Beberapa hari yang lalu, aku menulis di buku harian ku, jika aku ingin punya seseorang yang menyayangi ku bukan dibuktikan dengan perkataannya. Melainkan dibuktikan dengan sikap dan sifatnya padaku. Yang mengerti aku, tanpa ku beri tahu apa ingin ku. Yang memahami apa kesukaan ku tanpa aku menjelaskan apa yang ku suka. Dan malam itu kamu memberi ku novel "Garis Waktu" karya Fiersa Besari.
Ah, aku memang suka novel. Suka sekali. Dan jujur, itu pertama kali nya aku dikasih novel oleh cowok, ya kamu orangnya. Jujur, rasanya bahagia sekali detik itu. Aku segera melahap habis buku itu. Dan satu bagian yang paling ku suka dari buku itu yakni yang ini
Biarkan kata "Apa kabar?"
Menjadi pengganti dari kata
"Aku rindu kamu".
Biarkan kata "Jaga diri baik-baik"
Menjadi pengganti
"Aku sayang kamu"Aku jadi ingat saat kamu bertanya "Ngga nanya balik?" Setelah kamu bertanya mengenai kabarku.
Ah, kesal sekali rasanya melihat karya dari Fiersa Besari ini. kenapa juga aku harus jawab seperti itu.Aku tau, kamu tidak pernah bilang kangen ataupun sayang. Tapi setidaknya ini menjadi jawaban dari semua rasa penasaran ku.
Walaupun aku pun tau, ini hanya kata-kata dari karya Fiersa Besari, bukan darimu. Namun, kamu yang ngasih novel itu pada ku di malam itu.
Ah, bahagianya aku malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Sholeh
Teen FictionAku menulis semua rindu ini berdasarkan pengalaman ku. Aku jelaskan jarak dan waktu yang acapkali menjadi benalu untuk rinduku. Mungkin hal ini akan berbeda dengan rindu mu. Tapi percayalah, biarkan ini menjadi tulisan ku. saksi bisu atas kerinduan...