#7. Percakapan

390 46 32
                                    

Detik bergulir, membentuk menit yang melebur menjadi jam. Jam pun tak menghiraukan semua kegiatan, ia terus berputar dan berubah menjadi hari.

Ada yang sedikit berbeda hari ini.

Mafumafu, seorang siswa bersurai putih, kini tengah menghela napas untuk yang kedua belas kalinya di pagi ini. Ia mengusap rambutnya, lalu menaruh kepalanya yang terasa begitu berat di atas meja.

Kemarin, pemuda itu mendapat sedikit cerita dari temannya, Amatsuki. Sepenggal cerita tentang bagaimana pemuda bersurai brunette itu bertemu dengan senpai di sekolahnya yang tengah berada di taman bermain bersama seorang sensei.

Cemburu? Tentu saja Mafu sangat cemburu. Apalagi ia mengetahui fakta bahwa Sang Pujaan Hati yang ternyata juga dekat dengan keluarga Sang Rival.

Lagi, terdengar helaan napas untuk ketiga belas kalinya.

"Oy, Mafu." Sakata yang duduk di sebelahnya mencoba memanggil. Mafu hanya mengangkat kepalanya dan menatap Sakata tanpa minat.

"Hm?"

"Kau masih galau?" tanya Sakata.

"Hm,"

"Karena sensei?"

"Hm,"

"Karena kejadian yang diceritakan Ama-chan juga?"

"Hm,"

"Jangan ber-hm padaku terus-menerus!"

Sebuah jitakan di kepala melayang bersamaan dengan munculnya perempatan imajiner di kepala Sakata. Mafumafu hanya mengaduh.

"Apa yang merasukimu?!" protes Mafu.

"Kau yang dirasuki apa, hah?! Sedari tadi melamun terus!"

"Baru melamun dimarahi! Ngajak berantem?!"

"Kamu si--

"Kalian berdua yang di belakang! CEPAT KELUAR DARI KELAS!!"

Dan sebuah interupsi dari seorang guru kesenian itupun mengakhiri pertengkaran kecil kedua sahabat itu.

=====

.

「愛してる」
Written by: Akasa_75

-An utaite fanfiction-

#WARN#
-BXB
-OOC
-Kata Kasar
-Typo(s)
-Gaje

Enjoy..

.

=====

"Ini semua karenamu,"

Setidaknya itulah satu kalimat yang dikatakan Sakata ketika dirinya dan Mafu diperintahkan keluar dari kelas. Kini mereka sedang berjalan di lorong sekolah yang cukup sepi tanpa arah.

"Kau mau ke kantin?" tawar Sakata yang sejak tadi merasa diabaikan oleh Mafu.

Mafumafu sama sekali tak merespon ucapannya. Kini Sakata lah yang harus menghela napas.

Sakata sedari tadi terus mengikuti Mafu yang entah ingin berjalan kemana. Tapi, bukankah ini sepertinya lorong menuju 'wilayah kekuasaan' anak-anak tahun ketiga?

"Oy, Mafu.. Kau tidak berencana menemui senpai, kan?"

Merasa Sakata membicarakan tentang orang yang ia maksud, Mafumafu pun menoleh. Ia hanya mengangguk kepada Sakata, dan tetap melanjutkan langkahnya.

「愛してる」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang