Sasuke sulit untuk memahami rasa yang saat ini sedang menggelayuti hati dan juga pikirannya.
Entahlah, semua terasa sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Merasakan sentuhan lembut sang kekasih membuatnya tak bisa berpikir.
Tangan terampil nan cekatan sang kekasih bergerak konstan memanjakan tubuhnya.
Sesekali cairan dingin dioleskan naruto agar mempermudah jalannya.
"Ugh! Ssssh! Aah! Pelan-pelan Dobe!"
Naruto tak menanggapi keluhan pria di depan tubuhnya. Tangannya terus bergerak memanjakan setiap inci kulit sensitif kekasihnya itu. Pikirannya berpusat penuh pada kegiatan yang menurutnya sebagai ajang pelampiasan balas dendamnya.
Tanda merah kehitaman terus Ia torehkan tanpa peduli segala macam gerutuan yang terlontar dari sang kekasih.
Dirinya lelah kemarin malam diacuhkan, terlebih sang kekasih lebih senang menghabiskan waktu bersama selingkuhannya yang menurut Naruto tak lebih penting darinya.
Demi apa keseksian Naruto itu mengalihkan dunia seorang Uchiha Sasuke.
Pokoknya Naruto marah!
Di tambah Sasuke mengingkari janjinya untuk pergi kencan ke taman bermain. Malamnya makan Ramen jatah mingguannya. Namun semuanya gagal karena kelakuan Sasuke yang tak bisa berpegang teguh pada janjinya.
Jadi jangan salahkan Naruto kalau dia mengamuk.
Plak!
"Diamlah Teme, kau mengganggu konsentrasiku!"
Dan dengan senang hati Naruto menistai kepala jenius Sasuke jika tak bisa diajak bekerja sama dengannya.
"Kapan selesai Dobe?" Sasuke bertanya diiringi suara desisan yang keluar dari bibirnya.
"Selesai!"
Sasuke menghela napas lega saat mendengar kalimat yang ditunggu-tunggu dengan sabar semenjak hampir setengah jam yang lalu. Akhirnya penderitaannya berakhir. Namun kelegaan itu tak bertahan lama kala kata-kata bagai kutukan keluar dari bibir mungil Naruto.
"Nah tinggal bagian leher, Sa-su-ke!"
"Bukankah kau bilang sudah selesai Dobe?"
Tanpa menjawab pertanyaan Sasuke dengan tanpa perasaan Naruto menjambak rambut Sasuke ke arah samping hingga leher putih jenjangnya terekspos dengan jelas. sedangkan Sasuke hanya pasrah dengan perlakuan bar-bar kekasihnya. Bukan salahnya juga acara kencannya batal. Salahkan Ayahnya yang tiba-tiba memberikan mandat untuk bersenang-senang tanpa melibatkan Si Dobe tercintanya.
"Ayolah Dobe jangan bagian itu, besok aku bekerja dan ada rapat dengan klien," mohon Sasuke dengan wajah putus asa.
"Apa peduliku, Teme! salah sendiri kau lebih memilih mengerjakan berkas-berkas laknat itu dan mengacuhkan kencan kita!"
Sasuke meringis kecil kala Naruto dengan sengaja menekan lebih kuat koin yang bergesekkan dengan kulit sensitifnya.
"Dan dengan cerobohnya Kau mengabaikan makan malammu! Bekerja lupa waktu! jendela ruang kerjamu kau biarkan terbuka! Lihat hasil dari otak jeniusmu!" Naruto terus berceloteh gemas sambil menekan kuat koin di tangannya.
Sedangkan Sasuke kian meringis mendengar ceramah gratis dari Naruto.
Memang benar kondisi badannya saat ini adalah buah hasil kecerobohannya. Kata Naruto cara ampuh untuk menghilangkannya hanya dengan "kerokan". Cara tradisional yang diyakini Naruto akan membuat kondisi Sasuke kembali fit dalam waktu singkat.
Entah alasan itu bisa diterima akal sehat Sasuke atau tidak. Namun dengan segala tipu daya Naruto, Sasuke hanya bisa memasrahkan semuanya. Daripada kekasihnya makin mengamuk, nanti jatah vitamin sasuke berkurang.
Atau alasan itu hanya tameng untuk menutupi aksi balas dendam Naruto?
"Yosha! Selesai!"
Sasuke meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Kakinya melangkah menuju cermin yang biasa Ia pergunakan untuk membantu membenarkan penampilannya agar terlihat keren saat beraktifitas.
Ia menghela napas pasrah saat pandangannya tertuju ke arah lehernya yang terdapat noda merah.
"Benar-benar si Dobe," gumam Sasuke lirih sambil terus memperhatikan area lehernya.
"Sudahlah, Teme… tidurlah, besok kau harus bekerja. Aku akan memelukmu sepanjang malam. Tunggulah disini, aku mau mencuci tanganku terlebih dahulu."
Naruto beringsut turun dari ranjang setelah meletakkan koin dan minyak angin ke atas nakas. Kakinya berjalan cepat menuju kamar mandi di ruangan tersebut untuk mencuci tangannya.
Setelah mencuci tangan dengan bersih Naruto berjalan ke tempat tidur kemudian merebahkan tubuhnya di samping Sasuke. Tangannya terulur memeluk tubuh besar kekasihnya. Sesekali Ia akan mengelus punggung Sasuke untuk membuatnya merasa nyaman.
Tak lama kemudian mereka terlelap dengan damainya. Sedamai hari Sasuke di esok hari.
Omake
"Hei, otou-otou… Lehermu terlihat seksi dan menggoda."
Sasuke menatap tajam Itachi yang sedang meneliti berapa banyak tanda yang ditinggalkan Naruto di lehernya.
"Hei, Aniki... tidakkah kau tahu lubang di pekarangan rumahku masih kosong? tidakkah kau ingin mengisinya dengan tubuh karatanmu?"
Mengedikkan bahu Itachi berlalu dari hadapan Sasuke dan membuka pintu ruangan di depannya.
Menghela napas Sasuke sekuat hati menahan rasa malunya untuk memasuki ruangan di hadapannya.
Sesuai dugaannya, semua mata memandang ke arahnya saat menginjakan kakinya di ruangan rapat. Lebih tepatnya, lehernya yang terdapat bercak merah yang mencurigakan.
Naruto sengaja membuat pola kecil-kecil di bagian leher Sasuke saat mengeroknya dengan posisi tak beraturan. Daripada dibilang hasil kerokan itu lebih terlihat seperti bekas kissmark. Salahkan Naruto yang pagi-pagi ribut melepas syal dari lehernya dengan alasan syal tak cocok dipakai saat musim panas.
Jadi leher jenjangnya terekspos dengan jelas. Rambut pendeknya mendukung penampilan menggiurkan dari leher putihnya.
Ingin rasanya Sasuke mendisiplinkan kelakuan Naruto saat ini.
Ah! Rasanya itu ide yang cerdik. Mungkin Dia akan mengambil cuti untuk beberapa hari ke depan.
Tak ada salahnya membawa naruto jalan-jalan romantis untuk beberapa hari kedepan.
Bukankah Sasuke itu tipe kekasih yang baik hati. Seluruh penghuni ruangan rapat tiba-tiba bergidik ngeri melihat seringaian Uchiha bungsu yang sangat tidak wajar.Ruangan yang seharusnya menjadi tempat rapat kini berubah menjadi tempat pemujaan setan. Semua peserta rapat bergumam tak jelas dengan bagai membaca mantra pengusiran setan.
Uchiha Sasuke, jika sudah berpikiran menjurus ke hal-hal nista maka wajahnya akan terlihat seperti setan. Untuk itulah mereka lebih memilih membaca mantra daripada membaca berkas tender yang akan mereka kerjakan.
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
OS SasuNaru Fanfic
FanficDaripada di pisah pisah mending disatuin.Karena terpisah itu bikin susah. Berisi kumpulan OS SasuNaru. Ngetik semauanya. Karakter tetap meminjam dari Masashi Kishimoto.