.
.
.
Setelah kejadian minggu lalu, Joonmyeon belum pernah bertemu Yifan sama sekali. Pagi ketika ia membuka matanya, ia hanya mendapati dirinya dengan piyama tidur dan sprei yang telah diganti, serta sebuah note yang mengatakan maaf bahwa Yifan harus mengurus sesuatu di kantor Daddynya.
Keesokannya sopir Joonmyeon telah kembali bekerja dan Yifan menghilang, Daddynya menyuruh Yifan ke Busan untuk membantu mengurus kantor cabang di sana. Mereka bahkan belum sempat bertukar nomor karena ia pikir setiap hari akan bertemu, ah yang Joonmyeon ingat hanya kecupan ringan di dahinya sebelum Yifan meninggalkannya pagi itu. Tapi, Joonmyeon tidak yakin bahwa pagi itu memang Yifan menciumnya, karena ia sendiri dalam keadaan setengah sadar. Sepertinya Joonmyeon sudah merindukan Hyungnya tersebut meski baru seminggu ditinggalkan.
Flashback on.
Joonmyeon bingung mengapa Jennie mengajaknya ke toilet sekolah setelah mereka pulang, di toilet perempuan lagi. Meskipun berulang kali ia menolak, namun Jennie berhasil merayunya dan membawa mereka ke salah satu bilik toilet.
"Cium aku Joon, kita sudah berpacaran hampir dua minggu dan kau belum pernah menciumku sama sekali."
Joonmyeon ragu, pasalnya ia belum pernah berciuman sama sekali, jangankan ciuman, berpacaran saja ini untuk pertama kalinya. Joonmyeon memang tidak sepolos tampangnya, setidaknya ia beberapa kali menonton drama romantis yang ada adegan ciumannya, meskipun kebanyakan yang ia tonton cuma menampilkan ciuman sekilas –dia berpikir menonton adegan ciuman itu sudah tidak polos-. Joonmyeon merasa tidak tertarik, belum saatnya, pikirnya polos.
Namun sekarang, Jennie, kekasih yang ia dapatkan dengan susah payah, karena yah, Jennie termasuk siswi populer yang memiliki banyak penggemar di sekolah, jadi ia memiliki usaha super ekstra untuk mendapatkannya diantara saingan-saingan tangguhnya.
"Joon!" Jennie membentak dengan sebal.
Joonmyeon tergagap ia bingung apa yang harus ia lakukan. Namun ia mendekatkan bibirnya pada bibir Jennie dan mengecupnya pelan, bahkan belah bibirnya sampai bergetar hebat karena pertama kali merasakan lembutnya bibir seorang wanita.
Namun Jennie mendorongnya tiba-tiba.
"Apa-apaan kamu Joon? Ciuman saja tidak bisa! Shit! Rasanya aku seperti berpacaran dengan perempuan saja!" gadis tersebut membuka pintu kamar mandi dengan keras dan meninggalkan Joonmyeon begitu saja.
"Kita putus! Thanks buat hadiahnya."
Dan Joonmyeon benar-benar tidak habis pikir dengan hidupnya.
Flashback off.
.
Pagi ini perut Yifan rasanya mual sekali, seperti diaduk-aduk dengan sangat keras. Ia memuntahkan banyak air dari mulutnya, bahkan sebelum ia sempat memanggang rotinya untuk sarapan. Usai muntah-muntah yang tidak membuahkan hasil, karena yang keluar hanya air, Yifan merasakan pusing yang menghantam kepalanya cukup keras hingga membuatnya terduduk di lantai asrama pegawai. Ya ampun, apa yang terjadi pada dirinya sih? Pukul 9 nanti ia harus rapat dengan klien penting lagi. Namun rasa sakit di kepala dan mual di perutnya masih terasa.
"Ah, Minseok ssi," Yifan segera menelpon asistennya di kantor ketika ia berhasil berdiri, "Tolong batalkan rapat hingga makan siang, kita akan menemui mereka sembari makan siang saja."
"Ah, Yifan ssi... apa terjadi sesuatu?"
"Tak perlu khawatir. Maaf aku merepotkanmu, pagi ini tiba-tiba aku muntah dan pusing sekali, aku akan ke dokter sebentar."
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] The Way Of Love [The Series]
RomantikThe way of love between Yifan and Joonmyeon.