Boys meet Rin.

25 3 0
                                    

Pernah suatu kala diri ini membandingkan. Perihal-perihal anak laki laki yang tak diketahui oleh siapapun.

Terkadang terasa aneh jika dijabarkan secara gamblang,

Tapi inilah fakta sebenarnya.

Jangan mudah percaya dengan tipe laki-laki lembut yang terbilang gampang sekali untuknya menghangatkan hatimu; memberikan rasa nyaman yang terasa amat berlebihan, padahal baru sekali dia menyapa diri.

Bisa dibilang, dia lakukan semua itu pada semua perempuan kan?

Punya rasa waspada, tidak ada salahnya kok.

Dari caranya mengajak berbicara pun kamu sudah bisa menebaknya. Dia adalah seorang profesional dalam hal merayu.

Ucapannya kelewat manis, seperti permen kapas yang dijual di pasar malam.

Seperti halnya dia berbicara hal yang tak terlalu penting namun selalu ada kesan indah di dalamnya.

"Cancel saja driver gojeknya. Akan kupastikan kamu pulang sama aku, Rin."

"Apa tas aku nda menghalangimu di belakang jok motor?"

Selalu seperti itu, padahal tak pernah terjadi sesuatu yang cukup dibilang 'wah' diantara kalian berdua.

Ada pula yang seolah menjadi pahlawan di dunia maya, dan menjadi pengecut di dunia nyata.

Terdengar kasar memang,

Ada kalanya seseorang memang tak tahu apa yang ingin dia lakukan di depan orang yang ia sukai.

Perlu diketahui, laki-laki seperti ini biasanya menyimpan rasa obsesi teramat dalam atas suatu hal yang belum dia gapai--dapatkan atau-inginkan sejak lama.

"Ayo, kita berjuang bersama. Aku pastikan bisa menaklukan restu ibumu saat ini juga. Demi hubungan kita."

Namun, faktanya nihil.

"Aku sayang kamu, mau kubelikan kamu apa di hari specialmu nanti?"

Dan kebohongan-kebohongan lain, yang tak pelak dia uraikan melalui lisan bodohnya itu.

Selanjutnya, si manis pengingkar janji, yang pastinya 85% perempuan membencinya.

Mungkin pria ini tak menyadari apa yang telah dia ucapkan di kala itu, namun akhiranya sama.

Semua kembali pada kata 'perpisahan'.

"Rin, ayo kita gapai mimpi bersama. Aku akan ikut jurusan sosial, kamu juga ya. Akan kupastikan kita bertemu setiap hari lagi, berada di ruang yang sama, belajar bersama seperti sekarang."

Entah mengapa janji itu begitu yakin terpatri, namun di masa selanjutnya, itu hanya sebuah omong kosong belaka tanpa adanya bukti yang cukup kuat.

Dia mengingkarinya dalam sekali telak.

Kemudian, ada hati yang tak ingin dihinggapi oleh seorang perempuan, mungkin? Namun memang responnya mengatakan hal yang demikian.

"Maaf, bukannya tak ingin bersama denganmu. Aku pun tak tahu isi hatiku apa dan untuk siapa. Tapi aku tak ingin menyakiti harga dirimu, dan hatimu sekaligus. Selalu terngiang di benakku, jika aku mendapat balasan dari Tuhan karena telah menjadi penyebab patah hatimu, Rin."

Mungkin terdengar seperti sebuah kebohongan, kepalsuan, klise, dan pencitraan semata. Di jaman sekarang apakah benar masih ada pemuda yang sepertinya? Tentu saja ada, contohnya 'dia' yang membeku hatinya. Dan entah sampai kapan menunggunya untuk mencair.

Disisi lain, terdapat insan yang begitu brengsek melebihi si es beku diatas.

Memanfaatkan keadaan secara tidak langsung.

Menyakiti dengan verbal.

"Aku mau saja denganmu, Rin. Tapi ada syaratnya. Apakah kamu masih mau denganku jika kujadikan sebagai pion penghibur di kala ku bosan dengan yang utama?"

Tanpa harus berlama-lama, kau sudah menyadarinya. Dia tak tahu bagaimana caranya menghargai seorang perempuan.

Lalu, ada yang berusaha memakai embel-embel kata 'setia' dalam hubungannya. Namun, aku tahu ia tak bisa menahan hasratnya ketika berdampingan dengan perempuan lain. Di kala si perempuan utama sedang sibuk menghilang entah kemana. Kesempatan memang selalu datang & terdengar tiba-tiba tanpa kita sadari.

"Maaf noona, aku tak bermaksud menyakitimu. Tadi itu hanya kesalahpahaman belaka, 'dia' itu sepupuku. Makanya aku sayang padanya. Tak lebih, tak kurang."

Namun, seminggu kemudian ada bukti bahwa ia memang bersalah. Mereka menghabiskan waktu bersama dengan senangnya, tanpa mengetahui sedari tadi ada yang melihatnya di ujung lorong sebuah pusat perbelanjaan.

(*Noona: Panggilan untuk perempuan yang lebih tua dari anak laki-laki di Korea Selatan.)

Satu lagi, terakhir dari yang terakhir. Tidak terlalu istimewa, terkesan biasa saja. Namun sikap manis dan pancaran kilauan matanya yang terlihat selalu bersungguh-sungguh--tulus memang benar adanya.

"Pelan-pelan makannya, nanti tersedak. Nih, aku siapkan air mineral untukmu."

"Selamat ulang tahun, semoga apa yang kamu inginkan tercapai di tahun ini ya."

"Sayang? Eh, maaf aku tidak bermaksud."

"Tidur yang nyenyak."

Dikira, masih menyimpan rasa yang sama secara diam-diam dari tahun ke tahun. Responnya selalu hangat dan manis. Terlepas dari semua perlakuan kasar diri ini padanya. Dan sekarang, Rin sedang merindukan usapan tangan hangatnya di kepala.

***

Semoga bermanfaat ya ya ya.

Thanks for reading,
Jangan bilang author bucyn karena bkn berarti semua orang bucyn kalo dia tulis yang beginian.

It means,

She-Just-trying-to-share-some-experiences.

No more.







Spread, luv.
-rin♡

Kata Rin-du.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang