Part 4

8 2 0
                                    

Pukul 5:30

Salim

Aku berangkat menuju Zero Cafe dengan mobilku yang letaknya tak jauh dari Rs. Citra Raya. Suasana agak ramai jadi aku pilih ruang VIP di lantai 3 dengan nomer 22. Sebelum aku ke ruangan itu aku memesan kopi ekspresso dan cappucino serta 2 roti bakar rasa tiramisu. Setelah itu aku membayarnya dan pergi ke ruangan tersebut.

Ruangan yang istimewa yang tak terlu ramai yang full ac dengan parfum kopi asli. Aku menduduki meja no 22 yang memiliki kursi yang terbuat dari kayu serta meja bundar yang tengahnya ada pot yang bening dan 2 tangkai bunga mawar merah.
   "Menarik... Sesuai dengan keinginanku, dan seleraku...ok.. Sekarang tinggal menunggunya"

..........

Liara

Aku menganti pakaianku yang awalnya abu abu menjadi biru muda model tunik, dan memakai celana jeans berwarna biru dongker serta kerudung instan yang berwarna biru muda.
Aku melihat jam tanganku.
   "Hah... Apa... Pukul 5:26 aduh aku terlambat... Oh... Tidak"
Aku pun segera memasuki mobilku dan bergegas menuju ke Zero Cafe. Di perjalanan aku menghidupkan mode otomatis pada mobilku. Aku merias diriku senatural mungkin.
  
Ponselku tiba tiba bergetar karena ada pesan yang masuk.

S :"kamu ada di mana?"

L :"nih aku sedang otw ke Zero Cafe"

S :"lokasiku sekarang di L3 no 22"

L :"ok.."

S :"kutunggu kehadiranmu"

   "Ih sok romantis aja nih orang..."seruku pada diriku sendiri

Ak melajukan kecapatan mobilku. Tak lama kemudian aku sudah sampai, aku memarkir mobilku. Lalu aku segera menuju ke lantai 3 dan mencari meja no 22.

   "Maaf, membuatmu menunggu lama"
   "Terlambat 10 menit"
   "Just 10 minute. Itu berharga tau"
   "Iya sih... Mau bagaimana lagi, duduklah aku sudah memesankan sesuatu untukmu"
   "Apa...?''
   " tunggu aja kedatangannya"
Tak lama kemudian pesanan pun datang.
   "Oh... Syukurlah capucino kesukaanku"
   "Iya lah kan aku yang pesan"
   "Sok romantis lho..."
   "Eh.. Enaknya ngomong, memang ya dulu aku tak seperti ini, namun semenjak kau hadir dalam hidupku, kau mengubah sifatku"
   "Eh.. Kok ditambahi, huh sekarang memang jadi sangat sok romantis"
Dia hanya tersenyum kecil.

..........

Salim

Entah mengapa sekarang ini jantungku berdebar sangat kuat, seperti ada sesuatu yang aku rasakan tapi apa?. Apa mungkin ini yang dimaksud dengan cinta. Aku menatapnya sejenak, ada suatu rahasia yang tersembunyi dibalik tuhan mengirimnya kepada hidupku.

Tak lama kemudian terdengar lagu once again.

Lagu itu mengingatkanku kepada sebuah film romantis asal korea yang berjudul Descandant of the sun. Film yang paling aku sukai pada waktu aku smp.
   "Masih ada saja lagu ini"
   "Iya, film Descandant of the sun yang mengisahkan kisah cinta antara dokter dengan tentara"
   "Hm... Dokter dengan tentara. Aku ingin kisah cintaku seperti itu"
   "Huh... Mana mungkin kamu kan sudah jadi dokter, lalu yang perempuan jadi tentara gitu?"
   "Ya ngak gitu donk... Kan bisa tentara itu dirubah menjadi dokter dan yang perempuan tetap dokter, alalagi yang perempuan dokter sepesialis bedah"

..........

Liara

Aku tekejut mendengar hal tersebut. Entah kenapa aku menjadi malu seperti ini. Ya allah apa yang kau maksud ini, apakah ini rencanamu ya allah.
   "Apa maksudmu itu" tanyaku dengan tatapan sinis
   "Tidak apa apa aku hanya sekedar mengucapkan tanpa berpikir panjang" jelasnya.
   "Apa tugas yang kau maksud itu" pecahku
   "Oh... Ini" sambil memberi map dengan isi dokumen
   "Apa maksudnya ini?"
   "Ini adalah sebuah pernyataan bahwa kamu akan dikembalikan di Rs. Center"
   "Oh.. Begitu"
   "Yup... Dan namamu akan masuk dalam IDI(Ikatan Dokter Indonesia) sama seperti namaku"
   "Ok.. Berarti sekarang aku akan masuk dalam sebuah organisasi, itu akan membuatku bekerja 2x lipat"

Aku makan roti bakar dan meminum capucino yang ada di depanku. Begitupun dengan salim.


..........

Salim

Setidaknya aku masih bisa melihatmu walaupun kita terpisah jauh.
   "Baiklah 2 hari kemudian tugasmu di Rs. Citra Raya akan segera berakhir"
   "Ya.. Setidaknya begitu"
   "Berati bebanmu 2x lipat akan datang juga"
   "Ya...apa daya aku harus menerimanya dengan ikhlas, karena allah sudah merencanakanya"
   "Sepertinya sudah selesai, jadi aku harus pergi"
   "Ayo pergi aku ingin kembali dan bersantai"
   "Sepertinya kamu tidak bisa santai deh"
   "Apa maksudmu?"
   "Lihatlah di tv itu" sambil menunjuk ke tv.

Tayangan di tv membuatku harus kembali secepatnya, karena ada sebuah kecelakaan besar di julur utama menuju ke kota lain. Rupanya kecelakaan itu tak jauh dari Rs. Citra Raya. Korban korban tersebut telah dilarikan di Rs. Citra Raya.
   "Ayo... Berangkat" seruku
   "Ayo..."
Aku dan salim bergegas ke tempat parkir.
   "Ah... Sial aku lupa membeli bahan bakar untuk mobilku" seru salim
   "Pakai mobilku aja... Tapi kamu yang mengemudi"
   "Ya... Baiklah"
  
Aku dan salim bergegas masuk mobilku. Tapi kita diberhentikan oleh satpam untuk memberikan tiket parkir.
    "Pak.. Tiketnya" seru satpam
    "Itu... Di dekatmu" seruku sambil menunjuk ke arah pojok dekat pengemudi.
    "Satpam aku titip mobilku yang tak warna putih ini dan tolong beri ia dia makanan(bbm)"
    "Baiklah tapi------"
    "Iya... Nanti aku ambil dan aku kasih tambahan untukmu karena ini darurat... Janji"
    "Ok..." jawab satpam.
Salim pun mengendarai mobilku dengan cepat.
    "Ayo... Lebih cepat lagi aku sedang dibutuhkan"
    "Iya..iya.. Nih mobilmu aja yang lambat"
    "Enak aja bicara"
    "Udahlah... Lebih baik kamu diam saja.

Dengan cepat ia membawa mobilku pada kecepatan 90km/jam.

Tak lama kemudian kami sampai.

..........

Liara

Aku langsung menuju ke IGD, dan segera memakai jas ala dokter.
   " dokter, banyak sekali pasien yang datang akibat kecelakaan di jalur utama itu" seru keisya
   "Berapa jumlah keseluruhanya"
   "21 tanda hitam,16 tanda merah, 7 tanda kuning, dan 5 tanda hijau"
   "Hah..." jawabku dengan kaget
   "Diantara 16 tanda merah yang paling parah masukan ke ruang operasi terlebih dahulu!"
   "Ada 10 yang paling parah sementara kita punya 4 dokter bedah dan 3 dokter sepesialis bedah dan ke 3 dokter itu termasuk kau juga, sementara kita hanya memiliki 8 ruang operasi bedah, dan dokternya kurang 1"
  "Kumpulkan semua dokter bedah! Sekarang!"
  "Baiklah"
  "Ini, adalah tugas berat"

Tak lama kemudian semua dokter bedah berkumpul.
  "Baiklah kita bagi. Dr. Rio di ruang operasi 1, Dr. Najwa di ruang 2, Dr. Kang di ruang 3, Dr. Hari di ruang 4, Dr. Candra di ruang 5, Dr. Faiz di ruang 6, dan aku di ruang 7, cari parner kalian masing masing, kita lasti bisa"
   "Dr. Liara... Kurang 1, siapa yang menangani ruang 8?"tanya Dr. Kang
   "Dr. Salim saja karena ia dokter sepesialis umum"
   "Pangil dia perawat!" seru Dr. Kang.
   "Ayo.. Kita mulai"
Mereka masuk ke ruang operasi yang sudah aku tentukan.


..........

   




snowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang