⚠️mengandung sedikit konten yang 17+⚠️
.
."Vernon! Adikku Minseo tertarik padamu. Dan ia menyuruh ku untuk menyampaikannya, apa kau mau melakukan kencan dengannya akhir pekan ini?"
Vernon yang sedang bersiap pulang pun menghentikan langkahnya dan berbalik.
"Maaf Mingyu sunbae, aku tak bisa."
"Kenapa? Ku dengar kau juga tidak kekasih, atau itu salah?"
"Tidak itu tidak salah. Aku memang tidak mempunyai kekasih, hanya saja aku belum mau terikat suatu hubungan."
"Setidaknya coba saja dulu berkencan dengannya. Mungkin saja pikiranmu bisa berubah."
"Maaf Mingyu sunbae, jawabanku masih sama."
Vernon pun melenggang pergi meninggalkan Mingyu dibelakangnya yang mengehela nafas kasar dan pergi. Namun ketika ia sampai di parkiran dan hendak menaiki motornya, seorang gadis cantik menghampirinya.
"Vernon-ah, bisa berbicara sebentar?"
Sejujurnya Vernon sudah lelah. Mata kuliah hari ini sangat padat. Ia ingin segera pulang ke rumahnya dan beristirahat di kasur kamarnya yang empuk.
"Bisa, tapi waktuku tak banyak." Vernon meletakkan kembali helm yang dipakainya di atas jok motor dan menatap gadis di depannya.
Gadis itu menunduk malu, terlihat jelas sekali bahwa ia sedang gugup. Dengan malu-malu, gadis itu menyerahkan coklat dan sepucuk surah berwarna pink pada Vernon.
"Aku menyukaimu sejak awal masuk universitas. Emmm kau.....mau jadi.....p-pacarku?"
Pipi gadis itu sudah memerah seperti kepiting rebus. Vernon hanya tersenyum kecil dan memegang kedua bahu gadis itu. Gadis itu tersentak kaget dan menatap Vernon dengan tatapan berbinar.
"V-vernon....."
"Maaf."
"Eh?" Pupil mata gadis itu melebar terkejut.
"Aku sudah menyukai seseorang Dahyun-ah. Terima kasih telah menyukaiku. Tapi maaf aku tidak bisa membalasnya."
Ia mengambil coklat dan surat yang sejak tadi di pegang oleh gadis itu. "Aku menghargainya. Tapi sekali lagi maaf aku tak bisa membalasnya. Kau pasti akan menemukan seseorang yang lebih baik dariku."
Dahyun menatap Vernon dengan mata yang menahan tangis. Vernon mengusap kepalanya sebentar. "Maaf."
Lelaki itu memakai kembali helm nya dan melajukan kendaraannya membelah jalanan meninggalkan Dahyun sendiri.
Sesampainya di rumah, lelaki itu menyimpan coklat pemberian Dahyun di kulkas, sedangkan suratnya ia masukkan ke dalam kotak berwarna coklat bersama dengan tumpukan surat—berwarna pink dengan motif hati—lainnya.
"Entah sudah yang ke berapa kalinya aku seperti ini."
Semenjak memasuki bangku kuliah, Vernon mendadak menjadi primadona kampus. Puluhan surat pernyataan cinta sudah banyak diterima olehnya, bahkan ada yang terang-terangan menembak dirinya secara langsung.
Dan semua itu, ia tolak.
Tanpa mengganti pakaiannya, Vernon merebahkan tubuh yang sudah lelah itu di kasur empuk favoritnya. Tak peduli badannya yang lengket karena keringat, Vernon memilih untuk langsung tidur saja.
Sayangnya, kesialan nampaknya memang sangat menyukai Vernon. Ketika matanya hendak tertidur pulas, suara dering telepon mengganggunya. Dan dengan berat hati Vernon mengangkat panggilan itu tanpa perlu repot-repot melihat siapa yang melakukan panggilan.