1.Tak disangka

136 15 4
                                    

Awan bergemuruh membuat siapa saja yang mendengarnya merasa ketakutan. Di sela-sela gemuruh juga muncul kilat di awan. Membuat siapa saja yang melihatnya akan menutup matanya.

Begitupun dengan Veana, dia menutup mata dan menutup telinga berkali-kali setelah melihat kilatan yang muncul di awan.

Gadis itu sedang berada di luar minimarket dengan membawa kantong plastik yang berisi camilan.

Setelah Veana membeli beberapa camilan Veana berniat untuk kembali pulang yang hanya beberapa meter dari minimarket itu. Namun setelah Veana melihat kilat-kilat yang muncul Veana mengurungkan niatnya untuk pulang karena katanya 'kalau ada kilat jangan keluar rumah atau pun melihat keatas nanti bisa kesamber petir'.

Veana merogoh sakunya dan mengambil benda kecil yang ada di kantong celananya. Kemudian jarinya menari diatas keyboard. Mencari nama orang yang ingin dia kirimkan pesan melalui aplikasi LINE

@Veanaanita_: Ka tolong bilangin Mama ya Via masih di minimarket, Via takut pulang soalnya banyak kilat.

Setelah menekan tombol kirim. Tak lama kemudian orang yang dikirim pesan pun membalasnya.

Vivianata17: Iya, tapi buruan pulang udah sore

Veanaanita_: Iya

Veana Menaruh kembali ponselnya didalam kantong celananya.

"Eh lo yang diluar sini di dalem galiat diluar banyak kilat kayak gitu tar kesamber lo."

Suara itu membuat Veana yang tadinya sedang melamun menjadi menoleh ke arah dalam minimarket tersebut.

'Ko gue kayak kenal yak' batin Veana

Veana menyipitkan matanya dan dia sekarang tau itu siapa. Rangga. Ya teman sekelasnya yang bisa dibilang tidak terlalu mau bicara dengan cewek. Tapi bukan berarti dia dingin. Dia care sama orang sekitar.

Veana menarik pintu minimarket tersebut padahal jelas-jelas disitu tertulis Dorong.

"Tulisannya dorong malah lo tarik. Dasar lo orang indonesia." ucap Rangga sambil menggelengkan kepalanya

"Ya selama masih bisa ditarik kenapa engga? eh btw tumben banyak omong lo biasanya cewek ngomong gapernah lo tanggepin."

"Jadi gue gaboleh ngomong sama lo?" ucap Rangga sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Veana.

'Oh God, tolong netralin jantung hamba. Eh jantung jangan deg degan gini dong, ga gue anggap organ tubuh gue nih'

Entah perasaan apa yang dirasakan Veana yang jelas saat itu Veana sedang tidak bersahabat dengan jantungnya.

"Heh!" seru Rangga sambil mengibaskan tangan lagi di depan muka Veana.

"Ganteng." gumam Veana pelan tanpa sadar yang ternyata terdengar jelas oleh Rangga.

"Coba bilang sekali lagi." ucap Rangga sambil menaik turunkan alisnya.

"Eh eh apaan si." Veana gelagapan sepertinya sekarang ia sedang salah tingkah.

"Lo bilang gue ganteng kan Hm?"

"Kegeeran lo."

"Hmm.Btw boleh minta id LINE lo?"

Deg

"Hah?"

~•~•~•~•

Trust the LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang