Part 8

351 10 2
                                    

Hingga pada suatu hari bapak menyuruhku pulang kerumah dengan alasan sakit. tadinya aku hampir tidak mau pulang karena sibuk, tetapi bapak terus memaksaku dan akhirnya akupun pulang. Sesampainya dirumah memang benar adanya kalau bapaku sakit. dua hari dirumah terasa membosankan maka kuputuskan untuk jalan jalan sebentar dengan kedua keponakanku untuk sedikit membuang rasa jenuhku. kami bertiga makan diwarung bakso pak mamat langgananku. Disaat sedang enaknya menyantap bakso dariu belakang ada yang mengagetkan aku dan ternyata dia itu damar aku pikir sudah putus darinya, dan ternyata dia masih saja menungguku karena memang belum ada kata putus yang terucap dari mulut kamiberdua. Kami sempat mengobrol sedikit dengan pembahasan yang biasa saja, lama kelamaan obrolan itu menjadi serius dan sangat serius. damar ingin meminangku dan mejadikanku istrinya. Akupun menjawabnya untuk meminta kurun waktu sedikit agar bisa berdiskusi dengan keluarga. karena kupikir sebelum aku menjawab alangkah baiknya jika aku diskusikan dulu pada bapak dan keluargaku.. Singkat waktu singkat cerita akupun menceritakan tentang damar pada keluargaku, entah ada angin apa atau malaikat siapa yang datang sehingga membuat bapak dan keluargaku setuju dengan niat damar untuk melamarku. bapak hanya ingin kebahagiaanku, jika aku bisa bahagia bersamanya kenapa orang tua tidak merestuinya (itu tuturnya). Sejenak aku tidak percaya dengan keputusan bapak tapi memang itulah yang terjadi. setelah beberapa hari kemudian serombongan dari damarpun datang, lamaranpun terjadi. berselang tiga bulan dilangsungkan pernikahan. iya benar sekali, aku menikah diatas keraguanku sendiri, aku tetap menjalaninya. Hari yang ditunggupun datang bertepatan dihari sabtu saat hujan deras aku melangsungkan pernikahan. tapi ada yang aneh disini, dari pihak mempelai pria tidak ada yang datang hanya damar seorang sebagai mempelai pria yang datang. ijab qobulpun selesai diucapkan dan aku sah menjadi istrinya aku hampir tidak percaya inikah pesta pernikahanku, tanpa dihadiri mertua (orang tua suamiku). Apa yang sebenarnya terjadi, aku berusaha menanyakan hal ini pada damar, tapi dia bersikeras tidak mau menceritakannya padaku..dia bilang kalau dia ceritakan padaku nanti bisa saja merusak momen bahagia ini. Dengan ucapannya itu aku semakin tidak mengerti,apa yang sebenarnya terjadi pada damar dan keluarganya.berbulan-bulan himgga mencapai 3 bulan usia pernikahanku, aku sama sekali tidak dinafkahi, jika aku menginginkan sesuatu,aku selalu pulang dan meminta sedikit uang pada kakakku.memang dia telah bekerja di astra motor, tapi hasil jerih payahnya selalu dia berikan kepada ibunya. Sedangkan ibunya sendiri begitu membenciku, entahlah... Ini membuat aku semakin bingung dan tidak mengerti,, dulu aku berfikir setelah aku menikah dengannya, hidupku akan bahagia, tapi ternyata kepedihan dan air mata yang dia berikan padaku. Aku semakin tertekan dengan keadaan ini,hampir setiap hari aku makan makanan sisa, tidak ada kebahagiaan dalam hidupku, yang ada hanya tangisan dan air mata, perubahan dalam hidupku sangatlah drastis, dari kecil aku jarang nangis, aku tidak pernah kekurangan makanan tapi setelah menikah semua menjadi gelap. tidak ada asupan makanan bergizi juga senyuman merekah.

Kisah NyatakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang