Dekat

35 3 3
                                    

Sebentar. Aku hanya ingin melupakanmu walau sebentar. Semenit pun tak apa. Yang penting aku berhasil melupakan.
~~~

Elsyah berjalan gontai ke kelasnya. Ya ini masih sangat pagi  karena ini hari jadwalnya untuk piket. Ia segera mengambil sapu, membersihkan kolong meja dan sebagainya. Hari masih pagi,namun ia telah basah oleh keringat.

Bruakkk

"Auwww" pekik mereka bersamaan.

Seseorang menabrak Elsyah yang tengah membuang sampah, Elsyah sedikit kesakitan di dahinya karena berbenturan dengan hidung orang itu. Tubuh kekar dan sedikit tinggi 10 inci dari Elsyah. Bara.

"Lo nggak papa?" Tanya Bara dan Elsyah hanya mengangguk.

"Beneran?" Lanjut Bara lagi. Dan kali ini ia memegang kepala Elsyah yang reflek Elsyah menatap matanya. Mata mereka bertemu,tatapan teduh Bara membuat keadaan canggung.

"Ck, gaya Lo kuno." Cibir seseorang di belakang mereka. Siapa lagi.Damaroman zoryyie.

Bara segera melepaskan kedua tangannya dari wajah Elsyah.

"Ck. Gaya Lo juga sok cool. Diperjuangin eh malah sama yang lain. Tolol." Kata Bara membuat Roman kesal.

"Gw nggak mau berantem sama Lo gara-gara tuh cewek. Dengerin. Kagak guna. Yah bagus deh ada orang yang mau sama dia,jadi nggak harus ngejar-ngejar gw lagi." Sahut Roman memasuki kelas. Kini hati Elsyah sudah benar benar tak berbentuk bahkan sudah hangus tak terbekas lagi debu maupun asapnya. Sudah terlanjur hilang.

"Nggak usah di dengerin tuh cowok brengsek. Udah ayo masuk." Bujuk Bara menghibur. Tapi kata-kata Roman benar-benar menusuk dan terus mengiang-ngiang di otaknya.

####

Tet....tet.....tet.....

Bel istirahat berbunyi.

"Kuy kantin!" Teriak Aurel pada Elsyah yang tengah tertidur di meja.

"Woy nyet!. Kantin yuk. Laper gw." Rengek Aurel menghentak hentakan kakinya.

"AHHHRRRRGGGGG. Bacot lu njing. Diem Napa. Ah ganggu mood gw tau gak. Stupid girl!!" Teriak Elsyah mengebrak meja. Untung kelas sudah sepi karena ke kantin semua. Jika tidak sudah heboh nih kelas.

"Nggak usah marah-marah Napa nyet. Fine,gw ke kantin sendiri. Beliin apa?" Tanya Aurel sewot.

"Bacot. Pergi!" Ucap Elsyah kembali tertunduk.

Aurel berjalan keluar kelas sambil mengomel."dumb!!" Pekiknya dalam hati.

Mood Elsyah kali ini benar-benar hancur. Pertama,ia melihat Roman dengan Yolia kemarin. Lalu kedua, Roman melihat Elsyah di pegang kepalanya sama Bara. Dan yang ketiga,Roman mengatakan bahwa perjuangan Elsyah tak berguna.

"Ahhhhh benci benci benci gueee.....!" Sebal Elsyah di dalam kelas sendiri.

"Aduh. Laper gue. Kantin deh." Ucap Elsyah berubah mood. Elah Mak tadi di ajak Aurel nggak mau. Ini main nyelonong aja :v.

Saat Elsyah akan keluar kelas pintu yang tertutup,tiba-tiba terbuka dan

Bruakkk

Jidat Elsyah mengeluarkan darah karena terkena pinggiran pintu. Dan orang yang mendorong pintunya adalah Damaroman zoryyie.

"Anjing..!" Umpat Elsyah keras memegangi jidatnya yang memar.

"Oh. Sorry berdarah tuh." Ucap Roman cemas. Cueknya juga ada cemasnya ya :v.

"Ah elo.... Jidat gue emakkkk.." tangis Elsyah pecah. Maklumi lagi ya dia emang cengeng.

"Nih, beli plester Sono." Kata Roman memberi uang pada Elsyah. Sungguh tega kau bang!.

"Ogah!!" Teriak Elsyah histeris.

"Lo tanggung jawab!" Kata Elsyah menyeret Roman ke ruang BK.

"Woy. Mau ngapain." Pekik Roman mencoba menyamai langkah Elsyah yang sudah marah.

"Tanggung jawab budek!" Umpat Elsyah benar-benar kesal pada gebetannya ini.

"Bu Sulis .....!!" Rengek Elsyah duduk di depan Bu Sulis,di ikuti Roman dengan tampang memuakan.

"Ada apa Elsyah,kenapa jidat kamu?" Tanya bu. Sulis memberi obat merah.

"Nanti aja Bu obat merahnya. SAYA SEDANG MUAK DAN INGIN MENGAJUKAN SEBUAH TUNTUTAN UNTUK ORANG INI COWOK INI BERTANGGUNG JAWAB DENGAN HUKUMAN SETIMPAL DENGAN APA YANG TERJADI PADA JIDAT SAYA YANG CANTIK DAN MULUS INI."  Cerocos Elsyah 350km/jam.

"Sebentar Elsyah ini masalahnya apa?" Tanya Bu Sulis menggelengkan kepalanya.

"Suruh dia yang ngomong buk." Jawab Elsyah manyun.

Bu. Sulis menatap Roman. Roman memamerkan muka watadosnya karena bingung.

"Apa buk?" Tanya Roman dengan muka datar.

"Haduh. Ya kamu ceritakan kenapa Elsyah bisa memar seperti itu." Jawab Bu. Sulis frustasi.

"Oh. Itu bukan salah saya buk. Jadi gini-"

"Itu salah dia buk. Kan tadi saya pengen ke kantin karena laper. Nah pas saya jalan keluar sih Roman mendorong pintu pas mengenai saya yang sedang berjalan." Potong Elsyah masih dengan kecepatan 360km/ jam dan cempreng.

"Itu kecelakaan buk. Siapa suruh pintu pas istirahat di tutup. Dan salahkan dia karena saya ingin masuk dia ingin keluar kelas. Juga salahkan pintunya karena pintunya membuka ke dalam bukan keluar." Cerewet Roman.

Elsyah tersenyum. Baru kali ini ia melihat Roman berbicara sebanyak itu.

"Ya udah hukumannya kamu obat i  lukanya pantau sampai dia benar-benar sembuh." Terang bu. Sulis membuat mereka berdua melongo.

"Oke. Ayo Roman ke UKS. Obati luka gue. Sekalian luka di hati." Kata Elsyah menyeret tangan Roman lagi.

"Permisi Bu. Sulis. Assalamualaikum." Pamit Elsyah meninggalkan ruang BK.

Di perjalanan banyak para siswa yang memandang mereka berdua. Mulai dari cibiran,hinaan,kagum,dan ada juga yang mengira bahwa mereka sudah jadian.

"Lepas. Tuh banyak yang ngomongin kita." Lirih Roman kesal.

"Biarin." Jawab Elsyah. Sebenarnya dia malah senang karena bisa menggandeng tangan Roman lama.

Tak ada jawaban dari Roman. Baguslah.

####

Like and comment 😘





WISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang