Chapter IV: The Beginning

1.9K 247 45
                                    

Sun menyandarkan kepalanya dipunggung Inn yang sedang mengendarai motor, Pukulan dari Marc benar-benar membuat kepalanya kini berdenyut nyeri, ditambah dengan bayangan masa lalu yang seharusnya tidak pernah ia lakukan.

Perihal mantan pelatih basket itu, Padahal Sun hanya memberikan pelajaran agar pelatih itu di keluarkan dari sekolah, Ia tidak menyangka jika hal itu justru membuat pelatih itu depresi dan mengakhiri hidupnya. Sun benar-benar menyesal.

"Sun,"

Tanpa sadar tangannya mendekap tubuh Inn, menenggelamkan wajahnya dibalik punggung miliknya.

"Hey, You okay?" ucap Inn memastikan, suaranya sedikir tersamar oleh suara angin.

Melihat watak Sun saat ini, hanya satu hal yang Inn bisa tebak, Sun sedang merasa sedih. Satu hal dalam diri Sun yang tidak berubah, Ia akan mendekap siapapun jika merasa sedih, menenggelamkan wajahnya dalam dekapan. Sun, masih sama dengan anak kecil berumur 3 tahun yang Inn pernah kenal dahulu.

"Gue gak akan ninggalin lo lagi, Sun. Gue gak akan biarin lo kayak gini lagi."

*******

Day membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya lampu yang menusuk matanya. Teringat jika dirinya jatuh pingsan saat akan kembali pulang setelah ia membersihkan lukanya di Ruang Kesehatan.

Day mendengus, "Kurang ajar. Bar-bar banget sih anak-anak itu. kebiasaan tawuran apa ya." keluhnya. Day melihat kesekeliling, "Gue dimana dah?" Ia memperhatikan sekitar, Kamar yang tidak terlalu luas namun tidak sempit dengan dinding yang dihiasi poster arctic monkeys.

"Lo udah sadar?"

Day menoleh ke arah pemilik suara tersebut, "Lo?"

"Udah gue bilang, lo gak usah balik buru-buru, pingsan kan lo di parkiran? Kalo gue biarin sampe malem, lo terus gegoleran aja kali disana."

"Ini kamar lo?"

Ia mengangguk, "Sorry sempit. Seenggaknya gue bayar kamar asrama ini pake hasil lomba dan tournament taekwondo gue."

"Wow, sombong." gumam Day dengan suara yang hampir tidak terdengar.

"Kalo masih pusing lo bisa tidur dulu aja disini. Biar besok masuk kampus bareng sama gue."

"Gak perlu, Gue mau balik."

"Yakin? Paling lo pingsan lagi dijalan. Syukur kalo ada yang nolongin. Kalo lo pingsan pas lagi ramenya jalan gimana? Lumayan sih nambah penghasilan reporter kecelakaan nanti." ucapnya dengan santai.

"Sialan."

"Hahaha gue becanda, Tapi soal nginep disini gue serius. Gue mentor lo, secara gak langsung lo jadi tanggung jawab gue selama 2 minggu ini. Kalo lo kenapa-kenapa, gue yang kena juga."

"Gak usah dijelasin. Pala gue pusing." keluh Day membaringkan dirinya dikasur milik Arjuna. "Gue denger lo atlit taekwondo?"

Arjuna mengangguk, "Yap, dan gue tau kalo lo atlit taekwondo juga."

"Gimana bisa tau?"

"Bulan desember lalu, pas seleksi nasional. Gue liat lo ngewakilin Highschool. Gue harap setelah gue lulus nanti, lo bisa gantiin gue bawa banyak prestasi buat Universitas dan Fakultas."

BLACK vs WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang