*****
Tiba-tiba Nafa datang saat Eliza berbalik badan, Nafa mulai menghina dan menyakiti Eliza. Melissa ingin menghentikannya tapi langkahnya berat.
"Seharusnya lo nggak usah ikut campur dari awal, lo udah tahu kan yang sebenarnya? Sebelum lo buka mulut, apa mending gue yang tutup mulut lo duluan?" Bentak Nafa pada Eliza
" Naf, keluarga kamu salah. Seharusnya kamu dan keluarga kamu hentikan niat itu sebelum semuanya terlambat" kata Eliza
" Ahh... Banyak omong" seketika itu Eliza didorong oleh Nafa.
Melissa kaget melihat semua itu, ia ingin bergerak tapi tak bisa, ia hanya menutup mulutnya dan menahan tangis. Ia sangat menyesal tak bisa berbuat apa-apa.
Nafa mulai mundur perlahan, melihat tangannya sendiri dan mengepalkannya, lalu ia pun pergi dari tempat itu.
Melissa mencoba melihat Eliza dari atas, mata Eliza masih sedikit terbuka dan melihat Melissa, ia pun segera berlari turun meminta bantuan. Dalam hati ia bergumam
'apa jangan-jangan ini ada hubungannya dengan barang yang Eliza titipkan seminggu yang lalu'
Melissa berpikir saat ini barang itu tidak penting yang penting adalah nyawa Eliza, lagipula barang itu sudah aman di suatu tempat, jika Eliza sudah sembuh ia berjanji akan mengungkapnya.*****
Akhirnya Nafa ditangkap pihak kepolisian dengan tuduhan Dua Kali percobaan pembunuhan. Polisi menangkap Nafa yang masih memberontak dan penuh amarah.
"Apaan ini,, dia yang salah bukan saya pak. Saya nggak salah pak" berontak Nafa tidak mau diborgol sambil menahan tangis dan marah.
" Saudari Nafa, anda kami tahan atas dugaan dua kali percobaan pembunuhan pada saudari Eliza. Dengan bukti rekaman CCTV saat ini." kata polisi tegas.
Eliza masih terjatuh lemas dilantai ingatannya mulai muncul Dan membuatnya semakin pusing.
"Aku mengejarnya ke toilet. Memanggil namanya berkali-kali, berniat untuk mengembalikan seragamnya yang ku pinjam. Tiba-tiba dia berlari keluar dan menabrakku hingga terjatuh. Aku mengejarnya sampai ke atap gedung. Melihatnya berdiri di pinggir gedung, aku berpikir dia akan mengakhiri hidupnya padahal sebenarnya dia hanya ingin memeriksa keadaan untuk bersembunyi dari pem-bully. Namun tiba-tiba Nafa datang dan mendorongnya jatuh. Saat itu aku hanya mampu bersembunyi. Setelah Nafa pergi, aku sempat melihatnya dari atas, matanya masih melihatku. Aku turun untuk ikut mengantarkannya ke rumah sakit, dalam perjalanan tiba-tiba rem mobil blong. Aku sempat berpikir Ini pasti perbuatan Nafa. Kecelakaan pun terjadi, mobil kami menabrak truk. Aku terlempar keluar dan kepalaku terbentur batu, aku masih sedikit sadar sampai ledakan itu terjadi. Saat sadar aku kehilangan ingatan dan telah memiliki wajah yang berbeda. Kenapa mereka mengira diriku adalah dia? Mungkin karena sebelumnya aku meminjam seragamnya lengkap dengan kartu pengenalnya dan mungkin juga karena itu sekarang aku ada di posisi ini. "

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Aku adalah Dia
Novela JuvenilSemuanya berubah setelah peristiwa itu. Eliza, dikenal sebagai siswi yang rajin pandai dan cerdas suka mengikuti kegiatan ekskul apalagi yang berhubungan dengan musik, Eliza adalah sosok yang lemah lembut lebih sering diam, Eliza sangat disayang ole...