13.Angan

30 6 4
                                    

Veana memasuki kelasnya. Ternyata dugaannya salah, guru yang ia maksud akan ada dikelasnya ternyata belum juga datang. Venna langsung menuju tempat duduknya.

"Wih, coklat dari siapa tuh?" tanya Julia.

"Ada deh." jawab Venna sembari memasukkan coklat kedalam tasnya.

"Yah gitu nih sekarang, gamau cerita." celetuk Merina.

Belum sempat Veana menjawab, perhatiannya teralihkan oleh Rangga yang tiba-tiba masuk kelas tanpa suara, berjalan dengan gaya cool nya.

"Juli, ada yang mau gua ceritain nih, penting!" ucap Veana membisikkan ke telinga Julia.

Veana mulai membisikkan Julia, untung kedua teman yang ada dibelakangnya sedang sibuk dengan urusannya masing-masing jadi mereka tidak tahu apa pembicaraan Veana dan Julia.

"Tuh kan apa gue bilang, ucapan gue mana pernah sih meleset," ucap Julia dengan mengecilkan suaranya. "Yang lo maksud beda, maksudnya beda apanya?" lanjut Julia.

"Gue takut setelah gue udah suka sama dia, dianya malah beri harapan palsu ke gue, dan gue ngerasain itu sekarang." ucap Veana menundukkan kepalanya.

"Mungkin sekarang dia lagi ga mood kali, coba deh lo chat dia!" usul Julia.

Veana menerima usulan Julia, dan ketika ia ingin mengirim pesan, tiba-tiba saja guru mata pelajaran Seni Budaya datang,sepertinya ia sedang terburu-buru. Veana dengan cepat memasukkan ponselnya dan tidak jadi mengirim pesan kepada Rangga.

"Maaf, ibu datang terlambat. Ibu sedang terburu-buru, langsung saja ibu akan membagi kelompok Seni Budaya." ucap Bu Fitri dan ingin membacakan nama kelompok di kertas yang dipegangnya.

"Lah bu jangan ngegas gitu dong! Masuk tiba-tiba ngasih tugas kelompok, ga ngejelasin tugasnya apa lagi!" seru Rivan kesal.

Maklumi saja gerombolan badboy memang seperti itu, kalau berbicara dengan guru yang lembut justru si para badboy itu malah kasar.

"Apaan si lo Van, itu guru. Ga ada sopan santunnya sama sekali jadi orang!" tempat Merina yang tak sangat kesal.

"Pacar lo marah tuh, lo si Van ga inget apa pacar lo kan siswi teladan ya pastinya dia ga suka sama tingkah lo yang barusan itu. Hilangin kebiasaan lo kasar depan guru." ucap Ringgo memberi nasihat secara pelan hingga tidak terdengar siswa yang lain.

"Ehh maaf Merin, ga sengaja." ucap Rivan memohon tetapi dengan cengengesan.

"Sudah-sudah ibu terburu-buru nih, ibu jelasin ya, ibu akan membagi tugas kelompok nyanyi yang satu kelompok berjumlah 4 orang. Kalian tampil hari Rabu! Ibu gajadi bacain kelompoknya deh, biar sekertaris aja yang nyatet di papan tulis. Sekertaris mana?"

"Saya bu." Julia mengangkat tangannya.

"Ini ibu nitip kertasnya ya, disitu juga ada nama kelompok anak IPS, setelah kamu nyatet ini kamu tolong kasih ke anak XII IPS 2 ya."

"Siap bu."

Setelah Bu Fitri meninggalkan kelas itu, Julia mulai mencatat nama kelompok di papan tulis.

Nama Kelompok Seni Budaya

Kel. 1:Rivan,Vino,Rani,Julia
Kel. 2:Rendi,Winda,Merina,Ringgo
Kel. 3:Siti,Veana,Rangga,Rian
.....

"Julia, pokoknya gue mau sekelompok sama Merina!" celetuk Rivan.

"Apaan si ini kan udah di catatannya begini." Julia melanjutkan menulisnya.

Trust the LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang