Chapter III: The Battle

2.3K 274 33
                                    

Brak!!!!

Tubuh laki-laki yang cukup tinggi itu menghantam meja. Se-isi kantin terkejut melihat pertarungan sengit antara Pang dan Marc, Mahasiswa Teknik yang dengan beraninya memandang rendah Pang.

"Bangun lo." perintah Pang menantang Marc.

"Segini doang?" Marc memegang pundaknya yang tidak seberapa sakit--baginya--ketika tubuhnya menghantam meja, "Lo itu cuman bisa berlindung diantara geng brengsek lo itu. Tapi kalo lo cuman sendiri? Loser."

Pang mencengkram rahang Marc, membuatnya sedikit sulit bernafas. "Tarik gak kata-kata lo? Yang brengsek itu justru lo. Nggak mau ngaca? Apa perlu gue hadiahin kaca pas ulangtahun?"

Marc menangkis lengan Pang yang mencengkram lehernya, "Jadi lo bukan loser? Fine, Gue bakal cabut omongan gue, Tapi dengan satu syarat." Marc membenarkan kerah kemejanya yang kusut, "Balik ospek nanti lo temuin gue di belakang kampus. Gak usah bawa geng Blacklist apalah itu dan Buktiin kalo lo bukan loser. Berani?"

Mata Pang mulai memerah menahan ribuan emosi yang menyelimuti dirinya, Ingin sekali dia melayangkan pukulan mautnya pada manusia dihadapannya.

Pang menarik nafas dan menghembuskannya dengan tenang, "Gua terima tantangan lo." ucapnya.

"Well see, kiddo." Marc menepuk pundak Pang cukup keras dan pergi meninggalkan Pang yang menatapnya penuh dendam.

**********

Di ruang rapat pengurus masa orientasi mahasiswa baru, Panitia dan beberapa senior itu berdiskusi perihal materi terakhir yang akan diberikan kepada para junior baru di fakultas mereka.

"Kita gak mungkin ngehandle semuanya bersamaan. Seperti yang kalian tau, Angkatan tahun ini cukup berat dengan adanya mahasiswa yang, ya, kalian paham lah gimana. Maka dari itu, Gue punya usul buat bikin mereka berkelompok kecil dengan didampingi dua mentor perkelompok."

Off mengangkat tangannya, "Tar dulu, gue mau nanya," ucapnya, "Apa senior juga ikut ngedampingin mereka?"

Ketua panitia ospek itu mengangguk, "Tentu. Karna tahun ini kita pengen membentuk karakter mahasiswa yang siap buat menghadapi dan mengembangkan semua bidang yang menjadi andalan fakultas kita. Dan dengan adanya kalian secara langsung sudah memberikan contoh nyata kalo fakultas kita, bukan fakultas yang tertinggal."

"Loh? Nggak bisa gitu dong? Pihak fakultas cuman meminta kita buat ngedampingin kalian di hari pertama aja, Selebihnya ya itu urusan kalian." protes Off tidak menerima sistem baru dari proses ospek tahun ini.

"Tapi lo tau sendiri kan gimana keadaan angkatan tahun ini? Kita baru hari pertama dan udah kacau. Kalo bukan kalian yang membentuk mental mereka, bukan hal yang nggak mungkin kalo angkatan tahun ini gagal. Jadi gue mohon dengan sangat partisipasi kalian ikut serta di ospek tahun ini."

"Tapi--"

"Gue setuju." ucap Inn yang sedari tadi terlihat tenang dan mengamati.

"Inn?" Off menatap Inn, mengisyaratkan untuk cukup dan jangan ikut terlibat.

"Kita bakal bantu kalian handle mereka." tegasnya.

"Lo gila ya?" Off terkejut dengan sikap Inn yang sedikit berbeda. Tidak biasanya ia langsung menyetujui hal apapun yang mendadak seperti ini.

BLACK vs WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang