12

478 102 30
                                    

Wendy berjalan ingin masuk ke dalam ruangan markasnya. Ia berpapasan dengan Irene yang sudah selesai sarapan pagi dengan keluarga Kim lainnya.

Setelah terlibat Seulgi datang mendekat, Wendy langsung menoleh ke depan lagi seraya melangkah masuk ke ruang markasnya.

Irene diam saja. Dia membuang nafas pelan seraya dengan Seulgi yang menyentuh pundak wanita itu. Kemudian ia elus pelan dengan senyum kecil yang ia berikan pada Irene.

Doorr!!!! Tembak Jisoo tepat mengenai botol kaca di depannya itu.

Wendy mendekat. Jisoo tersenyum melihat Wendy yang mengangguk-angguk sambil bertepuk tangan padanya.

" Ini....lumayan." tunjuk Jisoo pada pistol berwarna putih itu.

" Apa kamu mau menembak seseorang?" Tanya Rose.

" Mhh. Akan aku tembak di sekujur badannya."

"Uhh! Muso~~" Takut Rose yang langsung mendekati Wendy.

" Apa yang kamu takutkan? Jisoo hanya bercanda." Kata Wendy. Jisoo tertawa seraya meletakkan pistolnya di meja.

" Mau belajar?" Tanya Wendy pada Rose.

" Takut Oppa...aku mana pernah memegang benda seperti itu." Tunjuk sekilas Rose.

" Gwaenchanha. Kita belajar untuk berjaga-jaga." Kata Jisoo yang mengambil tembakan di koper sebelahnya. Lalu ia sodorkan ke arah Rose yang masih menatap takut-takut melihat benda itu.

" Gwaenchanha sayang..." Jennie datang. Ia mengambil pistol itu dari tangan Jisoo, lalu ia pegang tangan Rose dan ia letak di telapak tangannya.

" Akan aku ajarkan." Kata Jennie menarik pelan tangan Rose mendekati target di ujung sana.

Wendy menyenggol Jisoo. Mereka pun berlalu dari sana meninggalkan Jennie dan Rose.

Doorr!!!!

" Aahhk!!!" Kejut Rose.

" Gwaenchanha. Lakukan lagi. Isinya bukan peluru kok. Hanya gulungan kertas kecil."

" Ini peluru! Bagaimana bisa kertas masuk ke dalam pistol!!" Kejut Rose yang melebarkamn matanya kalau ia merasakan seperti seorang perampok.

" Ingat saja kalau isinya kertas. Kamu akan mudah menembak ke arah sasaran." Kata Jennie lagi sambil tersenyum dan ia elus kepala Rose.

" Ini sangat menakutkan." Ucap Rose meletakkan benda api itu di meja. Lalu mata Rose mendelalak kejut saat melihat tembakan besar, panjang dan banyak peluru di dalamnya.

" I-ini....pu-punyamu?" Tanya Rose. Jennie mengangguk.

" Ya~~!"

" Wae? Aku seorang sniper." Jawab Jennie. Rose membuka mulutnya lebar. Lalu ia berbalik dengan sangat kaku berjalan menuju sofa.

Jennie tertawa singkat. Ia lihat sikap lucu Rose yang amat takut dengan senjata api itu.

---

" Hyung, ini punyamu." Lempar Taehyung, Kunci mobil ke arah Wendy.

" Mobil dari mana?" Tanya Wendy.

" Dariku. Aku baru saja ke sorum membelinya untukmu. Jalan-jalanlah jika Hyung mau melihat kualitas mobil barumu." Kata Taehyung sambil berlalu masuk ke dalam ruangan Joy.

" Mhh." Dehem Wendy.

Datanglah Krystal yang baru saja bangun dari tidurnya. Ia mengusap rambutnya ke belakang sambil berjalan mendekati Wendy.

" Mau kemana?" Tanya Krystal berdiri di depan Wendy.

" Aku mau membawa jalan mobil baru di luar."

" Ikut." Kata Krystal.

" Mandilah. Aku akan menunggumu di luar."
Krystal berbalik. Ia berjalan segera masuk ke kamar untuk membersihkan tubuh dan bersiap segera.

Wendy berjalan keluar rumah. Ia melihat bodyguard keluarga Kim menyapa dirinya dengan sopan.

" Wow..." Seru singkat Wendy melihat Hypercar abu-abu yang di beli Taehyung untuknya.

Wendy sibuk bersandar di pintu mobil. Memainkan HP-nya sambil tersenyum sendiri sedari tadi.

" Pagi Nona." Terdengar suara beberapa bodyguard menyapa Irene dari jauh.

Wendy mengangkat kepalanya. Ia diam menatap Irene yang berhenti di depan pintu mobil yang di buka salah seorang bodyguard Kim.

Datanglah Krystal yang melewati Irene tanpa melirik wanita itu lagi. Wendy mengangkat badannya berdiri lalu membuka pintu untuk Krystal.

Masuklah wanita itu ke dalam mobil dan langsung di tutup oleh Wendy. Wendy melihat sekilas Irene di ujung sana. Wanita itu tampak menghela berat nafasnya sambil menoleh ke arah lain.

Wendy berjalan ke pintu seberang. Krystal membuka kaca mobilnya. Ia menoleh melihat Irene di ujung sana yang mendapatkan tatapan mata Krystal.

Brak! Pintu menutup saat Wendy sudah masuk ke dalam mobil. Krystal menoleh ke sebelah pria itu yang memberi senyum singkat nya sambil memutar kemudi mobil keluarga dari area rumah besar ini.

Irene menatap kepergian mobil Wendy. Dia menekuk dalam dahinya sambil mengepal kuat tangannya.

" Batalkan rapat ku. Aku tidak enak badan sekarang." Kata Irene yang berbalik masuk ke dalam rumah lagi.

Irene berjalan segera masuk ke dalam kamarnya. Ia langsung menutup pintu kamar dan ia kunci segera agar tidak ada yang masuk ke dalam.

Irene menyeretkan badannya ke bawah. Ia langsung merunduk membuat rambut panjangnya menutupi wajah cantiknya.

Lalu ia merintih menangis di sana.

" Dia melupakan ku!!"

" Apa aku tidak berharga lagi baginya!!!?"

" Buat apa aku menangis kalau dia sudah tidak mencintai ku lagi!!?"

" Dia mencintaimu Irene~~" perlahan Irene mengangkat kepalanya. Ia terseduh-seduh menatap kejut Seungwan yang terjongkok di depannya.

" Seungwan~~?"

" Kenapa harus menangis lagi? Dia sudah berada di dekatmu. Bukan berarti dia dengan wanita lain, dia tidak memikirkan mu sama sekali. Dia hanya perlu waktu. Dan......jangan keras dengan egomu sendiri." Seungwan melihat kecewa Irene di depannya.

" Dia terluka karena dirimu. Makanya dia sangat ingin sekali menjauh darimu karena hatinya sudah perlahan tertutup untukmu." Irene kembali menangis lagi.

" Menangislah Irene. Dia tidak akan mendengarkan tangisanmu lagi." Seungwan berdiri. Dia merunduk melihat Irene yang mendongak menatap tangis dirinya.

" Berubah lah jadi Irene yang ku kenal dulu. Agar dia jadi terbuka lagi dan menerimamu apa adanya. Jika aku di posisi nya, mungkin aku akan sama sepertinya. Merasakan betapa kerasnya hatimu bertolak." Kata Seungwan yang menimbulkan senyumannya seraya dengan dirinya yang menghilang.

" Aku akan masih tetap mencintaimu,... Irene..." Ucap Seungwan dan Irene berhenti menangis lagi.

Ia usap air matanya. Membersihkan sakit hati yang sangat menusuk sekali di sana. Karena Seungwan, hatinya kembali terbuka.

" Aku...akan jadi Irene yang sama seperti dulu, Seungwan... Maafkan aku karena selama ini, aku selalu egois pada Wendy. Mianhe Seungwan.....aku akan jadi wanita yang sama, yang pernah membuatmu bahagia dulu...."













Maafkan author karena bisa aja nii ff sad ending. Tergantung sama mood author ya. Ntah kenapa author lagi mau buat sad ending:v

Diamond Love 2 ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang