Bagian 8

8.8K 1.1K 91
                                    

Zaeline tengah berkutat di dapur. Tadi, pagi- pagi sekali ia menelfon Mrs. Dollana untuk membelikannya ayam di swalayan terdekat karena ia tidak ingin keluar.

"Mama lapar." Rengek Hiqab. Hiqab melihat Zee sedang mengupas bawang untuk oseng kangkung

"Wait." Kata Zee. Zee melupakan sesuatu yaitu kecap. Zee menyuruh anaknya untuk mengambil gawai di atas kasur dan membawanya kemari.

"Ambilkan hpnya mamah." Kata Zee ke Hiqab.

"Ini." Kata Hiqab tak lama bocah lelaki itu pergi dan duduk di sofa untuk menonton cartoon.

Zee berhenti mengetik ketika mengingat Zein, Zee memiliki ide ia segera menelfon Mrs. Dollana.

Tut
Tut
Tut

Di sebuah lobby tepatnya apartemen yang ditinggali Zaeline. Mrs. Dollana mengangkat telp dari Zaeline saat menemani Zein menyapa rekan kerjanya.

"Yes, Mrs. Malik." Mrs Dollana sedikit berbalik dan mengecilkan suara.

"Zein dimana Mrs."

"Mr. Zein sedang berada di lobby apartemen dengan beberapa rekan kerja Mrs. Malik." Kata Mrs. Dollana.

"Oke."

Mrs. Dollana menjauhkan hpnya dan berdiri seperti semula. Disisi lain Zaeline buru- buru ke kamar untuk mengambil uang dan melihat penampilannya yang hanya memakai daster tapi bukan sembarang daster loh ya karena Zee membelinya tidak murah.

"Where are you doing mama?" Tanya Hiqab.

"I'm going to the lobby, honey. Hold on."

Zee turun ke lobby dan keberuntungan di pihaknya. Dari jauh ia melihat Zein dengan pakaian formal tengah berbincang dengan seseorang yang berpakaian sama seperti dirinya, mereka berdua nampak  seperti teman lama.

Zee mengarah ke Zein dan menepuk lengannya. Zein berbalik dan terkaget Zee akan mendatanginya apalagi dengan memakai daster dan rambut yang terikat berantakan hingga anakan poninya jatuh.

"Beliin kecap sama tomat, aku mau masak anakmu sudah merengek minta makan. Cepat, jangan suruh orang atau gak dapat pintu.'' Zee meletakan uang di tangan Zein yang terbengong. Zein tersadar ia segera menangkap tangan Zee dan berdiri di sampingnya.

"Kenalkan ini mamahnya Hiqab, ia baru datang dari Indonesia.'' Kata Zein dengan bahasa Mandarin. Zein tertawa dalam hati ia baru menyadari bahwa Zaeline ingin mempermalukannya.

"Saya pikir istrimu Rahma, Zein." Kata temannya.

Mendengar kata Rahma Zee membali sendu ia melepas rangkulan Zein dan melangkah pergi.

"Tidak jadi, aku ke atas dulu takut Hiqab kenapa- napa." Zee langsung pergi ke lift dan menuju ke tempatnya.

Zein terdiam sambil menatap kepergian Zee.

**

Zee menutup pintu apartemennya setelah sampai, ia memegang dadanya rupanya masih ada rasa cemburu di dalamnya.

''Mamah makan diluar aja yuk, Hiqab lapar mau makan Kfc. Please...'' Hiqab memelas sambil memegang perutnya.

''Gak mau tunggu mama masak aja?'' tanya Zee dan Hiqab menggeleng.

''Lama.''

''Baiklah, Mamah mandi lalu ganti baju.'' Zee mendekat ke Hiqab dan menggendong anaknya.

**

Tok
Tok

Zein menyembulkan tubuhnya di balik pintu apartemen, kemudian masuk sepenuhnya dan menutup pintu. Ia membawa pesanan Zee dan di letakan di atas meja dapur.

Mantan suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang