Kencan

886 130 29
                                    

Hari ini, Seungkwan sudah dapat memulai aktivitasnya seperti biasa. Keadaannya telah membaik dan bahkan bisa dikatakan pulih —meski tidak secara keseluruhan.

Di pagi hari , Seungkwan menjalankan rutinitasnya seperti membersihkan rumah, mandi, menyiapkan peralatan sekolah, membantu bibi Im memasak dan sarapan bersama. Setelah itu, barulah ia pergi ke sekolahnya.

" Eomma, hari ini aku akan pulang terlambat. Jadi jangan menungguku untuk makan malam, sampai jumpa. "

Nayeon pun pergi setelah mengucapkan itu tanpa menunggu respon dari ibunya. Dan bibi Im —ibunya—hanya bisa pasrah melihat kelakuan anaknya yang seperti itu.

Seungkwan sedang memasang sepatunya, ia memang tidak pernah berangkat bersama Nayeon—atas permintaan Nayeon sendiri. Sehingga terkadang ia akan berangkat lebih lambat atau bahkan lebih cepat dari gadis bergigi kelinci tersebut.

" Bibi, aku pergi dulu. " Seungkwan membungkuk sebelum pergi meninggalkan bibi Im. Sang bibi hanya tersenyum dan berpesan agar ia hati-hati selama di sekolah dan pulang dengan selamat. —yang di balas anggukan oleh Seungkwan.

Vernon bilang dia akan menjemputnya kali ini. Meski sudah Seungkwan tolak, —lelaki itu tetap memaksa.

Seungkwan menunggu di halte seraya mengayunkan kakinya —menunggu kedatangan Vernon —yang lama sekali. Ia melirik arlojinya, jam sudah menunjukkan pukul 07.00 itu artinya masih ada 30 menit lagi sebelum jam pelajaran dimulai.

" Jika dia tak datang dalam waktu 10 menit, aku akan naik bus saja. "

" Tapi nyatanya aku sudah datang. " Seungkwan terlonjat kaget, sejak kapan Vernon ada di sana. Lelaki itu duduk di atas motor ninja miliknya seraya melepas helm.

" Hei, kapan kau sampai. "

" Sejak kau menggerutu. " Seungkwan mengerucutkan bibirnya sebal, dan Vernon tertawa lepas akan hak itu. Ini pertama kalinya ia melihat Seungkwan berekspresi seperti itu—di sisi lain, ini juga pertama kalinya Seungkwan melihat Vernon tertawa lepas.

" Naiklah. " Seungkwan pun menaiki motor Veron, rok nya sedikit tersingkap ketika ia hendak menaiki motor. Dan Seungkwan cepat - cepat memperbaiki rok sekolahnya kembaki supaya tidak terlihat oleh Vernon.

Namun tanpa sepengetahuannya, Vernon melihat itu semua. Ia melihat bagaimana paha mulus Seungkwan tadi. Tapi ia memilih diam dan tersenyum di balik helm full face miliknya.

( mesum ya kamu :( )

.

" Hansol, sekolah sudah terlewat!! Berhenti?! "

" Tidak, aku akan mengajakmu ke suatu tempat. " Vernon terus melajukan motornya tanpa mempedulikan gerutuan Seungkwan di belakangnya. Hari ini Vernon mengubah haluannya.

Awalnya, ia memang akan pergi sekolah —tapi tiba-tiba dia berubah pikiran. Sepertinya membolos adalah hal yang menyenangkan.

" Kau akan membawa ku kemana?  Kau tidak akan menculikku kan ?"

" Orang tampan sepertiku tidak mungkin menculikmu. Aku akan mengajakmu merasakan sebuah kebebasan. "

Berpasrah pada keadaan mungkin tidak buruk. Seungkwan percaya Vernon tidak akan membawanya ke tempat berbahaya.

" Apa masih jauh? " Seungkwan bertanya setelah hampir dua puluh menit perjalanan namun mereka tak kunjung sampai juga.

" Sedikit, sekitar 30 menit lagi." Dibelakangnya Seungkwan hanya memonyongkan bibirnya kesal. Perjalanan yang lumayan jauh sudah pasti akan melelahkan. Padahal jika disekolah dia pasti sedang belajar matematika bersama guru Kang.

ombrophobia (verkwan gs) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang