"Melissa? Seperti tidak asing" kata Eliza, " tentulah, Melissa yang selalu membantu kita menghadapi Nafa" kata Avis“Jauh sebelum kejadian itu bukannya kamu menitipkan sesuatu pada Melissa?" Kata Zasya,
"jangan-jangan itu ada hubungannya sama bukti itu, dan bukannya kamu El, yang paling dekat sama Melissa daripada kita?"
Tanpa pikir panjang Eliza langsung menuju loker Melissa. Ia mencoba memasukan nomor kunci dengan nomor random yang tanpa diduga terbuka dan ternyata bukti rekaman itu ada di sana.
"Girls.. ini.." kata Eliza sambil menunjuk bukti itu. Mereka langsung membawa bukti itu ke tempat yang sepi untuk memeriksanya. Mereka melihat bukti rekaman video itu dengan cermat dan saksama, bukti rekaman percakapan direktur dengan komisaris. Pada rekaman itu direktur dan komisaris telah bersepakat untuk menyembunyikan dana bantuan dari negara untuk tidak diberikan kepada pihak sekolah.
'Sama saja itu adalah korupsi.'
"Tapi di rekaman ini mereka malah menyalahkan kepala sekolah, yang tak tahu soal ini"
"Tujuannya adalah menutup dan menjual gedung sekolah ini untuk investasi dan kepentingan mereka sendiri, bermodalkan dana yang mereka sembunyikan dan hasil dari menjual gedung sekolah. Ini sungguh tindak kejahatan."
"Ok... kalau begitu nggak usah tunggu ingatan ku kembali aku akan bawa bukti ini ke polisi" kata Eliza lantang.
" El, tunggu dulu kita harus punya bukti yang kuat lagi. Ini yang akan kita hadapi adalah petinggi sekolah ini. Sekali saja kita salah langkah, kita yang bakal habis" kata Avis
" Ok.. kalau gitu. Kita harus rencanakan sesuatu" kata Eliza
" Tapi sebaiknya kita berikan bukti ini dulu pada polisi. Terus kita diskusikan pada polisi rencana kita" saran Zasya
"Iya Zas. Tapi kita tetep susun rencana dulu kan?" Tanya Eliza mengulangi usulnya
" Emmm... Iya juga sih" jawab Zasya sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
"Tapi kan ini bukti udah valid Kan El? Kita langsung serahkan aja ke polisi"
" Ok.. ok.. besok pulang sekolah Kita langsung cuss kantor polisi"
~~~~~
Tak lama setelah mereka melapor pada polisi, terdengar berita penangkapan para petinggi itu oleh polisi. Eliza berayukur ini semua sudah terlewati, tapi untuk keluar dari masalah ini tak semudah yang mereka bayangkan.
Mereka harus berurusan dengan polisi sebagai saksi, belum lagi Nafa sebagai anak tersangka.Seminggu kemudian
"Nafa beberapa hari ini nggak kelihatan ya?" Celetuk Eliza
" Ya udah kali El, ngapain juga dipikirin anak koruptor ya pasti malulah akan keluarganya sendiri" kata Zasya meremehkan
" Kamu kangen El? Kalo Kita sih enggak ya" tambah Avis
" Enggak gitu cuma kasian aja sama dia. Jadi selama ini penyebab dia jadi pembully itu karena keluarganya sendiri. Sebenarnya dia merasa tertekan dan takut makanya dia Cari pelampiasan"
Obrolan mereka terhenti ketika Jeff datang menghampiri mereka.
"El, boleh kita ngobrol sebentar" kata Jeff pada Eliza
" Ya udah gabung aja sini"
"Waduh Vis, kita pergi yuk ntar jadi obat nyamuk disini" ajak Zasya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Aku adalah Dia
Teen FictionSemuanya berubah setelah peristiwa itu. Eliza, dikenal sebagai siswi yang rajin pandai dan cerdas suka mengikuti kegiatan ekskul apalagi yang berhubungan dengan musik, Eliza adalah sosok yang lemah lembut lebih sering diam, Eliza sangat disayang ole...