◾ Back

8.2K 1.1K 248
                                    

Jeongwoo lahir di kota Iksan, Korea Selatan. Ibunya harus menanggung kelahirannya seorang diri karena ayahnya meninggal akibat kecelakaan ketika Jeongwoo masih tiga bulan di kandungan.

Ketika Jeongwoo berusia empat tahun, ibunya memutuskan untuk menikahi seorang pria yang kini menjadi ayah tiri Jeongwoo yang berasal dari Jepang. Karena itu, dia dan hyungnya—Jeonghyuk ikut ibu dan ayah tirinya menetap di Jepang.

Walaupun bertahun-tahun yang lalu dan usianya yang masih empat tahun, Jeongwoo masih sangat ingat.

Hari itu minggu pertama di bulan Desember. Seluruh permukaan Tokyo tertutup oleh salju. Dingin sekali.

Ibu dan ayahnya sedang membereskan koper dan barang-barang mereka, satu jam yang lalu mereka baru sampai, jam 3 sore tadi. Jeongwoo kecil duduk di sofa dengan coklat di tangannya, kakinya yang kecil dia ayun-ayunkan. Hyungnya yang saat itu berusia 10 tahun duduk di sebelahnya, menonton tv.

"Jeonghyuk-ah, eomma minta tolong? Jeonghyukie tau swalayan yang ada di ujung perempatan tadi kan? Beli buah dan jajan untukmu dan Jeongwoo hm?" Eomma berjalan ke arah Jeonghyuk dengan beberapa lembar uang di tangannya.

Jeonghyuk mengangguk. Diusianya yang kesepuluh tahun, Jeonghyuk termasuk anak yang cerdas.

"Eomma, Jeongwoo mau ikut hyung!" Jeongwoo menyahut, menurunkan badannya dari sofa dan memeluk hyungnya dari samping.

"Geurae. Jeonghyuk-ah, jaga adikmu baik-baik ya?"

"Arraseo. Kajja, Jeongwoo-ya,"

Kedua adik-kakak itu keluar menuju swalayan dengan bergandengan tangan, "Jeongwoo-ya, eottohke? Hyung tak bisa bahasa Jepang.."

Mereka sampai di swalayan yang tepat berada di pojok perempatan kecil blok perumahan mereka. Setelah mengambil buah dan beberapa jajan, Jeonghyuk menggandeng Jeongwoo ke kasir.

"How much?" Jeonghyuk bertanya, kemudian sibuk menghitung uang. Sedikit kesusahan karena itu baru pertama kalinya dia menggunakan mata uang negara Jepang. Hingga ia melepaskan kaitan tangannya dengan Jeongwoo.

Yang lebih kecil awalnya menatap hyungnya, berdiri dengan tenang. Hingga tiba-tiba ia melihat seekor anjing lucu lewat di depan swalayan yang membuatnya berjalan mengejar anjing itu.

Dan berbelok ke blok lain, bukan blok rumahnya.

Untuk ukuran kakinya yang kecil, Jeongwoo rasa ia sudah berjalan lumayan jauh. Anjing tadi sudah tidak terlihat olehnya.

Akhirnya dia berhenti. Melihat sekeliling jalan itu. Sepi. Hari sudah mulai gelap dan salju mulai turun lagi.

Jeongwoo menoleh ke belakang, oh tidak, dia sudah terlalu jauh dari perempatan tadi.

"Hyung.. Jeonghyukie hyung.."

Matanya mulai berair, tempat ini terlalu asing baginya. Salju juga mulai deras turun, membuatnya kedinginan. Akhirnya dia hanya berjongkok disana, menangis dan mengulang memanggil hyungnya.

"Hei," tiba-tiba saja seorang anak laki-laki seumuran dengannya menghampiri, berjongkok di depan Jeongwoo dan menepuk pundaknya, "Nande? Dimana ibumu?"

"Hyung.." Jeongwoo menangis lebih kencang. Anak di depannya ini berbicara dengan bahasa yang tidak Jeongwoo mengerti.

"Hyung? Kamu mencari Hyung? Siapa Hyung itu?" Dan anak kecil itu juga tak mengerti apa yang diucapkan Jeongwoo.

[✓] TREASURE ㅡHajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang