Aku termasuk orang yang tidak bisa liat orang lain sedih, apalagi yang sedih adalah kamu, orang yang aku sayang.
Waktu itu kamu sedang berusaha mendaftarkan diri di salah satu kampus yang benar-benar menjadi favoritmu. Aku slalu pastikan perkembangan nya bahwa kamu lolos dari semua seleksi.
Yah, walaupun waktu itu kita masih ada konflik, tapi aku masih terus berusaha memperhatikan perkembangan seleksi mu. Hingga akhirnya suatu malam aku beranikan diri untuk menegaskan bahwa kamu bisa lolos disana.
Namun ternyata justru kabar tak enak, ku dengar darimu. Aku benar-benar minta maaf jika pertanyaan ku membuatmu sedih, karena ku fikir, kamu pasti akan masuk lolos seleksi.
Aku ikut merasa sedih waktu itu. Sungguh. Tapi kamu bilang, "sudahlah jangan bahas lagi". Sungguh, aku bisa merasakan kesediahan mu waktu itu. Aku mohon, maafkan aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Sholeh
Teen FictionAku menulis semua rindu ini berdasarkan pengalaman ku. Aku jelaskan jarak dan waktu yang acapkali menjadi benalu untuk rinduku. Mungkin hal ini akan berbeda dengan rindu mu. Tapi percayalah, biarkan ini menjadi tulisan ku. saksi bisu atas kerinduan...