon sudah punya teman sebangku yang lain.
Sepanjang pelajaran dimulai, baik Seungkwan maupun Vernon keduanya tak ada yang mengucapkan sepatah katapun. Mereka bertingkah layaknya orang asing.
Seungkwan pikir bersekolah seperti ini, rasanya tidak buruk juga. Semuanya berjalan normal, dan Seungkwan menyukainya.
—setidaknya semua normal hanya untuk saat ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Tbc....
Update nya terlalu singkatkah? Ini hanya gambaran saja untuk chapter yang akan datang. Maaf apabila kurang memuaskan.
—M.