chapter 5

751 85 3
                                    

"Rel kok kamu serius amat belajarnya? Emang udah mulai belajar ya di sekolah? Perasaan mama kemarin kamu baru pulang kemah." Kata mama Aurel yang melihat Aurel sangat sibuk belajar.

"Iya ni ma, soalnya besok kan ada test untuk pembagian kelas. Aurel pengen masuk kelas unggulan ma." Sahut Aurel yang kemudian kembali membaca buku ipa yang ada di tangannya.

"Oh yaudah deh. Mau mama buatin apa?"
"Teh aja deh ma. Yang dingin ya ma."

Mama Aurel kemudian turun ke bawah untuk membuatkan teh. Namun sewaktu ingin ke dapur, tiba-tiba....

Tingtong.....tingtong....
Bel rumah Aurel berbunyi, menandakan ada tamu yang datang.

Akhirnya mama Aurel membukakan pintu untuk melihat tamu yang datang. "Siapa ya?"
"Saya Sintia tante temennya Aurel. Aurelnya ada nggak tante?" Jawab Sintia yang kemudian menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Ada kok di kamar lagi belajar. Naik aja ke atas. Oh iya mau di buatin apa?"
"Apa aja deh tante. Sintia naik ke atas dulu ya tente."

Sintia tiba diatas dan melihat 2 pintu kamar yang tertutup. Itu membuatnya bingung dan terdiam.

Setelah beberapa menit berputar-putar dan berpikir keras, akhirnya Mama Aurel datang dengan 2 teh dingin di tangannya.

"Loh, kok kamu masih di sini?"
"Saya nggak tau kamar Aurel yang mana tante."
"Oh iya tante juga lupa ngomong. Yaudah yok masuk."
Sintia dan mamanya Aurel masuk ke kamar Aurel bersama.

"Rel ini tehnya mama letakin di sini ya sayang. Ni ada temen kamu yang dateng. Mama tinggal dulu ya nak."
"Iya ma. Makasih ya ma."
"Iya sama-sama sayang."
Akhirnya mama Aurel meninggalkan Aurel dan Sintia di kamar Aurel dan menutup pintu seperti semula.

"Lo lagi ngapain sih Rel?"

"Yaelah. Kan besok kita ada test Sin. Emang lo nggak tau?"

"Ohhh. Ya gimana Rel, kalau soalnya pilihan ganda kan hoki yang nentuin."
"Ya tapikan lo harus usaha juga Sin. Yaudah sini belajar bareng gue, supaya bisa sekelas." Jawab Aurel sambil memberikan buku IPA yang ada di tangannya.

"Kalau kita sama-sama belajar belum tentu nilai kita sama kan? Otak kita kan beda Rel. Udah ah, gue ganggu lo ya datang ke sini?"

"Hah? Nggak kok. Gue juga belajarnya udah lama. Udah jalan 3 jam. Gue rasa udah cukup. Ntar malem bisa di lanjutin lagi." Aurel menjawab Sintia sambil membereskan buku-bukunya yang berserakan di meja.
"Ni minum dulu tehnya." Aurel memberikan teh yang ada di meja kecil di dekat mejanya pada Sintia.
"Oh iya Rel. Makasih Rel." Sintia menerima tehnya dan meminumnya.

"Oh iya Rel btw kamar lo rame amat ya sama foto-foto k-pop. Niat banget lo nyuci sebanyak ini." Sintia melihat sekelilingnya yang penuh dengan foto-foto k-pop.
"Masih segitu doang. Ni gue ada album bts." Aurel berjalan menuju lemari, dan mengambil album yang ingin ia tunjukkan kepada Sintia.
"WHATT!?!?!?!??! Gue nggak mimpi kan megang album ini. Demi apa gue seneng banget. Eh ini kan mahal Rel." Sintia mengelus-elus dan membuka lembaran demi lembaran album tersebut.
"Hahahaha. Biasa aja kali. Itu bukan gue yang beli. Dibeliin sama papa gue waktu lagi ke korea. "
"Beruntung banget ya lo Rel. Ngapa lo nggak sekalian beli light sticknya Rel?"
"Kalau soal light stick mah pengen juga sih gue. Tapi apa gunanya kalau gue nggak nonton konsernya."
"Iya juga sih."

Bbbzzttt...
"Eh hp lo geter tu Sin."
"Oh iya." Sintia membuka pesan yang masuk ke hpnya.
"Hah? Erik nge p gue? Ngapain tu orang?"
"Tanya aja dulu sin. Kasian kan kalau lo kacangin."
"Yaudah deh."

Sintia chating

Erik

P

wibu vs kpopers (COMPLETE ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang