Part 3

10 3 0
                                    

"Hari ini aku bersemangat, hanya demi mengalahkanmu.
Entah mengapa hari ini aku
Lebih semangat dari hari biasanya"

Salim

Aku bangun agak pagi dari biasanya, karena biasanya Dr. Liara berangkat pagi. Entah kenapa hari ini aku bersemangat dari hari hari biasanya. Hari ini aku memakai kemeja warna abu abu dengan celana hitam. Aku hanya sarapan roti tawar dengan selai serta susu bearbrand. Aku pun berangkat ke Rs. Citra Raya.

Di parkiran dokter terlihat mobil dr. Hari dan dr. Sarah. Rupanya dr. Liara belum berangkat pikirku di dalam hati, kemudian aku tersenyum kecil.

Aku berjalan di lorong IGD. Di sana ada asisten pribadi dr.liara yang sedang mengurusi berkas berkas yang menurutku tak penting. Aku tak seharusnya berangkat sepagi ini, aku melihat jam tanganku yang menunjukkan waktu pukul 5:45, itu terlalu pagi.

Sejauh yang aku tahu ada sebuah ruangan rahasia di sekitar IGD, aku mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya ada di dalam ruangan itu. Aku mencari ruangan tersebut di lorong lorong yang ada. Lorong demi lorong aku telusuri, aku melihat sesuatu, yaitu ruangan yang jarang orang kunjungi. Ruangan itu terletak tak jauh dari ruang operasi no 6. Aku terus mendekatinya, langkah demi langkah aku terus mendekatinya. Tak lama kemudian....
   "Dr. Salim, anda dari tadi dicari oleh dr.hari, anda mau kemana dok?" tanya seorang petugas kebersihan
   "Oh... Kalo aku sedang dicari oleh dr. Hari ia akan memangilku lewat telfon, karena sejatinya ia tak mau repot, dan tadi kamu bilang dari tadi? Kenapa ponselku tak berdering dari tadi?" jawab dr.salim dengan nada yang agak kesal.
   "Oh... Maaf mengangu dok"

Rencanaku kali ini gagal tapi lain kali aku harus lebih teliti. Aku pun menuju ke ruanganku.

   .........

Liara

Aku berangkat dari rumah menuju ke Rs. Citra Raya, dan segera memarkir mobilku di parkiran dokter. Aku melihat ada mobil putih yang tak biasanya parkir di dekat parkiranku biasanya.
   "Nih mobil milik siapa ya...kok tumben parkir di sini, biasanya di parkiran ini kan mobilnya dr.kiki(dr.tht)"

Tak peduli soal parkiran lagi, aku pergi ke ruanganku, hari ini aku tumben sekali. Aku memakai jilbab instan biasanya kan jilbab segi empat, hari ini aku pakai jilbab warna abu abu seperti warna mobilku. Aku juga memakai baju tunik abu abu dan rok hitam dengan tambahan selerekan samping.

Sesampainya aku di ruanganku, aku menikmati secangkir kopi capucinno yang aku bawa dari rumah dan sebuah lagu yang harmonis yang berjudul sandglass-wanna one. Waktu menunjukan pukul 6:22, suasana rumah sakit mulai ramai oleh pengunjung dari kerabat pasien.

Terdengar suara tok..tok dari balik pintu
   "Siapa...masuk aja!"
Cklek...pintu terbuka
   "Ini aku asisten pribadimu"
   "Oh..kamu..ada perlu apa?"
   "Ini ada berkas berkas untukmu"
   "Ok, taruh di situ aja" sambil menunjuk ke atas meja yang bersebrangan denganku
   "Ngomong ngomong selama ini kau mengenalku, tapi aku tak mengenalmu, siapakah namamu?" seruku pada asistenku
   "Namaku keisya ramadhani biasanya aku dipangil keisya"
   "Oo... Terima kasih"
   "Sama sama"

Keisya pun segera keluar dari ruanganku. Tak lama kemudian handphoneku bergetar menandakan pesan masuk.
   "Oh..rupanya cisya"

C :"ada waktu ngak buat aku?"

L :"gtw sih... Kamu ke sini aja, aku ada sedikit waktu luang"

C :"oh... Ok...kamu ada di mana sekarang?"

L :"aku ada di Rs. Citra Raya"

C :"ok..aku otw"

L :"aku tunggu kamu"

10 menit kemudian

Cklek... Suara dari pintu ruanganku terbuka.
   "Hai...lia"
   "Hai...cisya, udah lama ngak ketemu"
   "Iya nih... Kamu tahu ngak, aku ingin sekali bertemu denganmu"
   "Seberapa berat sih rindumu padaku?"
   "Seberat rinduku pada sahabat masa smpku"

Kita pun tertawa kecil. Tak lama kemudian..Cklek...sura pintu terbuka lagi.

   "Oh... Dr. Salim"
   "Ini... Dokumen dari IGD tentang pernyataan pasien yang kau operasi beberapa hari yang lalu"
 
Aku bangkit dari tempat dudukku
   "Kenapa lagi lagi kamu yang mengantarnya, kenapa kamu ngak ngasih ke keisya?''
   " hm...keisya sedang sibuk... Lagian lagi lagi aku ngangur"
  Aku mendekatinya untuk meminta dokumen itu.
   "Mana dokumenya!"
   "Ini..."
   "Uh.. Ngak seru deh dari tadi aku hanya jadi obat nyamuk" ujar cisya
   "Siapa orang itu... Memang apa salahnya jadi obat nyamuk yang membunuh nyamuk, justru itu adalah jasa yang sangat besar karena membunuh nyamuk"
Dengan segera tanganku menutup mulut salim yang lancang itu. Cisya pun bangkit dari tempat duduknya.
   "Enak... Aja lho bicara, sory ya itu hanya perumpamaan bukan berarti aku obat nyamuk beneran emangnya lho siapa tanpa permisi masuk ke sini" bentak cisya
   "Sudalah kalian berdua... Gak pake debat di dalam ruanganku"
   "Dia duluan" jawab cisya
   "Dia dulu" jawab salim
   "Eh... Kok diteruskan, kayak anak kecil aja" jawabku menenangkan mereka
Mereka berdua akhirnya bisa tenang walaupun ada yang menganjal di hati keduanya.

    "Gini...donk, gk bertengkar. Sekarang aku akan memperkenalkan kalian. Salim ini sahabatku yang bernama cisya, dan cisya ini dokter umum yang bernama salim...ok sekarang kalian kan sang kenal.. Silahkan ngobol aku akan membaca dokumen dokumen yang diberikan keisya sambil minum kopi yang masih hangat" sambil berjalan ke tempat dudukku
   "Duduklah...kalian di sofa itu"
   "Hm......." jawab cisya
Salim pun duduk sambil memainkan handphonenya
   "Ada apa di antara kalian berdua, sepertinya salim sangat dekat denganmu deh lia, dan lia seperti ya juga seperti itu"
  Dokumen yang aku pegang telah jatuh dari tanganku dan mendarat di meja depanku, begitupun dengan salim yang awalnya memegang hp, dan hpnya telah tejatuh ke lantai.
   "Benarkan perkataanku, apa ada yang salah dengan perkataanku?" jawab cisya dengan pd
   "Cis.. " jawabku
   "Oh... Sepertinya sahabatku marah aku harus pergi dulu... Oh..oh.. Sudah jam 8 aku pergi dulu y beb(pangilan cisya untukku) makasih"
  Cisya pun segera pergi meningalkan Rs.citra raya.

Suasana yang ada di ruanganku mulai sangat sepi, hanya ada salim dan diriku saja.
   "Aku pamit dulu ya"
   "Silahkan"
   "Oh.. Ya, nanti aku ingin membicarakan sesuatu, tapi nanti saja... Jangan disini ya"
   "Di Zero Cafe aja"
   "Ok..  Aku tunggu kamu di sana pada pukul 5:30"
   "Ok... 23 menit lagi"
Salim pun segera pergi dan kembali ke ruanganya.
              
                           .....

   

  

snowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang