Sasuke menyandarkan tubuh lelahnya di sebuah Pohon besar. Perjalanan yang harus Ia tempuh masihlah jauh. Sebenarnya mudah saja baginya mempersingkat perjalanan dengan cara melintasi angkasa, hanya saja, Ia tak ingin terburu-buru sampai tujuan.
Sasuke lelah selalu direcoki sang Ibu dengan menyodorkan beberapa wanita siluman yang menurut sang Ibu sangat cocok mendampingi dirinya.
Merasa terusik dengan tingkah sang Ibu, Ia memutuskan mengasingkan diri. Tak ada yang tahu di mana tempat Sasuke selalu mengasingkan diri. Ia pulang hanya bila bulan purnama akan muncul. Setiap bulan purnama masing-masing siluman akan mencari pasangan yang tepat untuk mendampingi hidup mereka sampai akhir hayat.
Sasuke selalu mengurung diri di kamar bila saat bulan purnama muncul. Ia tak tertarik dengan gadis-gadis siluman yang bernaung di bawah kekuasaan sang Ayah. Mereka terlalu merepotkan baginya.
Angin sejuk yang berhembus serta ketenangan suasana membuat Sasuke merasa nyaman hingga tanpa terasa keadaan itu membuatnya terlelap.
*
"Raspberry," Sasuke bergumam setengah sadar saat penciumannya menangkap bau manis Raspberry ranum. Perlahan kelopak matanya terbuka menampilkan iris kelamnya.
Sasuke memandang ke sekeliling tempatnya berada untuk memastikan bahwa Ia tak salah mengenali bau manis Raspberry yang tertangkap indra penciumannya itu. Jika tak salah bau ini adalah bau siluman rubah yang menurut legenda sangat jarang bisa ditemui.
Saat pandangannya bergulir ke arah pangkuannya Ia menghela napas kecewa. Ternyata itu bukanlah bau dari siluman rubah tapi dari dua buah Raspberry yang tergeletak begitu saja di pangkuannya. Saat tangan kanannya terjulur untuk mengambil buah tersebut Ia seperti menyentuh sesuatu di balik jubah yang menutupi bagian kanan tubuhnya.
Dengan perasaan was-was Sasuke perlahan membuka jubah bagian kanannya.
Sebuah kepala mungil dan dua telinga berwarna merah sedikit runcing dan berbulu, tertangkap indra penglihatannya.
Merasa terusik dengan pergerakan Sasuke, makhluk mungil tersebut menggeliat tak nyaman.
"Siapa kau?" tanya Sasuke penasaran.
Sasuke terpana saat makhluk mungil itu mendongak dan menampilkan wajah cantik serta iris biru bulat yang memandangnya dengan tatapan polos.
Jantungnya berdetak tak senormal biasanya. Seketika bibirnya tersenyum mendapati kenyataan bahwa makhluk didepannya adalah siluman rubah. Wajahnya sangat cantik melebihi gadis-gadis di daerah kekuasaan sang Ayah. Meski masih sangat kecil, besar kemungkinan ketika dewasa gadis di pangkuannya akan sangat cantik dan anggun.
Sepertinya mitos itu benar adanya. Siluman rubah memang kecantikannya takkan tertandingi oleh gadis siluman manapun. Ia beruntung mendapatkan salah satunya. Meski Ia harus menunggu beberapa tahun kedepan untuk menunggu sang gadis tumbuh dewasa, ia tak akan keberatan.
Namun senyuman sasuke luntur saat makhluk di pangkuannya bergerak menyamankan posisi ke bagian depan tubuhnya. Ia merasakan sesuatu yang mengganjal bergesekkan dengan perutnya. Meski kecil namun itu terasa sangat familiar.
Dengan ragu ragu Sasuke memegang bagian kerah leher kaos yang dipakai makhluk mungil yang menempel di bagian depan tubuhnya. Sasuke menarik kaos tersebut dan alangkah terkejutnya saat pandangannya jatuh pada bagian selangkangan makhluk mungil di depannya.
Kaos yang dipakai terangkat sampai ke atas pusar sesuatu menggantung disana, diantara kedua pahanya. Meski mungil namun bentuknya kurang lebih sama seperti miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OS SasuNaru Fanfic
FanfictionDaripada di pisah pisah mending disatuin.Karena terpisah itu bikin susah. Berisi kumpulan OS SasuNaru. Ngetik semauanya. Karakter tetap meminjam dari Masashi Kishimoto.