YANG AKU INGINKAN ADALAH MENJADI SEPATU, AKU KANAN DAN KAU KIRINYA. KITA SELALU BERIRINGAN KEMANAPUN KITA PERGI.
***
"Lo liat buku ba-aaaa" Belum sempat Veana meneruskan kalimatnya,Veana berteriak di akhir kalimatnya Rangga pun terkejut melihat yang terjadi sekarang.
Bodohnya Veana, ia kembali lupa mengikat tali sepatunya dan sekarang menjadi pemicu masalah.
Veana menginjak tali sepatunya ketika ingin menghampiri Rangga, Rangga yang melihat Veana hampir terjatuh Reflek menangkapnya dengan memeluknya. Veana yang berada dalam pelukan Rangga hanya bisa diam dan belum sadar yang terjadi sekarang. Posisi mereka sangat dekat, hanya dibatasi oleh seragam mereka.
Jujur Rangga sangat menyukai posisi ini.
Veana baru menyadari posisinya dengan Rangga sekarang sangat dekat. Ia mencoba untuk mundur, namun entah kenapa kedua tangan Rangga yang melingkar di punggungnya menahannya hingga membuat ia sulit untuk bergerak.
Hingga sebuah suara mengagetkan mereka.
"Heh, ngapain berduaan? Kalian pacaran ya?"
Mereka berdua yang mendengar suara itu saling menjauhkan diri.
"Engga pak Roni tadi saya sama dia-" Ucapan Veana terpotong oleh pak Roni.
Pak Roni adalah penjaga sekolah yang sedang berkeliling sekolah memastikan sekolah semua aman.
"Sudah-sudah sekarang kalian cepat pulang, jangan lupa tutup pintu kelasnya." Perintah pak Roni lalu meninggalkan mereka berdua.
"Heh diem aja lo, kenapa? Masih kurang dipeluk sama cogan? Lo mau meluk gue lagi?" Tanya Rangga sambil melebarkan kedua tangannya.
"A-apaan si lo, geer banget." Jawab Veana gugup, Rangga yang melihat hal itu hanya cengengesan.
"Tadi lo manggil gue kenapa?"
"I-itu g-gue mau nanya, l-lo ngeliat buku tugas bahasa Indonesia gue ga?"
"Itu doang? Gak." Jawab Rangga singkat.
Kemudian Rangga berjongkok dihadapan Veana untuk kedua kalinya. Sama seperti dikantin, Rangga mengikatkan tali sepatu Veana. Veana terkejut melihat tingkah Rangga.
Setelah Rangga mengikatkan tali sepatu Veana, Rangga langsung berdiri dan berbalik seraya berkata, "Makanya, kemana-mana iket tali sepatu lo! Masa iya gue yang harus ngiketin tiap hari." Ujar Rangga dan meninggalkan Veana sendirian dikelas. Veana hanya diam terpaku yang menyaksikan hal itu.
'Yes rencana gue berhasil!' batin Rangga sangat gembira.
•••
Veana sudah pasrah akan diomeli habis-habisan oleh pak Roy besok, sekarang ia sedang berbaring diatas kasurnya sambil memikirkan kejadian tadi dengan Rangga dikelas.
"Kenapa setiap gue deket sama Rangga jantung gue deg-degan ya? Apa gue.. " Veana mengoceh sendiri didalam kamarnya sambil menatap langit-langit kamarnya. Dan kemudian ia mengambil ponselnya yang dari tadi sudah banyak notif dari LINE. Ada pesan dari grup lalu ia membacanya.