13

513 108 27
                                    

Wendy diam menatap ke langit-langit. Ia meletakkan lengan nya di atas dahi sambil berfikir.

Tiba-tiba seseorang tertidur di atas badannya. Kejut Wendy saat tau itu Krystal.

" Aku tidak bisa tidur." Kata Krystal sambil melingkarkan tangannya di leher Wendy.

Wendy diam saja. Dia malah mengira kalau itu Irene. Tapi kesadaran hanya sesaat. Pikirannya kembali lagi dengan Irene yang tadi dia ingat kalau wanita itu menahan tangis.

" Hug me." Wendy sedikit menoleh ke sampingnya. Melihat Krystal yang tertidur di sanding kanannya.

Wendy angkat badannya. Ia menyamankan kepalanya di tangan sofa dengan pelukannya yang melingkar di badan Krystal.

" Do you like me?" Tanya Krystal yang mengangkat kepalanya dan ia tatap diam Wendy di hadapannya.

" Why?" Tanya Krystal lagi.

" Kenapa.....kamu berbohong padaku?" Wendy diam saja. Tidak ada yang namanya kalimat untuk ia lontarkan.

" Jangan melakukan hal menyakitkan hati wanita." Lanjut Krystal lagi.

" Sudah banyak yang tersakiti karena dirimu. Semua wanita yang dekat denganmu, pasti ingin yang namanya di cintai olehmu. Tapi itu sudah di rasakan semuanya karena perbuatan mu. Terlalu banyak hal menyakitkan yang sudah mereka rasakan karena pada akhirnya kamu hanya akan menganggapnya teman saja. But,....i know. You still love him."

Wendy menoleh ke arah lain. Ia membuang nafas pelan sambil menunjukkan wajah frustasinya.

" Wendy." Krystal tarik wajah Wendy agar menatapnya lagi.

Mereka diam sebentar. Tapi lama-lama makin penarasan. Hal itu terjadi karena Wendy mengangkat Krystal agar lebih dekat dengannya sampai Krystal memegang kedua pipi Wendy dan ia cium bibirnya.

Wendy elus ke belakang rambut Krystal. Ia pegang pipi wanita itu sambil merasa ciuman hangatnya.

Terdengarlah suara ciuman mereka di ruang komputer yang gelap gulita. Tidak ada orang di sana kecuali Wendy yang setiap malam akan tidur di sofa ruangan itu.

***

Dreekk~~!

Seulgi terduduk di kursi makan nya. Ia berada di tengah-tengah keluarganya. Karena Taeyeon masih berada di luar negeri karena urusan perusahaan.

" Chaeyoung tidak selera makan." Ucap Rose. Membuat semua orang melihat dirinya yang meletakkan pisau dan garpu makan di atas piring.

" Aku kekurangan seseorang." Lanjut Rose yang berdiri dan berjalan menjauh dari sana.

Irene lihat kepergian Rose. Lalu ia berbalik melihat Seulgi yang menyuruhnya untuk melanjutkan makan. Tiffany juga membuang nafas kesal. Tapi ia masih bisa menguyah sarapan nya dengan tenang.

" Woohoo!!" Teriak Taehyung yang mengambil sarapan pagi nya di meja.

" Itu punyaku!" Marah Saeron.

" Ambil saja yang lain." Jawab Taehyung yang membawa kabur Styrofoam berisi nasi milik Saeron.

" Ya!!!" Saeron berlari. Ia mengejar Taehyung di ujung sana.

Datanglah Lisa yang mengambil dua kotak box putih itu berjalan mendekati Jisoo yang tersenyum menatapnya. Terduduklah kedua orang itu di sofa bersama dengan yang lain. Yang sibuk memakan buah dan roti sambil melontarkan candaan sesekali.

Wendy tertawa. Ia melihat senyum teman-temannya dan menoleh melihat Taehyung yang berkelahi dengan Saeron di ujung sofa.

Tiba-tiba pintu terbuka. Datanglah Rose yang di lihat senyum yang lain.

" Sudah sarapan?" Tanya Jennie. Rose memberi gelengan nya.

" Ini." Jennie menyodorkan sarapannya pada Rose.

" Suap." Pinta Rose yang bersandar langsung di bahu Jennie seraya dengan pria itu yang mengambil sendok untuk menyuapi Rose makan.

Wendy masih melekatkan senyumannya melihat kedua orang itu di depannya. Ia pun berdiri. Kemudian berjalan keluar markas seraya dengan tatapan Krystal yang melihat dirinya berlalu dari sana.

Berjalan santailah Wendy keluar dari markas. Ia bertemu dengan Irene yang hampir ia tabrak di tikungan menuju depan pintu rumah.

Keduanya terkejut. Wendy segera melangkah mundur dari Irene. Wanita itu memegang dadanya karena Irene orang yang mudah shock.

" Gwaenchanha?" Tanya Wendy yang menjulurkan tangannya ingin menyentuh Irene.

Tapi Wendy berhenti. Dia terdiam saat tangannya bergerak ke depan.

" Sorry." Ucap Wendy yang kemudian melayangkan tangannya menggaruk tengkuknya sendiri sambil berjalan pelan melewati Irene.

" Eh!" Wendy berhenti mendadak. Ia menoleh pelan melihat Irene yang menahan lengannya.

Teringat oleh Wendy saat Irene masih sakit dulu. Selalu menahan lengan Wendy dan bertanya......

" Eodiga?" Wendy membulatkan matanya. Melihat Irene yang bertanya padanya dengan wajah ingin tau sekali.

" Keluar." Jawab Wendy pelan seraya dengan tangannya yang ia tarik melepaskan genggaman Irene.

" Ehh~!!" Tahan Irene lagi.

Wendy berdiri saja di sana. Ia menatap Irene yang mengerut kecil dahinya dengan wajah takut.

" Ha-hajima~~" Ucap Irene sambil merunduk dengan kedua tangan yang menahan lengan Wendy.

Wendy diam saja sedari tadi. Ia juga menarik pelan lengannya ingin melepas genggaman tangan Irene. Tapi masih saja, wanita itu menahan pergerakan Wendy.

" Hah~~" Helaan Wendy yang mendekati Irene lalu ia peluk wanita itu.

" Mianhe." Ucap Wendy sambil mengelus kepala Irene mendengarkan rintihan kecil Irene di tubuhnya.

" Mianhe Irene-ah..."

" Aku.... mencintai mu.... Wendy~~~"

" Mhh....jangan menangis lagi....mianheyo.." Peluk erat Wendy.

Krystal diam dari jauh. Ia menatap wenrene di ujung sana. Kemudian ia berbalik menjauh dengan senyum kecil di bibirnya.

" Masih banyak pria lain yang bisa mencintaimu krystal."













Akhirnya bisa update juga. Author kira part ini kehapus. Eh ternyata pindah file😂..susah2 author bikin malam nya. Tapi untungnya file ini nggak hilang.

Diamond Love 2 ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang