BAB 3: WHO AM I?

42 9 3
                                    


Operasi wajah dan beberapa bagian tubuh Eliza yang rusak sudah selesai, hanya tinggal menunggu pemulihan agar hasilnya sempurna. Saat perbannya dibuka Eliza bingung kenapa dia disana, saat ibunya menjelaskan bahwa dia baru saja mengalami kecelakaan.

"Aku siapa? Aku dimana?" Semua orang kaget dengan kata-katanya.

Dokter menjelaskan jika Eliza mengalami amnesia, awalnya orang tua Eliza tak bisa terima tapi mereka perlahan mulai mengerti dengan keadaannya, mulai detik itu mereka menjadi lebih memperhatikan Eliza.

Dalam hati Eliza masih bingung mengapa dia bisa Ada disituasi seperti itu, dia berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Dia masih dalam masa pemulihan kondisi kesehatan dan fisiknya yang baru saja melewati operasi plastik maupun operasi fisik lainnya namun dia minta untuk dirawat jalan saja karena dia merasa sudah baikan, saat ia sudah sampai rumahnya dia melihat-lihat sekitar seperti orang asing.

Dia selalu bertanya-tanya setiap harinya pada dirinya sendiri nama Eliza tidak asing baginya tapi dia merasa itu bukanlah apa yang ada pada dirinya, dia terus berusaha mengingat.

Hari pertama masuk sekolah setelah kejadian itu, Eliza diantar oleh kedua orang tuanya. Mereka masuk ke ruang kepala sekolah terlebih dahulu, di sana kepala sekolah memberi jaminan jika tidak akan ada kejadian seperti itu lagi. Orang tua Eliza pun mpercayakan anaknya lalu pulang meninggalkan sekolah.

Kepala sekolah mengantar Eliza menuju kelasnya, saat ia berjalan di koridor sekolah semua siswa-iswi melihatnya dengan kasihan dan berbisikan satu sama lain, Eliza pun tetap santai berjalan menuju kelasnya. Eliza sampai di koridor dekat kelasnya disana sudah ada Zasya dan Avis yang terkejut melihatnya dan langsung berlari memeluknya. Eliza pun kebingungan dan tersenyum.

Saat jam pertama pelajaran dimulai kepala sekolah meminta waktu sebentar untuk berbicara di kelas Eliza, beliau menjelaskan bahwa Eliza sempat mengalami hilang ingatan Dan sekarang ia sedang dalam masa pemulihan ingatan maka kepala sekolah meminta pada teman-teman Eliza untuk membantu dia dan tetap menjaganya, Eliza pun duduk di bangkunya.

Bel istirahat pun berbunyi, Eliza meminta Zasya dan Avis membawanya berkeliling tempat untuk mengingat kembali, saat berjalan kedua sahabat Eliza ini bertanya terus tanpa henti.

"Eliza apa yang kamu rasakan? Bagaimana perasaanmu? Kenapa penampilan dan gayamu berubah dari biasanya? Apa yang membuat kamu lebih bersemangat Dari biasanya?" Mereka menanyakan hal itu tanpa membahas kejadian yang menimpa Eliza.

Namun dengan lancarnya Eliza menjawab
"gue biasa aja, ini gaya yang gue suka. Gue mau jadi yang lebih baik dari sebelumnya".

Jawaban Eliza sangat mencengangkan, kedua sahabat nya berfikir banyak perubahan yang terjadi panda Eliza mereka pun berjalan mengikuti Eliza.

Saat sampai di serambi kelas ternyata ada Nafa dan Katya yang menghadang jalan Eliza.
"Udah El, Kita pergi aja nggak usah tanggepin mereka" Eliza menolak malah ingin menghadapinya, Zasya dan Avis terkejut atas keputusan Eliza.

Nafa memulai pembicaraan kecil yang sedikit merendahkan Eliza,
"Hey!!! Keberuntungan sepertinya lagi berpihak sama lo. Sudah jatuh tertimpa tangga. Istilah yang tepat buat lo, tapi sayangnya tangganya nggak keras dan jatuhnya nggak sakit!!"

Dia mulai dengan mencolek dan mendorong-dorong kecil badan Eliza, Katya mulai ikut campur

"Sudah jatuh dari gedung, kecelakaan pula" mereka membahas penampilan Eliza yang sekarang sudah berani tampil bergaya dengan rambut yang biasanya diikat sekarang diurai, sepatu yang dulu fantovel formal sekarang sudah berani menyaingi mereka.

Nafa menarik dan menjabak kecil rambut Eliza, Zasya dan Avis yang khawatir dan ketakutan tidak bisa berbuat apa-apa selain menyusun rencana untuk lapor guru, saat Katya mulai main kasar, Eliza sudah tidak tahan lagi dan langsung mengambil tangan Katya dan memelintirnya, semuanya tercengang dengan sikap Eliza yang telah berubah menjadi berani terutama Nafa.

Ketika Aku adalah DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang