Aku menjadi kurus dan tak terurus, banyak yang mengatakan aku tua, padahal umurku masih muda mungkin karena aku terlalu larut dalam masalahku yang tiada menemukan titik temu. aku semakin terpuruk, tanpa kusadari aku tengah hamil muda dan umur kandunganku sudah dua bulan. aneh memang aneh, tidak ada tanda tanda kehamilan tidak pula menginginkan sesuatu (ngidam). semua terasa hambar dan menyesakan dada. Damar yang aku kenal begitu penyayang tapi ternyata dia bisa tega melakukan ketidakadilan padaku. Apa salahku.! aku semakin geram dengan keadaan ini, bajuku sudah tidak layak pakai jilbabku sudah banyak yang robek dan ditambah lagi dia tidak mau mengakui anak dalam rahimku, justru dia ingin sekali melenyapkannya. Aku semakin sakit dengan kondisiku, hingga disuatu malam ketika semua orang tertidur pulas dan damrpun sedang berada diluar kota, aku memaksakan diri untuk keluar dari rumah neraka ini, dengan langkah seribu bahkan tidak pedulikan dengan janin dalam perutku aku berlari sambil menangis menuju rumah orang tuaku. Sesampainya dirumah dengan pakaian basah kuyup kumasuk kedalam dan ternyata bapaku belum tidur. Beliau bertanya dengan penuh harapan agar aku bisa menceritakan kejadian yang menimpahku dan alasan kenapalarut malam aku pulang kerumah. Aku hanya terdiam tanpa mengatakan apapun. Bapa sangat mengenalku, dan beliau tidak menanyakan lagi tentang perihal kepulanganku. akupun masuk kedalam kamarku, setelah itu aku makan dengan lahapnya seperti tiga hari tidak makan, bapak dan kakaku hanya bisa memandangiku saja dan terlihat dari sorot matanya seolah olah mereka ingin tau apa yang sebenarnya terjadi padaku.. Keesokan harinya dijam sarapan pagi, semua keluarga berkumpul dan ingin tau apa yang sebenarnya terjadi padaku. aku hanya bisa menjawab' aku mau tinggal disini sampai anaku lahir kedunia, jika nanti damar menjemputku untuk pulang bersamanya maka akupun akan ikut bersamanya'. Keluargaku hanya bisa diam dan bapak mengatakan' bahwa ini rumahmu sampai kapanpun kamu boleh tinggal sesuka hatimu'. dengan tinggal bersama bapak, Beban pikiranku terasa ringan. tetapi yang menjadi pertanyaan dibenak saudaraku hanyalah satu kenapa damar tidak pernah menemuiku dan menafkahiku. kaka berusaha tanya padaku apakah hubunganku dengan suamiku bermasalah, aku hanya bisa jawab tidak. kebohonga ini aku lakukan demi anak yang masih dalam kandunganku, aku tidak ingin semua orang yang ada disini membenci damar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Nyataku
Short StoryKisah yang aku tulis ini, semata bukan karena untuk membanggakan diri, bukan pula untuk mendiskriminasi seseorang agar terlihat kurang berakhlak baik. Tujuan utama penulisan ini adalah agar senantiasa mawas diri dan berhati hati dalam memutuskan dan...