SEBUAH CERITA

15 1 0
                                    

Sekali lagi aku terdiam oleh kerinduan yang menerpa sehingga aku harus terjungkal di lautan keheningan tanpa sebuah pelukan.
Sekali lagi aku terus di banjiri keraguan dan ketidakpastian yang membuat aku selalu saja menangis dengan isakan begitu pilu.
Sekali lagi aku tertampar dengan pertanyaan dan pernyataan yang aku sendiri tak tahu dan mengerti apa yang harus aku jawab dan lakukan.

° ____________ °

Pukul 18.45, Chandra tiba di rumah Elsyah. Mengetuk pintu beberapa kali dan muncullah perempuan yang ia yakini adalah ibu Elsyah.

"Assalamualaikum Tante." Sapa Chandra mencium punggung tangan Deria ibu Elsyah.

"Waalaikumsalam, Chandra ya? Wah udah lama gak main. Apa kabar kamu? Sekarang sekolah dimana?" Ucap Deria ramah karena sudah mengetahui bahwa Chandra adalah mantan Elsyah.

"Hehe baik Tante. Sekarang Chandra pindah sekolah dan satu kelas sama Elsyah. Hm Elsyah nya ada? Tadi ada janji mau keluar sebentar."

"Oh iya? Kog Elsyah gak bilang sama tante kalo kamu satu kelas."

"Mungkin Elsyah lupa Tante hehe."

Deria tersenyum. "Yaudah sebentar ya tente panggilkan dulu." Chandra mengangguk.

Sementara di kamar, Elsyah nampak rebahan dan melihat foto-foto Roman yang tidak sengaja dapat dari Ig ataupun ia memotretnya diam-diam. Dasar jomblo tong_-. Elsyah tidak sedih lagi sekarang. Ia masih sayang Roman walau tadi dia udah kasar. Suara ketukan pintu mengganggu kegiatannya.

"Elsyah! Itu Chandra udah di luar! Katanya kamu ada janji sama dia! Cepet siap-siap!" Teriak Deria karena Elsyah tak kunjung membuka pintu. Elsyah nampak geram.

"Apa ma?! Nggak! Elsyah gak ada janji apapun sama dia! Udah suruh pergi aja!." Teriak Elsyah sangat malas.

"Ihh bukain dulu pintunya." Dengan langkah gontai ia membuka pintu kamarnya.

"Maaaa gak mauu Elsyah capek."

"Kasian udah kesini jauh-jauh,udah sana siap-siap."

"Tapi ma-"

Brakk

Deria menutup pintu kamar Elsyah. "Ishhh mamaaaaa."

Mau tak mau Elsyah harus pergi. Ia memakai sweater marron panjang menutupi sampai leher,celana jeans sobek bagian lutut, sneakers putih,tas kecil,rambut terurai, sedikit bedak dan polesan lib tint. Selesai. Ia keluar dan berpamitan kepada mamanya.

"Gue bilang gak mau tetep ngeyel ke sini babi." Sarkas Elsyah tidak terima.

Chandra melihat Elsyah dan tersenyum. "Masih cantik dan simpel kaya dulu. Udah yuk naik." Chandra menarik tangan Elsyah dan Elsyah sudah duduk manis di jok belakang.

"Dasar kambing sukanya maksa." Chandra tak menggubris. Ia membawa motor dengan kecepatan rata-rata.

Sampainya di sebuah cafe ia membawa Elsyah ke salah satu tempat yang diduduki seorang gadis. Elsyah menyipitkan matanya dan menghempaskan tangan Chandra yang menggandengnya. Mereka berhenti berjalan.

"Maksut Lo apa?! Mau ngajak gue kesini cuma buat ngeliatin kalian pacaran huh?!." Elsyah akan beranjak pergi tapi sebuah suara menghentikan niatnya.

"Lo gak akan pernah tau apa yang terjadi kalo lo aja gak mau denger penjelasan gue sya!" Elsyah memejamkan matanya dan berjalan menuju tempat duduk tersebut.

Mereka saling diam belum ada yang memulai pembicaraan, Elsyah nampak jengah. "Woy! Jadi siapa yang mau ngomong. Cepetan gue gak ada waktu bangke."

"Jadi-" ucapan gadis tersebut terpotong karena Elsyah lagi-lagi bersuara.

"Ouhh jadi nona Yolia yang mau menerangkan?. Lo tuh cewek ganjen apa lonte? Udah punya Chandra masih ngedeketin Roman." Ya gadis tadi adalah Yolia.

"Diem dulu napa sya. Dia mau ngomong." Elsyah menatap malas keduanya.

"Jadi ini semua salah paham kau tau? Kita gak pacaran,kita saudara."

Elsyah meremehkan penjelasan Yolia. "Alasan yang bagus nona Yolia." Elsyah bertepuk tangan.

"Kita saudaraan sya. Beda orang tua. Waktu itu umur kita masih 8 tahun,saat itu gue gak punya mama karena sebuah kecelakaan." Chandra menghembuskan nafas sebentar dan kembali melanjutkan kalimatnya.

"Terus tanpa sengaja papa gue ketemu sama mamanya Yolia yang kebetulan lagi papanya Yolia pergi meninggalkan mereka saat Yolia masih dalam kandungan. Lalu mereka menikah dan sekarang kita sodaraan." Penjelasan Chandra masih di cerna Elsyah. Elsyah juga bodoh tidak mencari tau yang sebenarnya dan langsung percaya.

"Terus kenapa kata Bara kalian berdua mersa-mesraan kaya orang pacaran?"

"Ya kita emng gitu. Suka nonton bareng,makan bareng,kalo lagi gabut di rumah kita suka main game bareng. Jalan-jalan kalo libur pokoknya udah kaya pacaran ya kan bro? Ehhh gak jadi deh,yakali gue pacaran sama anak curut kaya Lo. Yang ada Lo jadi babu gue malah cocok Haha" Yolia tertawa sambil memukul dan mencubit lengan dan pundak Chandra.

"Lo nih apa-apaan sakit goblok." Chandra menepis tangan Yolia.

"Lo kalo ketawa gak harus nabokin orang bisa gak sih? Tangan gue lebam-lebam kena tonjok sama Lo. Cewek sadis." Elsyah tersenyum dengan tingkah mereka berdua yang tampak lucu menurutnya.

"Baku hantam Sono di luar. Jangan disini kasian gue kalo liat kalian bacok-bacokan."

Mereka kembali diam. "Jadi sebenernya Roman yang ngedeketin gue sya. Gue gak suka sama Roman,dia yang suka sama gue." Elsyah ber oh ria dan memaksakan senyum.

Jadi roman menyukai Yolia Els:). "Terus kenapa bara nuduh kalian?"

"Mungkin dia pengen ngehancurin hubungan gue sama Lo."

"Kenapa?" Elsyah masih nampak bingung.

"Gak tau juga. Oh iya lu suka sama Roman emang?" Chandra berharap.

"Iya. Hmm yaudah deh. Makasih atas sebuah ceritanya. Jadi kita gak ada salah paham lagi. Yaudah yuk pulang."

Tapi Chandra menatap lekat manik Elsyah lalu membuang muka ke samping. "Bukan ini yang gue mau sya." Suaranya melirih.

"Gue pengennya setelah kita ngomong gini Lo bakal balik lagi ke gue,bakal jadi milik gue lagi. Kita bakal bareng-bareng lagi kaya dulu." Chandra kembali melihat manik mata Elsyah dalam.

"Tapi gue salah,semua itu cuma angan,lo tau? Gue cuma ngimpi doang. Nyatanya elo cepet banget bisa ngelupain gue. Sekarang Lo punya nama baru di hati Lo. Sementara gue udah Lo buang entah kemana. Seandainya salah paham ini gak ada. Kita masih bisa bareng-bareng."

Elsyah nampak tidak tega dengan Chandra,tapi mau gimana lagi. Roman sekarang yang ada di jiwanya. "Takdir itu nyata ndraa. Mungkin Lo bisa merjuangin cewek lain dan itu bukan gue. Lo bisa bahagia dan seneng bareng sama dia tanpa gue. Lo harus percaya bahwa Lo bisa tanpa gue di sisi Lo sekarang. Gue yakin nantinya ada seseorang yang tepat." Elsyah mengelus pundak tangan Chandra.

Chandra tersenyum singkat. "Iya gue ngerti. Yaudah balik yok. Udah malem. Yolia kita duluan." Chandra menyeret Elsyah.

"Ehhh yaudah Yo gue duluan!" Teriak Elsyah yang sudah menjauh. Yolia mengangguk.



WISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang