Mereka memandang Rian dengan tatapan takjub. Tidak biasanya si titisan kodok mau diam.Ucapan Nessa terngiang-ngiang diotak Rian seperti kaset rusak.
Harus hati-hati sama Sherin? Emang dia setan apa gimana. Pikir Rian.
"Lo ngelamun aja, kenapa lo? Gak bisa bayar hutang lo?" tanya Brian ngawur.
"Berisik. Gue masih mikir!" jawab Rian.
Tristan mengamati Rian dari segala ujung.
"Lo kerasukan Yan?" Ceplos Tristan.
Rian menggeleng,"Gue binggung sama ucapan si Nessa. Katanya kita harus hati-hati sama si Sherin."
Aldi yang tadinya fokus ke layar ponsel langsung mendongak menatap Rian.
"Gue merasa aneh juga sama si Sherin," sahut Tristan.
"Aneh gimana maksud lo?" tanya Brian.
"Entah perasaan gue atau gimana dia aneh menurut gue hari ini. Sifatnya seolah-olah bukan si Sherin yang kemarin," jelas Tristan.
Aldi diam membisu. Mendengarkan ocehan temanya tentang cewek kemarin.
"Lo gak tanya ke Nessa?"
"Udah tanya tapi keburu bel masuk deh."
"Cabut yuk. Udah bel pulang," ajak Brian setelah hening beberapa detik.
Mereka berempat beranjak keluar dari rooftop. Bagi mereka rooftop sekolahnya ini tempat paling cocok untuk bolos.
----
"Re..jadikan lo kerumah sakit?" tanya nessa.
"Jadilah.. beli makanan dulu gih," jelas revana.
"Yaudah.."
Langakah revana berhenti kala ada yang menghalangi jalannya.
"Minggir!" ujar revana dingin.
"Oh ini yah yang ganjen sama bebeb gue," desis perempuan yang menghadang jalan revana.
"Mau apa lo?"
"Lo itu gak pantes," desis perempuan yang menghalangi jalan revana. panggil saja bianca
Nessa dan Laura saling bertatapan. Gawat, cemas, takut jadi satu.
"Emang lo siapa hah. Ngatur gue seenak jidat lo." ketus revana.
"Gue ratu sekolah disini. Jadi lo jangan main-main sama gue!"
Seluruh mata menyorot kearah tengah lapangan. Seorang ratu sekolah sedang menindas itu tontonan wajib bagi mereka.
"Cuih jadi ratu sekolah aja bangga lo," desis revana.
"Lo berani yah!" murka Bianca.
"Kenapa gue harus takut sama lo cabe!" Tantang revana.
Plakk
Tamparan keras langsung didapati revana. Rasa panas langsung menjalar dipipi sebelah kanan revana kedua tanganya mengepal kuat.
Mata Nessa menyorot khawatir.
BUGH..
Kepalan tangan mendarat mulus di pipi Bianca membuat ia langsung tersungkur ke tanah.
Nessa dan Laura langsung memegangi
pundak revana. Cecil langsung melihat keadaan sekitar, apakah ada guru lewat. Kan bisa berabe urusannya."Udah re! Kita pulang ya. Kalau guru lihat bisa berabe urusannya," jelas Nessa.
Dada revana naik turun. Tanganya masih mengepal kuat.
"Kita imbang!" bisik revana kearah Bianca yang menyeka darah di sudut bibirnya.
"Lihat aja lo nanti! Gue pasti bales," teriak Bianca.
"Gue tunggu!" tantang revana.
----
Aksi Sherin yang bertengkar dengan Bianca membuat trending topic di SMA bintang.
"Gile..Si Sherin langsung kasih tuh Mak Lampir Bogeman gratis," celoteh Rian.
"Apa itu yah yang dimaksud Nessa tadi?" guman Rian.
"gue gak paham maksud lo yan," sela brian yang mendengarkan ocehan kembarannya ini.
"maksud gue yang dimaksud sama nessa tadi, harus hati hati sama si sherin," jelas rian.
"gue merasa kalau dia bukan si sherin yang kemarin,ehm maksud gue perilakunya beda. Kemarin kayaknya dia cewek baik baik," timpal Tristan.
"gue binggung, lo ada punya nomer temenya sherin?" tanya brian
"gue gak punya, mungkin lo bisa Dm lewat Instagram," usul rian.
"SYUKURLAH OTAK SAUDARA KEMBAR GUE GAK KONSLET HARI INI," teriak brian
"ada secuil penghinaan disana woy!"
"gue gak ngehina, emang biasanya otak lo agak konslet,"
"udah woy! Kembali ke topik,"
" jadi? Kita harus stalker,"
"yaiyalah pinter! Lo kok bolot lagi sih," sela brian.
Rian berdecak pelan,"siapa yang stalker?"
"ya elu lah, secara lo admin gosip. Gue mau coba seberapa hebat lo soal stalker,"
"lo ngehina gue lagi secara tidak langsung. Jangan ngeraguin skil gue buat stalker," bela rian.
"baiklah permisa..kita lihat seorang KUKANG sedang melakukan aksi stalkernya," cerocos brian bak seperti wartawan sambal menekankan pada kata kukang.
Rian mendengus pelan.
"jangan kukang,yang elit dikit lah," timpal aldi yang sedari tadi menjadi pendengar setia.
Rian menjulurkan lidah kearah brian.
"terus yang cocok apaan?"
"sepedah air bebek di ancol," jawab aldi sambil memandang jail kearah rian.
Suara gelak tawa langsung timbul.
"gue gak segendut itu yah, emang dion anak kelas IPS itu. Makan bakso 10 mangkok muat tuh perut," bela rian.
"kalau lo kebanyakan makan mie ayam pak slamet lo bisa kayak dion, jadi lo makan setengah porsi sisanya gue makan,"
Rian bergidik ngeri membayangkan dirinya menjadi obesitas. Big no!
"gue gak mau!"
Brian tersenyum jahil kearah rian. Lumayan uang saku gue bisa utuh.
"jadi lo-," ucapan brian terpotong karena
"gue gak mau beli mie ayam lagi,gue udah tau rencana basi lo nyet," sela rian sambil menggeplak bahu brian.
"lo yang untung gue yang sengsara," lanjut rian.
Gagal bangke. Pikir brian sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
****
Maafkan yang telat update..soalnya banyak tugas, heheh.
Aku ucapkan beribu-ribu terimakasih yang udah setia baca cerita GAME.
Jangan lupa tinggalkan jejak.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME!
Teen Fiction#Humor√romance√family√ [Update seminggu tiga kali] "permainan ini yang membuat antara aku dan kamu ada kita" unknown "Rasa ini terbentuk karena sebuah permainan?" unknown Kisah klise tentang dua hati yang berlomba-lomba saling melepaskan. Seakan-ak...