Chapter X: Revenge

1.6K 183 23
                                    

Sun terbangun ketika ponselnya berdering tanpa henti, memaksanya untuk mengambil benda kotak tersebut di atas nakas.

"Halo," sapanya.

"Sun!!!!!" teriak seseorang dengan intonasi yang sangat panik.

Sun mengerjapkan matanya, "Ayna? Kenapa? Kok lo teriak?"

"Sun lo harus cepet kesini."

"Kemana?"

"Rumah Sakit Siloam."

"Lo sakit?"

"Bukan gue, Kak Inn!"

"Inn?" Sun terkejut mendengar nama Inn, "Kenapa?"

"Aduh lo gausah banyak tanya, mending cepet kesini sekarang juga."

"Oke, oke. Gue kesana sekarang." Sun menutup ponselnya. Ia beranjak dari tempat tidur dan mengambil denimnya yang ia kaitkan dibalik pintu. segera mungkin bergegas menuju rumah sakit dimana Inn berada.

Sun membawa motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Separuh dirinya merasa sangat panik dan khawatir tentang kondisi Inn. Sun tidak bisa tenang sedikitpun. Berkali-kali ia melewati lampu lalu lintas yang beruntungnya tidak ada satupun polisi yang berpatroli.

Sesampainya di Rumah Sakit, Sun berlari menuju ruangan yang Ayna kirimkan ke ponselnya.

"Ay, Kak Inn?" tanyanya dengan nafas tersenggal.

"Lo tenang dulu, jangan panik, oke?"

Sun menggelengkan kepalanya, "Kasih tau gue, apa yang terjadi."

Ayna menatap sayu pada Sun, "Kak Inn.. gue gak tau jelasnya gimana. Tapi dia ditemuin pingsan di jalan. Mukanya babak belur penuh lebam dan darah. Dokter bilang kemungkinan Kak Inn abis dikeroyok orang, tapi gue gak tau siapa yang berani lakuin ini sama Kak Inn."

Mata Sun menajam, "Gimana lo bisa tau Kak Inn disini?"

"Kak Inn nyoba telfon gue beberapa kali yang gue yakin dia lagi coba cari bantuan. Tapi gue gak denger dering telfonnya, sampe gue telfon balik yang angkat pihak Rumah Sakit yang bawa Kak Inn di dalam ambulans."

"Dimana Kak Inn ditemuin pingsan?"

"Di jalan dekat persimpangan komplek rumahnya."

Sun mendengus kesal, "Gue pergi."

"Sun, lo mau kemana?"

"Lo jagain dia, nanti gue balik."

"Sun-" Sebelum Ayna menyelesaikan kalimatnya, Sun sudah terlebih dahulu pergi.

Sun kembali membawa motornya melaju dengan kecepatan kencang. Tanpa berpikir panjang ia menghampiri tempat dimana Inn dikeroyok. Sun tidak bisa membiarkan orang terkasihnya terluka tanpa alasan.

Ia memarkirkan motornya sembarang, matanya mencari orang yang sekiranya mencurigakan. samar-samar ia mendengar suara gelak tawa sekelompok orang tidak jauh dari keberadaannya.

"Bos, gimana kalo orang itu mati?"

"Iya, Bos. Gimana kalo orang itu mati terus keluarganya ga terima dan lapor polisi?"

"Tapi gak ada bukti kan?"

"Iya sih, gak ada CCTV atau apa, sans aja udah."

"Tapi kalo beneran mati gimana, bos?"

"Ya bukan urusan kita lah! Yang penting kita dapet duit banyak, party kita!"

Brak!!!

suara motor jatuh menyadarkan para preman tersebut. membuat keempat preman tersebut segera mengecek tempat dimana motor mereka terparkir.

BLACK vs WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang