BAB 1: BEGINNING OF A REASON

72 8 3
                                    


Hari itu adalah hari ekskul bebas, tidak ada guru pembimbing yang mendampingi. Semua siswa-siswi tetap tertib memulai hari itu dengan ekskul masing-masing, Eliza memasuki ruangan untuk mengikuti kelas musik.
Dengan tangannya yang lincah ia memainkan alunan Indah piano di depan siswa-siswi yang ikut ekskul itu, Eliza sangat senang menghabiskan waktu ekskul musik karena saat berada di dalam ruang musik dia merasa aman dan nyaman.

Eliza bersama 2 orang sahabatnya Zasya dan Avis mengikuti kelas musik, mereka merasa cocok dengan kelas karena semua orang yang berada disana berperilaku baik.
Eliza sangat senang berada di dalam ruang musik. Jauh dari semua gangguan.

Setelah selesai kegiatan ekskul, Eliza berjalan cepat menuju gerbang. Agar terhindar dari mereka, pem-bully. Namun saat sampai depan gerbang sekolah, tiba-tiba mereka menarik dan mengajaknya ke halaman sekolah. Mereka mendorong Eliza ke tengah-tengah kerumunan dan berlutut di depan kakinya.

Katya langsung mengajak Jeff yang sedang bermain basket di lapangan untuk melihat Eliza, di depan Jeff dan semua siswa-siswi yang lain Nafa dan Katya membully Eliza dan ya, di depan mereka semua.

Nafa juga mengumumkan pada semuanya di depan Eliza bahwa ia dan Jeff baru saja jadian, Jeff hanya bisa diam melihat kelakuan Nafa dan Katya sambil menatap kasihan pada Eliza. Eliza lelah dengan semua itu, tapi ia hanya bisa menangis. Telur, tepung, dan air kotor mereka tumpahkan pada Eliza.

Dia berlari. Mungkin menghindar adalah jalan yang sangat tepat dan toilet adalah tujuan yang pas. Selagi Eliza membersihkan diri terdengar suara memanggil namanya. Namun itu seperti bukan suara mereka, ia sangat ketakutan.

Eliza!!! Kamu dimana?

Suara itu semakin keras dan semakin dekat, tanpa pikir panjang Eliza langsung berlari keluar dan tanpa sengaja ia menabraknya. Eliza tak tahu siapa dia, Eliza langsung berlari tanpa melihatnya dan orang itu mengikuti Eliza. Eliza berlari menuju atap gedung, berlari di sepanjang koridor sekolah, tanpa mempedulikan suara seluruh siswa yang sedari tadi menertawakan penampilannya yang kotor itu.

Eliza berdiri di atap gedung dan melihat ke lantai bawah. Bagaimana jadinya jika aku mengakhiri ini? Apakah ini akhir hidupku? Akhir dari segalanya. Semoga setelah ini mereka tak melakukan hal yang sama pada orang lain. Dia menangis tapi tak bisa bersuara, dia mulai merasa jenuh dengan semua itu dan berpikir untuk mengakhiri segalanya ia berteriak, Eliza lelah melalui semua ini, Eliza balik badan Dan seketika itu..... Jatuh...

Aku terdorong. Tolong!!
Namun siapa di sana? Buram. Tak terlihat.
Seketika semuanya menjadi gelap....


***

Saat dalam perjalanan ke rumah sakit, mobil yang membawanya mengalami kecelakaan maut. Ketika tim penyelamat datang, area kecelakaan sudah memanas dan bensin mobil bocor, beberapa detik saat tim penyelamat sampai mobil itu pun meledak, keadaan sudah tidak memungkinkan untuk menyelamatkan semua korban.

Alhasil mereka menyelamatkan korban yang masih hidup dan juga korban berbadan utuh walupun tidak dikenali identitasnya, mereka juga menyelamatkan Eliza. Semua wajah sudah tidak dapat dikenali termasuk wajah Eliza dan yang lainnya. Hanya Eliza dan seorang guru yang selamat dalam kecelakaan tersebut.

Eliza menjalani pengobatan termasuk operasi plastik pemulihan wajahnya. Ia masih terbaring koma.

***

Ketika Aku adalah DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang