"Hei, namamu Gisel kan. Terimakasih akhirnya kakak pertama kami menikah dan punya anak. Kukira dia masih sering main wanita." Wanita disamping Jenet berbicara seraya mendekati Gisel.
Gisel menatap orang itu sebentar. Kemudian berganti menatap Darius."Ah iya, aku juga melihatnya,"batin Gisel.
"Perkenalkan aku Jessica, kakak Jenet, Jovie, dan Jim." Jessica menarik telapak tangan Gisel dan bersalaman dengan Gisel.
"Ah ya, Aku Gisel." Gisel menarik tangannya dirasa sudah terlalu lama bersalaman.
"Aku hanya ingin kau tahu, besok ada pesta kecil-kecilan untuk merayakan cucu pertama di keluarga ini. Aku harap kau, Darren, dan Darius bersiap-siap dan lakukan yang terbaik." Jessica menatap Gisel penuh binar. Tampak begitu bahagia, dan terlihat sekali jika Jessica adalah orang yang sangat aktif dan mudah akrab.
"Kau bisa gunakan kesempatan ini untuk lebih mengenal keluarga ini, kau tahu kadang aku juga pusing dalam keluarga besar seperti ini." Jessica melanjutkan ucapannya.
"Kau berlebihan. Untuk apa pesta segala, cukup kalian tahu saja. Lagipula aku juga tidak akan berlama-lama disini." Darren bicara, menyela sebentar Jessica yang sudah membuka mulut hendak bicara lagi.
"Ini hanya pool party, right?" Jenet membuka suara.
"Kalian gila? Merayakan lahirnya bayi dengan pool party? Bunuh aku sekarang juga." Darren menjawab sinis.
"Diamlah kau, tak usah banyak berkomentar." Jessica mengerucutkan bibir, kemudian menatap Gisel."Kau sedikit pendiam ya, tapi tidak apalah. Mumpung besok weekend, dan bolehkah Darius tidur denganku malam ini?"
"Tidak. Tidak akan pernah." Darren meletakkan Darius yang sudah tertidur di ranjang."Dia sudah memakai popok, tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Darren menyentuh pundak Gisel.
"Ah iya. Aku tadi lupa mengeceknya." Gisel menjawab Darren.
"Just keep breathin' and breathin' and breathin'and breathin'." Suara sumbang seorang laki-laki terdengar di telinga Gisel.
"Diamlah Xe, suaramu jelek. Sejelek mukamu." Kripton menegur Xenon.
"Kalau aku jelek, kau juga jelek. Dasar bodoh." Xenon tidak terima dengan perkataan Kripton.
"Kalian berdua diamlah. Aku tau aku yang paling tampan disini." Radon melerai dan dihadiahi sorakan oleh Kripton dan Xenon.
"Hai Dear!" sapa Xenon begitu sampai di ambang pintu. Kemudian berlari dan menerjang tubuh besar Darren.
"Kau hentikan. Xenon!" Darren berusaha menyingkirkan Xenon dari atas tubuhnya. Setelah berhasil Darren buru-buru duduk di sofa. Diikuti Kripton, Radon, Xenon. Sementara Jessica dan Jenet naik ke atas ranjang. Memerhatikan Darius yang tengah tertidur.
"Kau kecilkan suaramu. Darius sudah tidur." Darren menegur Xenon.
"Kau benar-benar sudah tobat dear?" Xenon bertanya seolah-olah kecewa.
"Akhir-akhir ini Xenon merasa dia tidak punya teman lagi untuk diajak ke club. Katanya Ted tidak terlalu asyik diajak ke club." Radon menjelaskan kemudian menubruk tubuh Xenon, memiting kepala Xenon. Dan melepaskannya ketika Xenon sudah merintih kesakitan.
"Ted akan langsung pergi setelah mengantarku ke club. Kau tidak tahu bagaimana rasanya menjadi anak ayam hilang di club." Xenon menjelaskan.
"Kau sudah 23 tahun. Harusnya kau sudah berpikir sedikit dewasa, tidak seperti Jim yang baru 15 tahun. Atau Jovie yang baru belajar mengemudi mobil." Kripton menengahi, tampaknya suka sekali menyisipkan kalimat ejekan untuk Xenon dalam perkataanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Baby sitter
Romance21+ Bagi yang ingin diperingatkan. Carilah bacaan dengan bijak OK? Darren sudah berkali-kali melakukan yang namanya ONS-alias One Night Stand. Darren bahkan tidak ingat wajah-wajah wanita yang pernah ia tiduri. Hanya saja, pada suatu pagi yang buruk...