"Ayo kemana?"
"Ke hatimu."***
Rivan, si ketua geng badboy 'R' sedang merasakan yang namanya jatuh cinta. Baru kali ini ia merasakan cinta kepada anak baru yang datang dari kelas lain ke kelasnya. Merina. Ya, Merina mendapat pesan dari Rivan yang ternyata isinya adalah ajakan untuk pergi bersamanya. Awalnya Merina menolak, namun karna Rivan yang berkali-kali menelponnya, akhirnya Merina menerima ajakannya.
Rivan ingin mengajak Merina ke sebuah pasar malam. Karna menurutnya, pasar malam adalah tempat terbaik untuk berkencan. Berkencan? Rivan menganggapnya ini adalah sebuah kencan, walaupun mereka belum ada hubungan.
Mereka sudah sampai dipasar malam. Sebenarnya, ada maksud tertentu Rivan mengajaknya kesini.
"Van, kita ko kesini?" Tanya Merina heran.
"Gue mau ngajak lo naik itu." Rivan menunjuk ke arah Kincir angin yang lumayan besar.
"Ngapain naik itu?"
"Udah lo nurut aja, ayo." Rivan menggandeng tangan Merina untuk naik Kincir angin itu.
•••
Sekarang, Merina dan Rivan berada di tingkatan paling tinggi.Sebelum meraka naik, mereka sempat membeli harum manis dan memakannya bersama di dalam Kincir angin.Ketika Merina sedang asyik memakan harum manis dan menikmati pemandangan, tiba-tiba Merina dikejutkan oleh suara Rivan.
"Merina."
"Apa?" Merina menatap Rivan, dan ia masih memegang harum manisnya.
"L-lo mau ga jadi pacar gue?" Ungkap Rivan dengan satu tarikan nafas.
"Hah? P-pacar?"
"Iya, pas pertama kali gue liat lo,ga tau kenapa gue belum pernah ngerasain ini sebelumnya, dan lo itu cinta pertama gue, lo mau kan?" Dengan percaya diri Rivan menyatakan perasaannya.
"Ta-tapi gue takut."
"Kenapa?"
"Kata orang-orang kan lo ketua geng, dan gue-" Ucapan Merina terpotong.
"Ga usah dengerin apa kata orang Merin, gue bisa ko berubah menjadi yang lebih baik dan lo bisa ajarin gue untuk jadi orang baik yang bisa bikin lo bahagia." Jelas Rivan menatap manik mata Merina lekat-lekat.
"Yaudah gue coba." Merina menjawabnya dengan sedikit malu.
"Jadi lo nerima gue?" Merina hanya menganggukkan kepalanya bertanda 'ya'.
"Makasih Merina gue akan berusaha menjadi yang terbaik!"
Rivan sangat bahagia saat ini, ia terus menatap wajah Merina sambil tersenyum dan mereka masih berada di tingkatan yang lumayan tinggi. Merina merasa malu ditatap seperti itu.
Merina melihat kearah tukang eskrim dari atas dan disana ada sepasang kekasih yang sedang, bermesraan mungkin? Karna laki-laki tersebut sedang mengelap hidung wanita disampingnya. Menurut Merina, mereka seperti sedang pacaran. Tapi, tunggu dulu Merina seperti mengenal sweater biru yang dipakai wanita itu. Ya, itu adalah sweater Veana yang tahun lalu dihadiahkan Merina sewaktu ulang tahun Veana.
"Rivan liat deh." Tunjuk Merina ke arah tukang eskrim.
"Apa? Kamu mau aku beliin eskrim?"
"Ih bukan, tuh liat itu Veana bukan si?" Tanya Veana dan menunjuk kearah dua orang itu.
"Iya, kayak Veana. Tapi sama siapa itu? Ko kayak kenal ya?" Tanya Rivan heran sambil melihat lelaki disamping Veana yang sedang menoleh kearah Veana membelakangi Rivan dan Merina menyebabkan Rivan dan Merina kurang jelas melihat siapa lelaki itu.