Untuk Reader's jangan lupa beli cerita lainnya di google play ya. jangan lupa tinggalkan rate dan kommen. auhtor bisikin nih, best seller menurut author adalah
1. The secret Keana+ mini novel
banyak yang beli kisah ini hehe, yuk di beli sayangku sambil nunggu Mantan suamiku tamat.
Terima kasih
Balikpapan, 05/12/2019
jangan lupa follow IGku ya Putrimahetta untuk bertegur sama hehe...
***
Zee sampai di apartemen. ia meletakan sepatunya di lantai dan juga tasnya di meja, setelah itu ia duduk di kursi sambil melihat jendela besar.
Entah tadi sebuah kesialan ataukah beruntung karena bertemu dengan Zein lagi, setelah lima tahun.
''Lima tahun dan dia banyak berubah, rupanya Rahma mengurusnya dengan baik.'' Kata Zee kedirinya sendiri. Tiba- tiba saja ia teringat dengan pelayan semalam. Entah kenapa, Zee membandingkan pelayan dengan Zein dalam sekali pertemuan. Zee mengambil tas di meja dan merogoh untuk mengambil gawai.
Zee memberikan sebuah pesan kepada pelayan hotel untuk memperbaiki keran air. Alasan yang tidak masuk akal dibuat Zaeline agar bisa memastikan rasa keponya. Zee tersenyum seketika dan menunggu dengan tenang di sofa.
**
Zein tidak mengasingkan Hiqab tetapi sengaja memisahkan mereka agar tidak terjadi apa- apa. Lelaki itu membuka kamar anaknya, Hiqab sedang bermain mobil- mobilan di atas kasur. Ia membohonginya untuk bertemu dengan Zaeline.
"What you doing son." Tanya zein sambil masuk dan menutup pintu.
"Nothing, just play a car and miss mama." Jawab anaknya namun dengan nada menyinggung.
"Mau ketemu mama?" tanya Zein lagi. Hiqab mengangguk pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari mainan.
''Papah udah janji semalam tapi boong.'' Hiqab melempar mainan ditangannya kesal.
"Oke, Papah minta maaf. Nanti malam janji akan ketemu dengan mamah. apa Hiqab sudah makan?" tanya Papah dan Hiqab mengangguk walaupun air mata sudah bersarang di mata.
"Maid give me a meetballs from indonesian and satai." Jawab Hiqab. Zein mengelus kepala anaknya dan tersenyum.
"good boy."puji Zein sambil mencium kepala anaknya.
Ting
Ting
Ting
Zein mengambil hpnya dan membuka pesan, rupanya kepala pelayan memberikan pesan jika apartemen Zaeline dam menghubungi teknisi.
"Tetaplah di kamar dan jangan keluar, tunggu papah. Jangan terima apapun nantinya oke." Zein mencium kepala Hiqab lagi lalu pergi. Hiqab berdiri seraya menghembuskan nafasnya.
''Dasar Papah boong.'' Ujar Hiqab kesal. Ia pergi untuk mengambil mobilan yang ia lempar tadi.
**
Zee duduk sambil menunggu teknisi untuk memperbaiki keran air.
Ting
Ting
Zee berdiri setelah mendengar bell kamar. Ia kemudian membukanya dan masuklah pria yang seperti waktu itu hanya saja pakaiannya berbeda.
"Keran dimana yang ingin di perbaiki Mrs.?" Tanya teknisi itu. Zee menunjuk tempat cucian piring.
"Disana, tadi saya cuci piring lalu airnya melambat dan mati." Kata Zee. Teknisi itu segera menuju kesana dan melihat permasalahannya.
Zee lari ke kamar dan memilih pakaian yang seksi, ia mengambil kaos super ketat yang memperlihatkan perut dan belahan dada lalu celana pendek, setelah berganti ia segera mendatangi teknisi itu dan berdiri disampingnya. Zee curiga itu adalah Zein.
"Gimana, mati kan?" kata Zee. Teknisi itu menengok dan seketika terbengong, Zein menelan slavinanya ia segera memalingkan wajahnya dan fokus pada keran air. Zein membuka keran itu entah karena terlalu kuat hingga membuat kerannya patah dan keluarlah air dengan deras hingga mengenai mereka berdua.
"Shit." Umpat Zein sambil menutup air itu. Zee menjauh karena terkena air. "Maaf, nanti temen saya yang perbaiki. Permisi." Zein segera pergi keluar dan segera masuk ke dalam lift. Zein membuka maskernya dan bersandar ia ingin memeluk Zee rasanya ketika itu tapi apa daya, melihatnya saja sudah syukur.
Zee menatap lelaki itu pergi dengan cepat dan menghilang di balik pintu, Ia yakin lelaki itu adalah Zein. Mantan suaminya.
**
Night party...
Zee datang untuk kedua kalinya di tempat yang berbeda. Ini adalah sebuah klub malam yang sengaja di sewa oleh Zein untuk merayakan pernikahan sang adik.
''Aku datang lagi untuk melihatmu.'' Kata Zee. ''Setelah ini aku balik ke Indo.'' Kata Zee ke Abiel di tengah pesta.
''Terima kasih Mba untuk permintaanku. Jangan buru- buru pulang.'' Abiel memegang kedua tangan Zee dan tersenyum manis.
''Senyumanmu pasti ada maksudnya huh.'' Tebak Zee yang rupanya benar. Terlihat Abiel tergelak tertawa.
''Aku ingin mengajakmu kerumah baru, tapi kalau ada rumahnya ckck.'' Konyol Abiel.
''Dasar Oon.'' Zee ikut tertawa. Mata Zee melihat Zein dan Rahma kembali.
Zein dan Rahma. Mereka berdua nampak serasi dan romantis, ada rasa sakit di hati Zee tapi apa daya. Mereka mendekat tak sengaja mata Zee beradu dengan mata Zein lelaki itu menarik sudut bibirnya sedikit tetapi Zee buru- buru menyingkir hingga pandangan itu buyar.
"You look so beautiful Abiel." Puji Rahma, Zee mundur ketika bertemu lalu Rahma maju dan memeluk Abiel yang keliatannya ingin muntah. Zee tersenyum melihat mimik Abiel saat berpelukan dengan kakak ipar barunya.
"Thank you Rahma, well aku permisi dulu mau ke sana. Permisi." Abiel melepas pelukannya lalu ke tempat lain. Zee tertawa tak lama ia pergi ke meja minuman. Zee duduk memilih menjauh sambil memikirkan Hiqab,
Mantan istrinya CEO
Zaeline kenapa kesini, ia tidak kenal rasa sakit.
Ya ampun
bisikan mereka terdengar oleh Zee.
Ia menggenggam gelas tak rasa genggaman itu terlalu kuat hingga pecah di tangannya. Tamu undangam kaget melihat ke arahnya.
Zee melihat tangannya dengan buru- buru menutupinya dengan tisu, ia segera keluar tapi Zein menangkap dirinya.
"Apa yang kau lakukan hah!" bentak Zein tiba- tiba. Ia mengambil tangan Zee lalu membuka tisunya. "shit." Umpat Zein saat darah segar keluar.
"Apa yang kau lakukan, aku bisa sendiri. Jangan kacaukan acara adikmu." Kata Zee sambil menarik tangannya tapi tak berhasil. Zein mengambil sapu tangan lalu mengikatnya di telapak tangan Zee.
Zee menunduk lalu meminta maaf ke tamu undangan termasuk Abiel walaupun adiknya Zein itu tidak masalah.
"Tegakan kepalamu, jangan membuatku malu." Zein menarik tangan Zee untuk pergi dari acara Abiel dan menuju klinik terdekat.
"Zein, Aku lapar mau makan." Cicit Zee. Zein berhenti dan Zee tak sengaja menabrak tubuh nya. Zein berbalik dan melihat Zee yang pendeknya se dada dia.
"Zein, sakit. Kalo berenti liat- liat." Pekik Zee. Zein memasukan tangannya di kantong.
"dengan tangan seperti itu kamu masih memikirkan makan? Makanya jangan pendek dan kecil, jalan duluan jangan coba- coba lari." Kata Zein.
''Aku baik- baik saja.''Kata Zee seolah tidak butuh Zein. ''Akutidak butuh bantuanmu.'' Katanya lagi dan berjalan duluan.
![](https://img.wattpad.com/cover/176436733-288-k184120.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan suamiku
Romantizm"To love is nothing. To be loved is something. But to love and be loved, that's everything" *** Perceraian bukan akhir dari segalanya Tuhan punya cara untuk mengembalikan rumah tangga yang retak bahkan hancur bagaikan debu. Apa yang zaelin inginkan...