WE MEET AGAIN

576 54 8
                                    

'Yang menyakitkan dari sebuah perpisahan adalah ketika waktu telah berlalu namun kenangan masih terus membelenggu.'

- - - - - - -

Malam yang dingin ditemani oleh sejumlah bintang-bintang yang nampak kecil membuat Kim Jennie terpana melihatnya. Bukan suatu hal yang baru lagi bagi Jennie menyaksikan indahnya kerlap-kerlip bintang di malam hari. Ia sangat menyukai tempat ini, juga atmosfernya.

Kalut, pikirannya sangat kalut saat ini. Ia mencoba melupakan masa lalunya tapi ia tidak pernah berhasil. Sebenarnya apa yang membawanya untuk datang ke taman ini lagi. Ia bahkan sudah bosan melihat dan duduk di bangku yang sama lagi setiap kali ia kesini. Ini benar-benar membuatnya bingung setengah mati. Ia telah memiliki Hanbin, tapi hatinya masih bersama lelaki itu.

Tatapan matanya yang sendu itu tampak kosong. Setelah beberapa menit yang lalu ia duduk sendiri, tiba-tiba seseorang duduk di sebelahnya. Sontak Jennie pun terkejut dan refleks berdiri menatap orang tersebut.

"Da-daniel?!"

Orang yang disebut namanya itu hanya tersenyum miring.

"Kok lo bisa disini sih?! Lo ngikutin gue ya?!" Jennie menanyakan hal-hal yang terlintas di kepalanya.

"Ternyata lo masih suka kesini ya." Daniel berbicara tanpa menatap Jennie. "Apa.. Lo masih belum bisa ngelupain gue?"

Jennie menghela nafas berat kemudian kembali duduk di sebelah lelaki itu. "Udah jelas kan kalau jawabannya tuh iya. Pake nanya!"

"Lo masih sama ya Jen kayak dulu. Galak." Ujar lelaki itu dengan suaranya yang berat.

"Daniel.. Gue pengen lo jujur sama gue." Jennie menatap manik mata itu lekat-lekat.

"Dulu waktu kita masih pacaran, lo kenapa tiba-tiba minta putus sih? Padahal hubungan kita baik-baik aja. Dan kenapa semenjak itu lo jadi berubah? Lo jadi dingin ke gue, kalo gue sapa lo malah ngehindarin gue. Gue gak ngerti deh, sebenernya salah gue tuh apa sih sama lo? Seenggaknya kan kita bisa ngomongin ini baik-baik. Mending kalo lo diemin gue, daripada lo putusin gue tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Asal lo tau ya, semenjak hari itu gue sakit hati banget tau nggak sama lo." Ujar Jennie melontarkan pertanyaan demi pertanyaan yang selama ini ia pendam.

Daniel hanya bisa menghela napas. "Lo mau tau alasan gue mutusin lo?"

Jennie mengabaikan pertanyaan itu dan menunggu kelanjutan perkataan Daniel.

"Lo tau gak orang yang gak suka sama hubungan kita? Dia adalah nyokap gue. Waktu nyokap gue tau tentang hubungan kita, dia selalu aja ngancam gue buat mindahin gue sekolah di Jerman. Ya gue gak mau lah kalo harus jauh dari lo."

Jennie menatap Daniel dengan tatapan tidak percaya. "Terus kenapa lo gak bilang sama gue?"

"Gue udah berusaha buat bilang ini ke lo tapi gue selalu gak bisa. Tiap kali kita ketemu, pasti ada orang suruhan nyokap gue yang selalu ngawasin kita. Karena itulah gue selalu ngehindar tiap kali ketemu lo. Mau telpon atau sms lo juga susah. Nyokap gue pasti bakalan tau." Jelas Daniel.

"Sekarang lo ngerti kan?" Lanjutnya.

Jennie mengangguk lemah.

Daniel memegang kedua tangan Jennie. "Gue pengen kita kayak dulu lagi Jen. Lo mau kan?"

"Maksud lo?" Tanya Jennie tak mengerti.

"Gue bakalan kembali lagi setelah gue menyelesaikan kuliah gue nanti. Gue pengen lo nunggu gue dan putus sama Hanbin."

Jennie menarik kembali tangannya dari genggaman Daniel. "Maaf Daniel, gue gak bisa. Gue tau gue egois, gue masih suka sama lo tapi gue malah pacaran sama orang lain. Tapi gue udah terlanjur kecewa sama lo, dan gue gak bisa balikan lagi sama lo. Sekarang udah ada Hanbin di sisi gue dan gue-"

𝙇𝙤𝙫𝙞𝙣𝙜 𝙈𝙮 '𝘽'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang