0

16K 379 10
                                    

Darren menguap. Pagi hari yang buruk tentu saja baginya. Karena menurutnya semua hari-hari yang ia jalani adalah hari-hari yang buruk. Darren hendak kembali memeluk gulingnya andai saja bel rumahnya tidak berbunyi berulang-ulang.

Darren bangkit, mengusap kedua matanya lalu menguap lagi. Matanya melirik ke arah nakas, melihat jam Beker kecilnya yang menunjukkan jam 2 pagi.

"Astaga dragon, kesialan apa lagi ini di jam 2 pagi?" batin Darren.

Kemudian Darren beranjak keluar dari kamarnya yang ada di lantai dua. Suara langkahnya terdengar lantang mengingat masih jam 2 pagi. Dan keadaan benar-benar sepi.

Darren membuka pintu. Lalu mendapati tidak ada siapapun di depan pintu, tiba-tiba saja dia merinding sendiri. Bulu kuduknya meremang ketika mendengar sebuah suara bayi.

Sontak saja, Darren yang takut akan hal-hal ghaib itu hendak menutup pintu dan bersembunyi di balik selimut. Tapi, rencana Darren terhenti karena kaki telanjangnya menyentuh sesuatu. Seolah-olah udara di sekitarnya menjadi lebih dingin. Darren memberanikan diri menatap ke bawah, begitu terkejutnya dia melihat keranjang bayi yang terbuat dari kayu disana.

Tapi tak hanya itu. Ternyata keranjang itu ada ekstraknya, ada bayi juga di dalamnya. Lengkap terbalut kain hangat dan halus, disertai gunaman kecil dari bayi yang lelap tertidur.

Masih merasa bingung, Darren membawa bayi itu ke kamarnya setelah menutup pintu depan. Ternyata di samping keranjang itu ada surat.

Untuk Darren

Maafkan aku jika mengganggumu. Aku hanya ingin memberi tahu kabar baik kalau anak kita telah lahir. Kau tak perlu tau siapa aku, hanya saja. Hanya kau yang pernah meniduriku, jadi bisa dipastikan ini anakmu. Maafkan aku jika ini membuatmu terkejut. Jujur, aku malu pada keluargaku sendiri. Dan jujur, aku tidak ingin melepas anak itu. Tapi ... Aku tidak ingin membuat keluargaku kecewa lagi. Sekali lagi, maafkan aku. Semoga kau tidak sekejam itu untuk membunuh anakmu sendiri.

Dari,

Orang yang pernah kau tiduri.

Darren rasanya mau berteriak saat membaca pesan itu. Memangnya dia hapal pada siapa saja dia tidur? Atau siapa saja orang yang melepaskan keperawanan untuknya. Atau bahkan orang yang ia setubuhi tanpa pengaman. Tentu saja tidak, mengingat Darren yang frustasi dan melarikan diri dari dunia dengan minuman keras dan bersetubuh.

Darren memandang anak dalam keranjang itu, terlihat seperti anak yang baru lahir 1 atau 2 hari yang lalu. Tentu saja Darren tau, soalnya dia pernah melihat keponakannya yang baru berusia 2 hari. Dan tampak masih merah dan tidak bisa membuka mata.

Beberapa saat kemudian Darren menyadari bahwa itu adalah anak laki-laki. Dan ya, tidak bisa Darren pungkiri kalau itu seperti dirinya di masa lampau.

Darren meringis, menyumpahi dirinya sendiri. Lalu ketika Darren hendak membaringkan anaknya ke ranjang, gunakan kecil seperti rengekanlah yang dia dengar. Rasa-rasanya Darren ingin mati saat itu juga.

Anak itu, buang air besar. Astaga!

Darren kembali menyumpahi dirinya sendiri. Berjanji bahwa ia tidak akan melakukan kembali hobi bobroknya lagi. Dia tidak mau ada bayi-bayi yang lain yang tersangkut di pintu rumahnya lagi, cukup satu kali saja.

Darren menggaruk kepalanya gemas. Bayi itu menangis imut menggemaskan seolah-olah yang salah adalah Darren. Dan Darren sendiri berpikir, apa yang bisa dia lakukan? Lagipula dia belum pernah menceboki bayi. Dan ya, aroma tinja bayi itu sungguh luar biasa .... Menakutkan.

***

"Astaga. Jadi bayi kecil, kau ingin apa lagi? Tidak bisakah kau tidak merengek seperti itu? Kau membuatku terlihat kalau aku begitu konyol mengurus bayi." Darren berucap pada bayi yang kini dia pakaikan jas branded miliknya. Soalnya kain pembungkus bayi itu jam 2 pagi tadi hanya satu-satunya kain yang ditinggalkan, dan kain itu kini harus mendekam di atas kloset sekarang.

Bayi itu kembali merengek. Darren gemas sendiri, mengolok-olok dirinya. Lalu melihat kembali bayi itu, ya ampun Darren merasa amat berdosa ditengah perasaan yang campur aduk tidak karuan.

Darren kemudian ingat, kalau hari sekarang internet sudah tersedia setiap waktu. Darren mengambil ponsel pintarnya, lalu mengetikkan sesuatu di mesin pencari.

'Alasan bayi menangis.'

Tak berapa lama muncul beberapa laman. Darren menyentuh pencarian teratas.

Inilah alasan-alasan bayi menangis

1. Diganggu makhluk halus

Tiba-tiba saja Darren merinding sendiri. Bulu kuduknya meremang. Buru-buru Darren menggulir laman itu.

2. Pup di Pampers

Darren memutar bola mata. Tentu saja bukan, dirinya sudah susah payah berjuang agar bisa menceboki bayi pada waktu pukul 2 pagi yang sangat sepi. Ditemani bayi yang tiba-tiba saja muncul di pintu rumahnya yang terlihat sangat rapuh.

Darren bisa apa?

3. Ingin minum ASI

Jantung Darren berdetak lebih kencang. Kemudian melihat dadanya yang tak terbungkus apapun. Dia tidak punya ASI!

Lalu menatap bayi itu.

Tunggu, tapi dipikir-pikir Darren tidak senonoh memanggil anaknya 'bayi itu'. Bagaimanapun juga itu anaknya sendiri, dan juga ... Bayi itu belum dinamai.

Atau mungkin bayi ini menangis karena ingin dinamai? Darren memicingkan mata menyelidik."Jadi kau ingin aku namai bayi kecil?"

Bayi itu seolah membuka matanya sekian mili. Ingin melihat siapa gerangan yang berbicara dengannya. Lalu kembali merengek.

Seolah mendapati sebuah pencerahan Darren berucap,"Jadi, tunggu dulu berarti aku bapakmu kan?"

Darren menggaruk kepalanya walaupun tak gatal. Kenapa dia jadi terlihat seperti orang konyol ya?"Nah karena aku bapakmu. Aku namai kau ... Darius. Darius Samuel Dirgantara. Well, aku harus mengurus aktemu secepatnya."

Mengabaikan bahwa dirinya hanya berbicara dengan bayi, bahkan bicara tentang hal yang tidak dimengerti bayi itu. Dan tentu saja, terlihat tolol. Darren meyakinkan diri bahwa bayinya akan berhenti merengek.

Tapi ternyata sugesti dalam hati Darren sia-sia saja. Bayi itu tetap merengek menggemaskan, sampai-sampai Darren ingin membuang bayinya ini untuk sesaat."Ayolah bayi kecil? Ini sudah jam 3 pagi. Kau membuatku bangun begitu pagi hanya untuk mendengar rengekanmu. Oh gosh!"

Darren menyerah. Akhirnya dia mencari supermarket 24 jam terdekat dan membeli susu kemasan. Dengan berat hati karena meninggalkan bayi kecilnya di rumah sendirian.

Selesai membeli satu box susu kalengan. Karena Darren pikir membeli susu kemasan per sachet hanya akan membuat isi di dalam wadah susu itu ... Lupakan pemikiran Darren tentang untung dan tidak untungnya suatu produk. Dan satu hal lagi, dia juga membeli dot dan pensteril wadah.

Kini Darren tengah membuat susu sambil mengamati anaknya yang kini merengek menjadi-jadi di sofa. Setelah memastikan bahwa suhu susu yang dia buat tepat. Darren memberikan dot itu pada bayinya dan dilahapnya dot itu dengan buas.

Darren menimang anaknya dengan hati-hati.

"Yah walaupun merepotkan, tetap saja dia anakku. Dan ya, dia terasa nyaman di pelukanku. Andai saja ada dia disini." Darren mengamati anaknya baik-baik. Tampak sangat mirip dengannya waktu kecil.

Perasaan bahagia yang entah datang darimana menyerang hati Darren. Seperti inikah rasanya menjadi seorang ayah?

•» Next 1.0 jika tidak ingin melihat bacotan.

DONT COPY PASTE!❌

Aku usahain

1 chap per Minggu

Oi oi

Ya ada apa? Jatuh cinta pada Darren? Enggak kok Bentar lagi kalian jatuh cinta pada Darren nya. Cuma mau bilang. Happy reading 😘😘😘

Dan ya semoga suka.

Kalau ada yang berpikir: Udah bikin 3 cerita, dasar nggak konsisten.

Well, sebenarnya untuk 2 cerita lain aku itu sudah ada tabungan :')

#RomanceProjects
.
Sedikit Promosi:

#HumorProjects: Tawuran Banci

#FanFicProjects: Western Roleplayer

Sekian

My Lovely Baby sitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang