MTCM 🖤 7

3.4K 100 6
                                    

Sava terbangun oleh sinar matahari yang sudah menghangatkan wajah Sava melalui sela sela gorden kamar. Lantas, Sava pun langsung bangkit dari posisi tidurnya untuk menuju ke kamar mandi, sebelum Sava berdiri, dia menolehkan kepalanya untuk melihat kearah sisi kanan ranjangnya, masih pulas ternyata. Sava tersenyum simple melihat kafin masih dengan dengkuran halusnya.

Selesai mandi, Sava masih melihat posisi kafin belum berubah, ia melihat jam menunjukkan pukul 6.30 pagi, masih ada waktu setengah jam lagi untuk membangunkan suaminya itu.

Sambil menunggu jam 7, Sava berinisiatif untuk membuat sarapan kafin. Sesampainya didapur ini Sava melihat punggung Bi Eni , ide jail terlintas di otak Sava.

"Pagi bi Eni!" Bi Eni pun terpenjat kaget mendengar lengkingan suara dari arah belakangnya,

"Eh pagi non Sava, gimana tidurnya? Nyenyak?" Bi Eni menunjukkan senyum khasnya. Sava menganggukkan kepalanya dan membalas senyum bi Eni.

"Ah syukurlah" ucap bi Eni seraya melanjutkan acara memasaknya.

Sava bingung apa yang harus ia lakukan sekarang. Sava bisa masak? Tentu. Tetapi sekarang bi Eni lah yang sedang menguasai dapur.

"Bi, boleh Sava bantu?" Tanya Sava disamping bi Eni.

"Aduh non ga usah, nanti dimarahin sama tuan kafin" bi Eni menolak secara halus.

"Ga akan dimarahin bi, aku pengen bantu aja kok" Sava memasang wajah memelas ya dan bi Eni pun akhirnya luluh.

Lalu ketika Sava sedang mengambil piring untuk tempat penyajian, tidak sengaja punggung tangan Sava menyentuh panci panas yang ada dipinggir meja, Sava langsung merasakan panas dipunggung nya.

"Aww" Dan ketika itu pula piring yang dibawa Sava langsung terlepas dari tangan Sava dan jatuh begitu saja di lantai sehingga serpihan belingnya menyebar luas disekelilingnya.

"Aduh bi maaf jadi berantakan semua" Sava panik dan langsung jongkok sembari memungut satu per satu beling nya dengan tangan telanjangnya , alhasil tangan Sava tergores belingnya.

"Aduh non berdarah, nanti biar bibi aja yang beresin" bi Eni panik melihat darah keluar dari tangan majikan nya, ketika Sava hendak pergi, tak sengaja telapak kakinya menginjak beling , saat itu Sava tidak menggunakan sandal dalam rumah.

"AWW" lengkap sudah penderitaan Sava saat ini.

"Astaga non hati hati, ini berdarah semua , saya bantu non" Bu Eni langsung sigap memegang tangan Sava untuk membantu berjalan dan saat Sava akan melangkah kan kalinya menjauhi beling saat itu juga kafin muncul masih dengan wajah kusut bangun tidur.

Mata kafin langsung terbelalak kaget melihat tangan dan kaki Sava mengeluarkan darah yang cukup banyak.

"Astaga kok bisa kayak gini??" Kafin segera mendekat kearah Sava dan terlihat sangat jelas raut khawatir diwajah kafin.

Tanpa pikir panjang, kafin segera menggendong Sava ke arah ruang tamu, ia emosi sekaligus khawatir melihat kondisi Sava saat ini, Sava yang merasakan aura kafin yang sedang emosi pun hanya diam sembari menahan rasa perih di tangan dan kakinya.

"BI, CEPAT AMBILKAN KOTAK P3K !"

"AMBILKAN AIR DAN KAIN!"

"CEPAT!!!" Kafin tak henti teriak menyuruh para ART nya .

Sava memegang pergelangan kafin "Aku gapapa kok" ujar Sava untuk menenangkan kafin yang kalang kabut melihat darah yang terus mengalir.

"GAPAPA GIMANA? INI DARAH SEMUA SAVA! PAHAM GA SIH KAMU!" kafin emosi, Sava pun tersentak kaget melihat reaksi kafin yang sepertinya sangat mengkhawatirkan dirinya.

Marrying The Cold Man.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang